Chapter ~ 24 | Trauma.

395 46 4
                                    


Cinta?
Aku berharap cinta itu hadir dalam dirimu

•••

Matahari mulai menampakkan dirinya, perlahan naik ke puncaknya dan menebarkan sinar keemasan.  Menciptakan hawa panas yang semakin lama membakar kota Jakarta. Hiruk-pikuk jalanan pusat kota membuat Jakarta begitu  padat di hari kerja maupun hari libur.

Nathan berdiri dihadapan sebuah foto berukuran sangat besar, foto itu sudah lama terpajang di dalam ruang rahasianya, ruangan yang tersembunyi dibalik indah kamarnya.  Dia memandangi foto itu dengan tatapan sendu, matanya berkaca-kaca melihat gambaran perempuan cantik yang tengah tersenyum menghadap kamera yang saat itu tengah memotretnya. 

Wanita itu sangat cantik dengan rambut brown panjangnya, senyum manis dan ukiran wajahnya yang menawan yang membuat siapa saja akan jatuh cinta dan terkagum-kagum melihatnya.  Perempuan itu terlihat sangat bahagia di foto itu dengan pemandangan laut kebiruan dibelakangnya. 

Nathan melipat kedua tangannya di dada, masih setia menatap foto wanita itu dengan senyum pilu dan tatapan sendunya.  Entah ada apa dengan foto itu hingga membuat Nathan seolah menatapnya dengan tatapan sedih dan menyakitkan.  Sangat jelas terlihat Nathan acap kali menangis memandangi foto cantik itu. 

Ada sederet luka yang terlukis dari wajah tampannya,  sebuah kenangan yang berawal indah namun berakhir menyedihkan.  Cahaya remang-remang di ruangan itu seakan mendukung kesedihan di balik foto cantik itu, gelap dan suram. 

Tidak banyak yang tau tentang ruangan rahasia milik Nathan, sejak dulu laki-laki itu sangat menyembunyikan kenyataan dan tentang siapa perempuan itu.  Meski sudah berlalu bertahun-tahun, tapi sedetikpun Nathan tidak pernah bisa melupakan perempuan itu, perempuan yang memiliki sejarah dalam hidupnya. 

"Sahara, kamu harus bertanggung jawab atas semua ini. " bisiknya lemah

Angin kemudian bertiup melalui celah-celah jendela membuat tirai-tirainya berdayun-dayun karenanya. 

"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa melupakanmu."

Nathan kemudian menarik kembali tirai foto itu untuk menutupinya, tirai khusus yang di pasang di atas foto itu berhasil membuat siapapun tidak akan menemukannya dengan mudah.

Nathan berbalik, melangkahkan kakinya, lesu ke arah pintu keluar. Kegiatannya pagi ini di awali dengan suasana hati yang tidak baik.  Seperti layaknya mendung yang menutupi langit, seperti itulah hati Nathan saat ini, gelap dan bergemuruh. 

~~~~~

Semua pelayan berbaris rapi di tempatnya, menyambut Nathan yang baru saja turun dari kamarnya  di lantai dua. Pelayan-pelayannya telah siap dengan sarapan mewah untuk majikannya.

Nathan mengerutkan dahinya merasakan ada yang kurang saat dia duduk di meja makan.  Semua pelayan menarik nafas mereka seolah takut mereka melakukan kesalahan yang akan membuat majikkannya marah besar seperti kemarin. 

Arum, kepala pelayan yang baru diam-diam melirik sajian makanan di atas meja. Meneliti dan mengingat satu demi satu makanan itu, mungkin dia melupakan sesuatu yang seharusnya tidak ada di makanan itu.  Tapi, setelah beberapa saat berpikir, tidak ada hal yang salah pada makanan itu semuanya sudah sesuai dengan aturan di rumah itu. 

"Silvia, dimana? " akhirnya para pelayan itu bisa bernafas lega karena bukan makanan yang mereka sajikan yang salah tapi, rupanya majikkannya itu sedang memikirkan istrinya. 

Ratna tidak menyangka kalau majikkannya masih menanyakan Silvia setelah keributan besar kemarin. 

"Nyonya Silvia sejak kemarin mengurung diri dikamar, dia juga tidak menjawab semua pertanyaan saya. Sejak kemarin dia belum memakan sesuatu, saya khawatir tapi, Nyonya Silvia hanya diam saja saat saya membawakan makanannya. Tidak sedikitpun dia menyentuh makanannya"

You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang