6. M.P.B. Tatang Irama.

9.8K 611 150
                                    

Alka mengernyitkan kening saat merasakan kepalanya yang terasa pening, mengerjap-ngerjapkan mata untuk menajamkan penglihatannya yang sedikit mengabur.

Alka terdiam memandang langit-langit kamar, mencoba mengingat dan menyusun kembali potongan kejadian yang telah di alaminya. Sejurus kemudian mengerang frustrasi saat mengingat dirinya kehilangan kesadaran ketika berada di salon langganan Lovika. Ia mengumpat, mencibir, dan menyalahkan diri sendiri atas kejadian memalukan yang tengah menimpanya.

Alka terlonjak saat mendapati Lovika yang tengah tertidur dengan posisi duduk dan menyenderkan kepala pada headboard tepat di sampingnya.

Sejenak Alka tertegun melihat wajah polos tanpa make up milik Lovika terlihat begitu damai dalam tidurnya. Menatap wajah Lovika dalam, meneliti setiap inchi lekuk wajahnya, dan mencoba mengagumi sebentar saja ciptaan Tuhan yang terpahat sempurna bak bidadari yang turun dari kayangan itu.

Cantik.

Tanpa sadar Alka mengembangkan senyum. Tangannya kemudian terulur meraih bed cover dan menyelimuti tubuh Lovika yang saat itu hanya memakai kaos polos tanpa lengan dan hot pan sebagai bawahannya.

Melirik jam dinding yang menunjukan pukul dua dini hari, Alka turun dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, hendak melaksanakan salat isya yang belum sempat ditunaikan lantaran tertidur lama setelah tak sadarkan diri sebelumnya. Masih ada waktu pikirnya.

Usai melaksanakan salat, Alka langsung menuju dapur bermaksud memasak mi instan karena perutnya terasa keroncongan. Alka ingat, terakhir mengisi perutnya saat makan bersama Lovika tadi siang, dan itupun tidak habis karena keburu perang mulut dengan perempuan itu.

Setelah hampir sepuluh menit berkutat di dapur, akhirnya semangkuk mi instan lengkap dengan dua telur setengah matang, dan susu coklat hangat tersaji di hadapannya. Tanpa ba bi bu, Alka langsung menikmati mi instan seraya menonton televisi yang kebetulan menayangkan film horor kesukaannya.

Alka terlonjak kaget saat seseorang menyentuh pundaknya.

"Ish, gue pikir hantu."

Lovika hanya nyengir tanpa dosa, lantas mendudukkan pantatnya di atas sofa tepat di samping Alka.

"Ngapain duduk di sini? Tidur sana!" Alka bermaksud menghindar, takut-takut Lovika membahas kejadian memalukan yang tengah dialaminya tadi siang.

"Gue tidur di sini ya, Al?" rengeknya. "Gue nggak bisa tidur lagi kalau kebangun malam gini."

"Biasa juga lo tidur sendiri," balas Alka acuh tak acuh, ia berusaha terlihat santai melahap minya yang hampir habis, padahal jauh di dalam hati merasa waswas, walaupun tidak ada tanda-tanda Lovika akan membicarakannya.

Lovika mengerucutkan bibir. "Tapi 'kan biasanya gue nggak pernah kebangun malam gini, Al," keluhnya.

"Nggak usah manja deh, Vik. Udah, sana tidur!" balas Alka setelah meminum susu coklat sampai habis.

"Coba di rumah, gue bisa minta temenin Mommy 'kan," gerutunya sambil mendelik sebal pada Alka yang beranjak ke dapur hendak menaruh mangkuk dan gelas kotor.

"Pake tuh!"Alka menyerahkan bed cover bermotif abstrak pada Lovika yang langsung melebarkan senyuman di bibirnya.

"Makasih, Al," seru Lovika riang, lantas segera menyelimuti tubuhnya. Menyenderkan tubuh pada sandaran sofa, berusaha mencari posisi nyaman seraya memejamkan matanya.

Alka hanya mengangguk singkat sambil mendudukkan dirinya di samping Lovika dan kembali fokus menonton televisi.

Mengernyitkan kening, Alka merasa lucu melihat Lovika yang kini sudah tertidur dengan deru napasnya yang teratur hanya dalam waktu kurang dari lima menit saja.

My Protective Brownies (16+) Completed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang