17. M. P. B. Perasaan Asing.

7.5K 461 90
                                    

Baca dulu part 16 nya ya guys. Hari ini aku double up.

"Aku ... aku ... mau kita putus."

Hening. Tak ada jawaban.

"Rey, ka--mu denger aku 'kan?"

Lovika mulai resah ketika tak kunjung mendapat jawaban dari kekasihnya.

"Halo, Rey. Halo ... kamu denger aku 'kan?"

"Iya, halo. Maaf, Bee. Di sini sinyalnya jelek jadi suara kamu putus-putus. Kamu bilang apa barusan? Maaf aku nggak denger."

Lovika menghela napasnya dalam, sepertinya lebih baik membicarakan masalahnya secara langsung daripada melalui telepon.

"Nggak jadi, nanti aku ngomong pas kita ketemu aja."

"Yakin?"

" Iya."

"Yaudah, terserah kamu. Aku sih gimana baiknya aja. Aku lanjut kerja dulu ya, nanti kutelepon lagi. Love you, Bee. Assalamualaikum."

Sesaat Lovika diam, hatinya ragu menjawab ucapan cinta dari kekasihnya. "Waalaikumsalam." Akhirnya hanya balasan salam yang keluar dari mulutnya dan langsung memutuskan sambungan telepon.

***

"Al! Lo di mana?"

Lovika yang baru selesai membuat kudapan berjalan dengan semangat mencari keberadaan Alka, ia berniat meminta Alka mencicipi kue kering pertama buah karyanya.

Lovika melongokan kepalanya di sela-sela pintu kamar Alka yang sedikit terbuka. Ia tersenyum saat mendapati suami bocahnya sedang menelungkupkan tubuhnya di atas karpet bulu dengan banyak buku-buku di sekitarnya.

"Al, ngapain?"

Alka tersenyum. "Gue lagi belajar, besok 'kan gue udah mulai UN."

"Oh, gitu." Lovika diam, ia ragu untuk melanjutkan rencananya. Takut mengganggu konsentrasi belajar Alka pikirnya.

"Ngapain berdiri di situ, Vik? Sini masuk!"

"Eh, emang gue nggak ganggu ya?"

Alka tertawa renyah. "Kayak ke siapa aja lo. Udah sini masuk, ngak apa-apa."

Lovika menganguk, lantas mendorong pintu untuk melangkahkan kakinya menghampiri Alka.

"Ada apa?" tanya Alka setelah bangkit dan mendudukan tubuhnya dengan nyaman.

"Barusan gue bikin nastar isi coklat dan kastangel." Lovika mengangsurkan sebuah piring kecil berisi kue kering ke hadapan Alka."Cobain deh, Al. Gue mau minta pendapat lo, soalnya ini pertama kali gue bikin kue kering."

"Woah, dari bentukannya, sIh, keliatannya enak, aromanya  juga harum," ucap Alka antusias seraya mengulurkan tangannya mencomot kue nastar di hadapannya. "Gue coba ya?"

Lovika menganguk. Wajahnya terlihat harap-harap cemas selagi Alka mengunyah kue nastar di dalam mulutnya.

"Gimana, Al?" Lovika penasaran. "Enak?"

"Enak sih, tapi ...."

"Tapi apa?" Lovika nampak waswas.

"Tapi ... kemanisan. Gak baik buat kesehatan, gue takut diabetes, Vik."

Raut wajah Lovika berubah muram. "Yah, padahal tadi udah gue kurangin gulanya dari takaran yang tertera di resep."

"Tiap hari udah liat senyum lo yang manis, sih."

Lovika mendesis melihat Alka yang sedang mengulum senyumnya. "Ishh, Alka gue serius."

Alka terbahak, ia gemas melihat raut wajah istrinya yang sedang merajuk. "Enggak, gue becanda, Vik. Kuenya enak kok." Alka mencomot lagi satu kue kering dan memakannya dalam satu suapan.

My Protective Brownies (16+) Completed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang