16. M.P. B. Permintaan Putus

7.7K 494 98
                                    

"Yang!"

Alka mengetuk pintu kamar Lovika. "Lo lagi ngapain? Buka pintunya dong," pintanya sedikit manja yang berarti ada maunya.

"Yang, buka dong. Lo masih ngambek ya?" Alka terus menggedor pintu kamar Lovika, ia tak mau menyerah. Lovika yang merasa terganggu, akhirnya mengalah. Dengan malas perempuan itu bangkit dari tempat tidurnya, berjalan gontai lantas membuka pintu dengan perasaan kesal di dalam hatinya.

"Apa?" tanyanya galak.

Alka hanya menampilkan cengiran bodohnya selagi Lovika mendelik sinis kepadanya.

"Siap-siap gih, Yang. Gue mau ajak lo pergi."

"Gue nggak mau." Lovika masih ketus.

"Yakin nggak mau?" Alka melemparkan tatapan menggoda. "Katanya kemarin mau tau dari mana gue dapet duit buat nafkahin istri gue."

"Ngapain harus pake pergi segala, sih? Kenapa nggak ngomong aja langsung."

"Terserah, kalau lo nggak mau juga nggak apa-apa." Alka mulai menampakkan wajah tengilnya. 
Lovika mendengkus. "Iya iya, gue ganti baju dulu," jawabnya pasrah.

"Yang, jangan pake baju kurang bahan ya."

Lovika memutar bola matanya malas.

"Jangan pake baju yang belum dijahit juga."

Lovika mendelik sebal.

"Jangan yang ketat, yang longgaran dikit aja. Kalau bisa, sih, yang panjang-panjang."

Lovika mulai geram. "Sekalian aja lo suruh gue pake gamis," sahutnya cepat dengan tampang galak, lantas membanting pintu dengan kasar.

Alka hanya terkekeh merasa gemas dengan tingkah istrinya yang kadang suka ngambekan.

***

"Al, kok lo ajak gue ke sini?"

Lovika terheran-heran saat Alka menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah sederhana namun berukuran cukup luas.

"Masuk aja dulu, yuk!" Alka meraih tangan Lovika dan menuntunnya.

Lovika tak membantah, rasa penasaran yang cukup besar membuatnya pasrah mengikuti ucapan Alka.

Keduanya berjalan beriiringan melewati pintu masuk. Laki-laki dan perempuan duduk berjejer di depan sebuah mesin yang Lovika yakini adalah sebuah mesin jahit. Mungkin jika dihitung jumlahnya mencapai 20 orang. Mereka sedang sibuk melakukan pekerjaannya dengan telaten di iringi dengan suara deru mesin yang sedang di operasikan adalah pemandangan pertama yang Lovika lihat saat sampai di dalam rumah tersebut.

Mereka tersenyum dan mengangguk ramah saat mengetahui kedatangan Alka dan Lovika yang tentu saja langsung dibalas tak kalah ramah oleh keduanya. Setelah berbasa-basi dengan orang-orang di ruangan itu, Alka lantas membawa Lovika berjalan memasuki sebuah ruangan yang di atas pintunya bertuliskan 'cutting room'.

Lagi-lagi Alka dan Lovika membalas sapaan enam laki-laki yang berada di ruangan tersebut dengan sangat ramah. Lovika hanya memperhatikan keenam lelaki yang sedang melakukan pekerjaannya dengan terampil selagi Alka mengobrol dengan salah satu di antara mereka yang lovika yakini adalah leader di bagian itu.

Setelah hampir seperempat jam mengobrol,  Alka mengajak Lovika kembali berjalan memasuki sebuah ruangan di mana Lovika melihat ibu-ibu berjumlah 10 orang berada di ruangan itu. Tiga orang terlihat memegang gunting, membuang benang sisa jahitan yang masih panjang menjuntai. Tiga orang terlihat sedang menyetrika baju dan sisanya bertugas me-packing baju.

Setelah menyapa dan berbasa-basi dengan ibu-ibu di sana, Alka kembali menuntun Lovika memasuki sebuah ruangan cukup besar yang menyimpan banyak tumpukan baju yang telah dilipat dan dikemas dengan rapi. Jumlahnya sangat banyak, mungkin ratusan lusin.

My Protective Brownies (16+) Completed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang