Chapter 5 | Menikah

486 61 6
                                    

Pernikahan itu pun berlangsung hanya dalam kurun waktu satu minggu. Semua sudah dipersiapkan dengan baik tanpa kekurangan sedikitpun. Sebuah pesta pernikahan yang sangat megah dengan dekorasi soft purple.

Dan bahkan tidak ada yang perduli kalau calon mempelai wanitanya sama sekali tidak menyukai tema warna pernikahannya. Silvia benci warna ungu,  baginya ungu adalah warna yang sangat menjijikan. Tapi, wanita berusia 20 tahun itu tidak memiliki hak untuk memprotes ketidak sukaannya itu.

Dibalik semua dekorasi yang memuakkan mata, ada  hal yang jauh lebih memuakkan untuknya yaitu gaun pengantin sepanjang dua meter dan seberat 10 kilo plus dengan warna menjijikan itu. Mau tidak mau, suka tidak suka Silvia harus memakai gaun itu di acara pernikahannya sore ini.

Silvia menatap iri ke arah Nathan yang hanya memakai tuxedo hitam dan kemeja putih, yang tentunya 100 kali lebih ringan dari gaunnya. Nathan berjalan menuju altar tanpa beban, sementara Silvia harus dipegangi oleh empat orang wanita di segala sisinya untuk membantunya berjalan menuju Altar.

Ini memang sebuah pernikahan yang super mewah dan megah. Pernikahan seorang Nathan Bagaskar, laki-laki berkelas dunia. Tentu saja harus megah! Meski pernikahan itu hanyalah kepalsuan belakang, tapi Nathan tidak ingin harga dirinya jatuh dihadapan seluruh mitra kerjanya, apalagi sampai ada yang meremehkannya.

Tamu-tamu undangan yang datang sebagian besar adalah kolega bisnis Nathan, tak hanya dari dalam negri tapi juga luar negri bahkan mancanegara.


Setiap tamu undangan yang datang akan dibuat kagum dengan dekorasi mewah dan makanan-makanan fine dining-nya. Bahkan pernikahan itu mengalahkan pernikahan anak presiden sekalipun.

Silvia tidak sepenuhnya menyesal karena warna ungu yang menjijikan. Tapi, walau semuanya hanya pura-pura, setidaknya dia bisa menjadi sinderela dalam semalam. Dia bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang putri. Saat ini dia seperti berada di sebuah istana megah di Inggris. Akan lebih sempurna jika orang yang bersanding disampingnya adalah orang yang dia cintai.

"Bagaimana menurutmu pernikahan ini Nona Silvia? Megah bukan? Atau sangat-sangat megah?" Nathan tersenyum bangga penuh
percaya diri sembari melirik kearah Silvia

Silvia enggan menjawab nada sombong Nathan, karena dia tau bicara dengan Nathan saat ini hanya akan merusak suasana. Belakangan ini, Silvia sedikit demi sedikit mulai mengenal sosok Nathan. Untuk saat ini dia hanya bisa menarik satu kesimpulan bahwa Nathan adalah laki-laki yang akan melakukan apapun disaat dia sedang marah.

"Kamu tidak akan pernah mampu membayangkan berapa banyak uang yang aku keluarkan demi perjanjian bodoh ini." lanjutnya lagi. Kali ini dengan senyum kecutnya

Lagi-lagi Silvia hanya mendengus malas dan berusah tetap fokus pada tamu undangan yang datang dan memberinya selamat. Hari ini satu hal yang dia sadari, ternyata pura-pura bahagia didepan semua orang sangat melelahkan dan memuakkan.

"Asal kamu tau Silvia, aku paling tidak suka ada orang yang tidak memperhatikanku saat aku bicara." ada nada kesal yang mulai terdengar dari mulut pria itu.

"Hai Nathan..!!" seru seorang pemuda tinggi, putih dengan balutan tuxedo silver elegant dan mahal.

Seketika Silvia terpana ke arahnya, laki-laki itu sangat tampan dan senyumnya sangat manis membuat semua wanita langsung menatap kevarahnya. Beberapa saat Silvia terpana menatap laki-laki itu.

You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang