"Baiklah semuanya, kelas kita cukupkan sampai disini. Sampai jumpa di ujian minggu depan."
Dosen itu menutup kelasnya, semua mahasiswa mulai membereskan buku-buku mereka. Setelah tiga jam di dalam kelas, akhirnya mereka bisa mengistirahatkan otak mereka sebelum mempersiapkan diri untuk ujian minggu depan.
Silvia memasukkan buku-buku kecilnya kedalam tas slempang hitamnya, sementara tangan kirinya memegang dua buku tebal yang kalau di timbang, beratnya bisa sampai satu kilo.
Semua mahasiswa telah meninggalkan kelas, begitu juga dengan Silvia. Mata pelajaran untuk kuliahnya hari ini sudah selesai, dia harus segera pulang sebelum Nathan menyadari kepergiaannya. Kalau suaminya tau, bisa habis riwatnya.
"SILVIAAAA...." seorang gadis muda dan cantik, berambut hitam panjang, berlari berhamburan ke arahnya, membuat Silvia menoleh kaget kearahnya.
Gadis cantik itu memeluk Silvia erat, dan Silvia juga membalas pelukkanya. Dia adalah Risma, teman kuliah Silvia tetapi beda jurusan. mereka saling mengenal ketika awal masa orientasi awal masuk kuliah dan kemudian mereka menjadi teman dekat.
Risma adalah wanita yang baik, dia satu-satunya anak dari keluarga kaya yang mau menjadi teman Silvia tanpa memandang status sosialnya. Risma juga selalu menolong Silvia di saat Silvia sedang kesusahan dan membutuhkan bantuan.
"Aku seneng banget kamu masuk kuliah lagi. Kamu tau nggk? Satu bulan ini aku merasa kesepian, ngapa-ngapain harus sendirian.." ungkapnya dengan nada merajuk
Silvia hanya tersenyum manis menghadapi sikap manja sahabatnya yang satu itu.
"Iya, maafkan aku.Tapi, itu bagus biar kamu bisa belajar mandiri."Risma mengiyakan.
"Jadi gimana? Apa dia tampan? Kaya? Dan yang paling penting dia masih muda kan Sil?" tanya Risma tanpa jeda
Silvia mengerutkan keningnya, mencoba menelaah apa maksud pertanyaan Risma. Setelah beberapa menit, Silvia baru mengerti, rupanya Risma menanyakan soal Nathan yang sekarang adalah suaminya- suami palsunya.
Silvia hanya mengangguk dan hal itu malah membuat Risma semakin penasaran karena kurang puas dengan jawaban Silvia. Karena baginya mengangguk itu punya seribu makna
"Ahhh... Cerita dong Sil seperti apa dia? Aku penasaran banget dan gimana rasanya melepas masa lajang kamu? Seru nggak? Kalau seru aku mau juga dong. " Risma menggoyang-goyangkan ujung lengan baju Silvia, merengek seperti anak kecil minta dibelikan mainan oleh ibunya.
Risma memang gadis yang polos, tapi ya... sedikit oon.
Jujur Silvia malas membahas soal itu. Silvia menghela nafas malas.
"Biasa aja sih." Jawabnya singkat
Risma mengerutkan dahi, "kok biasa aja sih? Ah... mana mungkin biasa aja, malam pertama kamu gimana? Kok jawabannya singkat gitu sih Sil?" Tanyanya kurang puas.
Pertanyaan itu spontan membuat Silvia tersedak dan matanya membulat terkejut. Pertanyaan macam apa itu, pikir Silvia. Jangan kan malam pertama, dia saja tidak tidur seranjang dengan Nathan, bagaimana bisa malam pertama?
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)
Romance"Cinta itu bukan hanya sekedar ucapan Nath, aku butuh waktu untuk meyakinkan diriku sendiri. Jika kita memang ditakdirkan untuk bersatu, kita pasti akan bertemu lagi." Kesedihan yang kau rasakan adalah bentuk dari cinta yang tak terlupakan Jika ka...