44. M.P.B. Hari Bahagia.

11.2K 526 151
                                    

Persiapkan diri kalian, Guys. Part ini panjang banget ...😂😂😂

Indra, Tatang,  Willy dan Raffi hanya terdiam mendengar amukan dari sahabatnya. Keempatnya terduduk pasrah saat Alka menatap mereka tajam lengkap dengan umpatan keluar dari mulut cowok itu.

"Sorry, Al. Sumpah gue nggak bermaksud buruk. Gue cuma pengen bikin kejutan ulang tahun buat lo." Indra yang sedari tadi tenggelam dalam rasa bersalah, kini mulai menyeruakan isi hatinya.

"Gue nggak pernah kepikiran kalo lo lagi ...." Ucapan Indra menggantung, ia menggigit bibirnya gelisah, bingung harus menggunakan kata apa untuk melanjutkan perkataannya. "Maksud gue, gue taunya kalian punya kamar masing-masing. Makannya kita berani masuk kamar lo."

"Sorry, Al. Gue minta maaf," mohon Indra penuh penyesalan saat Alka melempar tatapan dingin ke arahnya.

Alka mendesah, ia  memang kesal dan marah, tapi jika harus jujur, ia tidak tega melihat wajah merana sahabat-sahabatnya.

"Gue tau maksud kalian baik, tapi cara kalian itu salah. Nggak seharusnya kalian masuk ke kamar orang tanpa izin, karena kamar adalah tempat yang paling privasi buat seseorang."

"Iya, Al. Kami minta maaf. Kami bener-bener menyesal," kata Willy. Cowok itu tampak sama merasa bersalahnya seperti Indra.

" Udah ya, Al. Jangan marah-marah terus," kata Lovika berusaha merayu suami bocahnya. Perempuan itu mendudukkan pantatnya di samping Alka. "Kamu nggak kasian apa liat Yara dan Yori yang ketakutan karena liat muka kamu yang angkernya udah ngalahin hantu pengabdi mantan."

Willy, Tatang, Indra dan juga Raffi  sebenarnya ingin tertawa mendengar candaan dari istri sahabatnya, tapi sekuat tenaga mereka berusaha menahannya. Takut sahabatnya itu mengamuk lagi.

"Tapi, Yang, mereka itu udah kelewatan. Gimanapun alasannya, masuk ke kamar orang tanpa izin itu salah."

"Iya, kamu bener, tapi satu hal yang nggak boleh kamu lupa bahwa  niat mereka itu baik. Mereka cuma pengen bikin birthday surprise buat kamu, cuma pengen bikin kamu bahagia."

Alka melengos, hatinya masih dongkol pada keempat sahabatnya itu. "Aku tau, Yang, tapi tetep aja mer---."

"Udah ya, Sayang, jangan marah-marah terus," kata Lovika seraya menangkup kedua pipi Alka dengan tangannya. Menatap dalam pada kedua bola mata Alka, dan seketika berhasil membuat cowok itu bungkam tak berkedip di tempatnya.

Tanpa bicara sepatah kata lagi, Alka langsung menganggukkan kepala begitu saja. Ia seakan tersihir oleh tatapan syahdu milik istrinya.  Ekspresi garangnya berasngsur pudar.

Lovika tersenyum dalam hati, ternyata menjinakkan suami bocahnya yang sedang dalam mode marah tak sesulit yang ia bayangkan. Hanya dengan satu kata 'sayang' yang diucapkan dengan mesra,  suaminya itu langsung menurut tanpa perlawanan.

Indra, Willy, Tatang dan Raffi yang menyaksikan hal itu seketika mengembuskan napasnya lega. Mereka sangat bersyukur Alka mempunyai istri yang baik hati seperti Lovika. Selalu menjadi dewi penyelamat di saat-saat genting seperti saat ini.

"Yara sama Yori bobo di kamar kak Vika aja, yuk!" ajak Lovika saat melihat duo kembar itu menguap dengan lebarnya.

"Kalau kita bobo di kamar Kakak, Kakak bobo di mana?"  Yori merasa tak enak hati.

Lovika tersenyum hangat. "Kakak nanti bobo di kamar bang Alka aja," jawab Lovika menenangkan, dan sukses membuat bibir Alka refleks melebarkan senyuman. Cowok itu terlihat semringah. Ia bersorak dalam hati, membayangkan sisa malam ini akan dihabiskannya dengan tidur nyenyak sambil memeluk istri seksinya.

My Protective Brownies (16+) Completed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang