27. M.P.B Malaikat Tak Bersayap.

7K 481 96
                                    

Biarkanlah jika mulmed hanya nyambung dengan judulnya saja ...😁😁

Alka dan teman-temannya tersenyum melihat Nadhira yang tertidur dengan posisi duduk di atas sebuah bangku di samping ranjang Willy. Kepalanya menyandar di atas dada Willy, dan tangan keduanya bergenggaman dengan erat.

Semuanya saling berpandangan dengan senyuman terkulum di bibir masing-masing.

"Oh My God! So sweet!" pekik Yara tertahan, yang langsung mendapat pelototan tajam dari saudari kembarnya.

"Sst! Jangan berisik," tegur Yori dengan menempelkan telunjuknya di atas bibir mengisyaratkan agar adiknya itu segera diam, "nanti mereka bangun."

Yara nyengir tanpa dosa. "Hehe ... maaf. Habis mereka so sweet banget, sih," bisiknya tepat di telinga Yori, lalu ia terkekeh pelan.

Yori ikut menyunggingkan senyumnya. "Iya, sih."

Sementara itu di depannya Lovika melirik Alka yang sedari tadi diam menatap lurus pada Nadhira dan Willy.

Lovika berdeham pelan. "Cemburu, hmm?" godanya seraya menyenggol lengan Alka pelan.

"Iya," jawab Alka tanpa menoleh pada Lovika. Matanya terus memandang lurus tempat Nadhira dan Willy berada.

"Oh." Lovika menggumam, lalu terdiam.

Alka menoleh, melihat raut wajah Lovika yang berubah sendu.

"Iya, gue cemburu kalau cewek yang di sampingnya Willy itu, lo," imbuhnya lantas terkekeh.

Lovika memutar bola matanya jengah. Alka is Alka, cowok pecicilan dan picisan, tukang gombal. Lovika tidak boleh melupakan hal itu.

"Gue becanda, Yang. Mana bisa gue cemburu sama sahabat gue sendiri. Gue malah bahagia bisa ngeliat dua orang yang gue sayang bahagia."

"Yakin," tanya Lovika skeptis.

"Yakin," jawab Alka mantap, kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Lovika, "karena gue sekarang cintanya sama cewek cantik di samping gue."

Blush, pipi Lovika bersemu, perempuan itu salah tingkah.

Alka tertawa renyah. "Cie ... salting." Alka menggoda Lovika dan langsung mendapat cubitan sayang di atas pingganya.

"Sakit, Yang," ringisnya.

"Bodo," balas Lovika ketus.

Saat alka sedang asik menggoda Lovika, Cika malah menyandarkan tubuhnya dengan lemas pada dinding rumah sakit.

"Ikhlas Cik, ikhlas," gumamnya tak sadar, sontak membuat Alka dan yang lainnya langsung mengalihkan perhatiannya pada Cika.

Cika yang sadar ditatap oleh semua teman-temannya, refleks membekap mulut.

Ya Allah, ini mulut lemes amat. Mampus lo, Cik. Semuanya pada ngeliatin lo. Dasar bodoh! Bodoh! Rutuk Cika dalam hatinya.

"Apa yang harus diikhlasin, Cik?" todong Raffi, dan berhasil membuat Cika gelagapan.

"Iya, Cik. Apaan?" timpal Indra membuat Cika semakin salah tingkah.

Cika menggigit bibirnya saat mendapati semua temannya melempar tatapan penuh curiga dan menggoda ke arahnya.

"Itu ... itu ...," ucap Cika gugup, "itu ... gue ... gue mau pulang duluan," lanjutnya berusaha mengelak. "Iya, gue mau pulang duluan, lagian Willy juga lagi tidur, besok gue ke sini lagi. Bye!"

Alka yang paham situasi langsung terkekeh saat melihat Cika berlari semakin menjauh dengan tergesa - gesa.

"Fi, anterin si Cika balik, gih! Sekalian lo juga balik aja dulu, istirahat. Besok baru balik lagi ke sini," titah Alka dan langsung diangguki Raffi.

My Protective Brownies (16+) Completed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang