"Al, ini aku buatin minuman sereal rasa coklat buat kamu." Nadhira mengangsurkan mug yang dipegangnya ke hadapan Alka.
"Tapi, Vika lagi bikin buat gue. Itu buat lo aja," tolak Alka dengan halus.
"Kamu minum aja ini, si Vika bikinnya rasa jahe. Kamu nggak suka rasa jahe 'kan, Al?" Nadhira tersenyum, lantas melirik Lovika yang sedang berdiri di ambang pintu.
"Nih, ambil, Al." Nadhira kembali mengangsurkan mug yang dipegangnya pada Alka, cewek itu menampakkan senyum termanisnya, berusaha menarik perhatian.
Alka tersenyum, tangannya terulur menyentuh mug yang berada di hadapannya.
"Makasih ya, Dhi ...," ucapnya, lantas mendorong mug kembali ke arah Nadhira.
"Gue emang suka rasa coklat, tapi minuman sereal rasa jahe yang dicampur rasa cinta kayaknya lebih anget kalau diminum pas cuaca dingin kayak gini, angetnya nggak cuma ke badan, tapi ke hati juga."
Alka menolehkan wajahnya, melemparkan senyuman seterang matahari yang selalu sukses membuat siapa saja terpesona saat melihatnya kepada Lovika yang sedari tadi hanya berdiri kikuk di ambang pintu.
Nadhira mendengkus melihat Lovika yang balas tersenyum hangat pada Alka. Cewek itu tak mampu berkata-kata lagi, sikap Alka sudah cukup telak menghujam jantung hatinya.
Dengan perasaan hancur yang selalu dijatuhkan berkali-kali oleh cowok yang hingga kini masih menjadi pemilik hatinya itu, Nadhira berjalan gontai meninggalkan Alka dan Lovika.
Jika bunuh diri tidak dibenci Tuhan mungkin Nadhira akan mencobanya saat ini juga. Agar rasa sakit tak kasat mata yang tertoreh di kalbunya saat ini bisa sirna dalam sekejap.
"Yang, ini buat gue?" tanya Alka sembari meraih mug yang berada di genggaman Lovika.
Lovika menganguk mengiyakan.
"Sumpah demi apa pun, Bang Alka keren banget. Tuh nenek lampir sampe mati kutu. So sweet, deh." Yara terlihat antusias. Matanya berbinar menyorotkan kekaguman pada Alka.
Alka yang sedang meminum sereal hanya terkekeh mendengar pujian dari salah satu adik sahabatnya itu.
"Heh, ngatain orang mulu, dosa lho," tegur Lovika mengingatkan anak SMA yang baru duduk di kelas 10 di hadapannya itu.
Yara nyengir. "Sekali doang, Kak."
"Bukannya udah tiga kali ya?"
Bukannya menjawab Yara justru kembali menampilkan cengiran bodohnya. Dan sekali lagi Alka terkekeh dibuatnya.
"Bang Alka tambah ganteng Kalo lagi ketawa gitu, tapi sayang udah sold out. Coba kalau belum udah aku tikung deh." Yara berkelakar membuat Lovika hanya menggelengkan kepalanya melihat Alka yang sudah tersenyum jemawa kearahnya karena mendapat pujian dari Yara.
"Emang Yara suka sama Abang?" Sifat jahil Alka mulai menyeruak ke permukaan.
Yara mengangguk polos.
"Mau jadi calonnya Abang?"
Yara menggeleng. "Enggak ah, Abang 'kan udah punya kak Lovika."
"Nggak apa-apa kalau Yara mau." Itu Lovika yang menimpali.
"Tuh, nggak apa-apa katanya. Mau nggak jadi calon Abang?"
Yara tersenyum malu-malu, cewek itu salah tingkah.
"Mau nggak?" Alka semakin asik menggoda Yara.
"Jadi apa? Pacar atau calon istri?"
Lovika mengulum senyumnya mendengar pertanyaan dari Yara yang terdengar mulai serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Brownies (16+) Completed.
Romance(Silakan follow dulu sebelum baca) Mencintai lalu menikah itu biasa, tapi menikah lalu mencintai itu luar biasa. Raditya Alkalifi Guciano. Kisah ini menceritakan tentang Alka si Brondong pecicilan yang harus menikah dengan perempuan yang tidak dici...