43. M.P.B. Failed Surprise.

9.1K 544 130
                                    

"Assalamualaikum."

Mengabaikan ucapan salam, Indra yang sedari tadi duduk bersandar di sofa ruang tamu dengan wajah ditekuk, berdiri dari duduknya, berjalan malas menuju pintu utama.

Pintu terbuka, menampilkan Raffi yang nyengir tanpa dosa saat melihat wajah keki level sepuluh milik cowok itu.

"Ck, masih hidup lo." Indra mencibir, melihat wajah Raffi yang membuatnya ingin memakan cowok itu hidup-hidup. "Gue pikir udah mati."

Raffi terkekeh. "Sorry, Bro. Gue telat dikit."

Indra membelalak selagi Raffi memasang wajah innocentnya. "Dua jam, lo bilang dikit?" tanya Indra berapi-api. Wajahnya memerah menahan rasa kesal yang hampir naik ke ubun-ubun.

"Hehe ... iya, sorry. Macet, Ndra," sahut Raffi konsisten dengan cengiran bodoh andalannya, membuat Indra memutar bola matanya jengah.

"Tengah malam gini, mana ada jalan raya macet. Lo pikir gue bodoh."

"Seriusan macet tadi, Ndra?"

Indra berdecak, "Alesan," sergah Indra ketus, matanya mendelik tajam ke arah Raffi. "Jam segini macet di mana, hah?"

"Hehe ... macet di kamar gue," jawab Raffi seraya cengar-cengir tidak jelas, dan sukses membuat Indra ingin menabok pipi cowok itu dengan pantat panci milik emaknya saat itu juga.

"Yang lain udah siap 'kan? Ayo kita berangkat."

"Nggak jadi. Udah, lo balik aja sono!"

"Ishh, dedek Indri mah gitu, suka ambekan (marah). Gemes, deh," goda Raffi, tangannya bergerak mencolek-colek dagu Indra dengan mesra.

Indra berdecih, "najis lo!" cibirnya lagi sembari menepis tangan Raffi dengan kasar.

Raffi kembali terkekeh geli melihat Indra yang semakin naik darah. Dengan tidak tau dirinya, ia berjalan masuk, mendahului Indra yang masih mencak-mencak tidak karuan.

Dasar nggak tau diri, di usir malah nyelonong masuk!

***

Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari, Willy, Tatang, Raffi, Indra beserta kedua adik kembarnya kini sudah berdiri di dalam lift apartment milik Alka.

Rencananya malam ini, mereka berniat memberikan kejutan ulang tahun kepada Alka tepat di pergantian malam. Namun sayang, rencana itu gagal karena Raffi yang terlambat datang.

"Will, akses buat masuk ke apartemen udah lo urus?" tanya Raffi.

Willy yang sedang asik memainkan ponsel pintarnya hanya menggumam sebagai jawaban.

Tink!  Pintu lift terbuka, ke enamnya segera bergegas keluar dan berjalan menuju apartemen Alka berada. Willy yang sebelumnya sudah mendapat password apartemen Alka dari Reyhan, segera memasukan delapan digit kombinasi nomor tersebut dengan mudah.

Dalam hitungan detik, pintu seketika terbuka dengan sempurna, menampilkan ruang tamu dalam keadaan gelap gulita.

"Ayo masuk," bisik Tatang seraya berjalan mengendap-endap diikuti Raffi, Willy, Indra dan duo kembar di belakangnya.

"Kamar Alka sebelah kanan, ya?" tanya Tatang masih dengan suara yang berbisik-bisik. Cowok itu sedikit ragu, takut salah masuk ke dalam kamar Lovika.

"Iya," sahut Willy dengan suara yang tak kalah pelan.

"Awas salah masuk!" Indra memperingatkan, ia takut kejutan ulang tahun yang direncanakannya berantakan hanya karena masuk ke dalam kamar yang salah. Tidak ingin mengulang insiden salah paham yang pernah dilakukan istri sahabatnya saat itu, pikirnya.

My Protective Brownies (16+) Completed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang