Satu tahun kemudian ....
"Sayang, bangun!"
"Al, bangun!"
Merasa terusik, Alka mengernyit. Membuka mata secara perlahan, dan mendapati istri cantiknya sedang tersenyum manis kepadanya.
Alka balas tersenyum dengan kedua mata yang kembali terpejam sempurna. Cowok itu masih merasakan kantuk yang luar biasa. Tugas kuliah yang menumpuk dan deadline pekerjaan yang sudah hampir pada batasnya membuat ia baru bisa memejamkan mata usai melaksanakan salat subuh.
"Sayang, kok, bobo lagi, sih?" tanya Lovika sembari mengelus pelan pipi suami bocahnya. "Katanya mau ke kantor jam sepuluh, ini udah jam setengah sepuluh lho."
Alka mendesah, "Iya, aku ada meeting sama client, tapi sumpah ini matanya lengket banget nggak mau ke buka, Yang."
Lovika tertawa renyah, merasa gemas dengan tingkah lelaki di hadapannya. Perlahan tubuhnya membungkuk, mengecup satu persatu kelopak mata suaminya. "Gimana, sekarang udah bisa kebuka belum?"
"Udah." Alka terkekeh, lantas bangkit perlahan-lahan dari tidurnya, "tapi ... morning kissnya belum, Yang."
"Lha, aku kan barusan udah cium."
"Iya, udah, tapi di sini belum ...," rengek Alka, tangannya bergerak mengetuk-ngetuk bibir tipisnya dengan jari.
Lovika tersipu. Pernikahan keduanya sudah berjalan setahun lebih, namun entah mengapa setiap Alka menggodanya, Lovika selalu salah tingkah, deg-degan dan merasa kaku. Ia selalu gagal mengontrol diri ketika suami bocahnya sudah beraksi untuk melakukan hal yang iya iya pada tubuhnya.
"Modus banget."
Alka tetawa melihat tingkah istrinya yang terkesan malu-malu kucing. Rona merah yang tercetak di kedua pipi istrinya itu selalu sukses membuat ia ingin menciumnya saat itu juga.
Perlahan namun pasti Alka meraih tengkuk Lovika mendekati wajahnya, melumat bibir merah istrinya dengan penuh perasaan. Lovika tidak menolak, ia membalas ciuman lembut suaminya dengan penuh cinta.
"Terima kasih morning kissnya, istri," ucap Alka setelah melepaskan tautan bibir mereka, "selalu manis dan memabukkan," bisiknya, tepat di telinga Lovika. Lagi-lagi tanpa harus dikomando kedua pipi Lovika memerah bak kepiting rebus.
"Anak Papa apa kabar? Udah minum susu belum?" Alka merundukkan tubuhnya, mengecup perut buncit istrinya berulang-ulang. "Morning kiss buat baby Yu," katanya selagi Lovika mengelus rambut hitamnya dengan sayang.
Lovika mengerutkan keningnya, "Baby Yu?"
"Iya, baby Yu." Alka tampak semringah, sementara Lovika hanya menatap suami bocahnya dengan perasaan bingung.
"Kalau kamu ngizinin, aku pengen kasih nama anak laki-laki kita Yuga atau Yuby, tapi kalau nanti anak kita perempuan aku pengen kasih nama Yura, Yuki, Yumi atau Yuna."
"Kenapa awalannya Yu semua?"
Alka tersenyum penuh arti, matanya berbinar menatap lovika denga penuh cinta.
"Karena ...," ia meraih tangan Lovika, lalu menaruhnya di atas dadanya sendiri, "Al," memindahkannya lagi ke atas dada Lovika, "Lov," dan kemudian turun menyentuh perut buncit Lovika, "Yu."
"Al Lov Yu."
Lovika bergeming, ia kehabisan kata-kata. Suami bocahnya selalu saja mempunyai seribu cara untuk membuat hatinya kelepek-kelepek. Tak berdaya. Untung saja hatinya buatan Tuhan, kalau made in Cina, mungkin sudah meledak karena tak kuasa menahan kebaperan yang melanda.
"Kok, nggak dijawab?"
Lovika terkekeh melihat bibir Alka yang mengerucut, berpura-pura ngambek. "Iya, I love you, too," balasnya.
Bibir Alka sontak mengembangkan senyuman seterang matahari. Ia kemudian meraih tubuh Lovika ke dalam pelukan hangatnya, menghadiahi istri kesayangannya dengan ciuman mesra yang bertubi-tubi di pucuk kepala.
Keduanya berpelukan dengan hati yang membuncah penuh kebahagian. Mereka bersyukur karena Tuhan telah melimpahkan kebahagiaan yang tiada tara di setiap harinya. Terlebih, tidak kurang dari dua bulan lagi buah cinta mereka akan lahir ke dunia, melengkapi kebahagiaan yang bahkan sudah terasa sempurna.
Terima kasih Tuhan.
Lunas utang epilog aku ya ...😂😂
Selamat tahun baru, btw ... semalam pada kemana nih? Aku mah ketiduran di rumah😭😭😭Alhamdulillah akhirnya aku benar-benar berhasil menyelesaikan cerita M.P.B ini. Ini cerita pertama aku yang bisa sampai end, sebelumnya aku selalu terkena writer block saat berada di puncak konflik😭😭. Semua ini tidak lepas dari dukungan readers ( Tanpa mengurangi rasa hormatku, mohon maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu😚😚😚) yang selalu setia kasih aku komen dan vote di setiap partnya. Sumpah, voment kalian itu adalah penyemangat buat aku. Maybe, tanpa kalian aku nggak bisa sampe di sini sekarang. Bisa aja aku masih tersesat di tikungan tajam atau kembali nyasar ke dunia ke absurdan.
Aku cinta kalian, Readers! 😚😚😚😍😍😍😍
Dan terima kasih juga buat teman bacaku, karena dukungan, saran, kritik, pencerahan dan ilmu dari merekalah aku bisa selesaikan cerita M.P.B ini. Tanpa kalian aku cuma butiran debu 😭😭😭 suhu ikanuila rsptkasih dewidecha7 febrinameliala hannfridd akuausi npradita_ oktvptrr june_wangja Ayla_zf malapalas arenayidin Dhia_Ryu Chrystalstories dan masih banyak lagi yang nggak bisa aku sebutin. 😚😚😚
Btw, kalian boleh dong mampir ke karyanya para teman bacaku. Karya mereka Keren keren loh. Aku aja sering dibuat kelepek-kelepek pas baca karya mereka. 😁😁😀😀
Oya, satu lagi. Boleh dong aku minta kalian tulis gimana kesan kalian setelah baca cerita ini. Eh, aku juga menampung krisan, silakan ditulis di sini jika ada. Terima kasih banyak.
Sampai jumpa di M.P.B season 2. Wkwk😂😂
Salam.
Mantannya Myung-soo
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Brownies (16+) Completed.
Romance(Silakan follow dulu sebelum baca) Mencintai lalu menikah itu biasa, tapi menikah lalu mencintai itu luar biasa. Raditya Alkalifi Guciano. Kisah ini menceritakan tentang Alka si Brondong pecicilan yang harus menikah dengan perempuan yang tidak dici...