28. M.P.B. Pelet Cinta.

7.7K 473 112
                                    

Mencintai lalu menikah itu hal biasa, namun menikah lalu mencintai, itu baru luar biasa.

Raditya Alkhalifi Guciano.

Tepat pukul setengah enam pagi Alka mengakhiri bacaan Al-Quran-nya. Ia bergegas menuju dapur, perutnya yang terasa keroncongan menjadi alasan utama cowok itu harus menginjakan kakinya di dapur sepagi ini.

"Lho, tumben dapur masih gelap," gumam Alka, tangannya bergerak memencet saklar lampu untuk menyalakannya.

"Apa Lovika belum bangun?" Alka bermonolog,  kepalanya celingukan, mencari keberadaan istrinya.

Alka berbalik, berjalan cepat menuju kamar Lovika. Alangkah terkejutnya cowok itu saat mendapati Lovika tertidur di atas sajadah lengkap dengan mukena yang masih melekat di tubuhnya.

Alka berjalan mendekat, lalu berjongkok di hadapan Lovika yang sedang tertidur pulas.

"Dasar pelor," cibirnya lantas terkekeh, "di atas lantai aja bisa tidur senyenyak ini."

Alka memandangi wajah perempuan yang sangat dicintainya itu dengan perasaan syahdu, tangannya bergerak membelai pipi Lovika dengan lembut. Darahnya berdesir saat menatap wajah cantik Lovika yang terbalut mukena dengan anggun, bahkan Alka merasa Lovika terlihat 10 kali lipat lebih cantik saat rambutnya tertutup sempurna oleh mukena.

Ah, andai Lovika mau memakai hijab. Alka yakin pasti kecantikan perempuan di hadapannya ini akan bertambah berkali-kali lipat. Semoga saja Allah akan segera mengirimkan hidayah untuk istrinya agar hatinya cepat tergerak untuk segera menutup auratnya dengan sukarela.

Puas memandangi wajah Lovika, Alka bergegas mengangkat tubuh lovika dan membaringkannya di atas tempat tidur. Ditariknya bed cover berwarna merah muda untuk menyelimuti tubuh Lovika sampai ke dada.

Alka membungkukkan badannya, mencium kening Lovika dengan mesra, kemudian mematikan lampu kamar dan beranjak menuju dapur. Rencananya hari ini Alka ingin membuat kejutan kecil untuk perempuan kesayangannya, ia ingin memasak sarapan pagi untuk Lovika, dan nasi goreng menjadi menu pilihannya saat ini.

Yah, menu yang sederhana memang, tapi apa boleh buat Alka bukan laki-laki yang pandai memasak, hanya nasi goreng, menu makanan yang bisa ia masak dengan hasil rasa yang cukup lumayan untuk di nikmati.

***

Lovika menggeliat, meregangkan seluruh otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Ia menguap, lantas diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi. Entahlah, semenjak kepulangannya dari acara camping kemarin Lovika jadi pelor, asal nempel langsung molor.

Bahkan saking pelor-nya, ia sampai tidak ingat kenapa bisa ia tertidur dengan memakai mukena  yang masih lengkap.

Lovika turun dari tempat tidurnya, membuka mukena dan melipatnya, lantas bergegas menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan menggosok gigi.

"Pagi, Al," sapa Lovika, perempuan itu nampak lebih segar usai mencuci wajahnya.

Alka yang sedang memindahkan nasi goreng ke dalam piring menolehkan wajahnya sebentar. "Pagi juga, Yang," sapanya seraya menyunggingkan senyuman seterang matahari miliknya.

"Wangi banget, masak apa?"

"Nasi goreng."

Alka berjalan menghampiri Lovika yang sedang meminum air putih di atas meja makan dengan membawa dua piring nasi goreng di tangannya.

"Cobain deh, ini gue bikin spesial buat lo," seru Alka semangat seraya menaruh sepiring nasi goreng di hadapan Lovika dan sepiring lagi di hadapannya.

My Protective Brownies (16+) Completed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang