Chapter ~ 31 | Selalu ada hikmah di balik musibah

347 48 5
                                    


Kemunculan vidio tiga pengusaha besar itu menambah dunia maya semakin ramai dan memanas. Banyak diantara mereka penasaran mengenai kebenaran berita itu terutama bagi kaum hawa yang mengidola dua makhluk ciptaan Tuhan itu.  Pasalnya selama ini perusahaan Nathan dan Roy adalah perusahaan yang bersebrangan dan saling berkompetisi dalan setiap tender disetiap tahunnya.

Sejak dulu,  Nathan tidak pernah mau satu tender dengan perusahaan Roy ataupun Mario dan kini berita itu muncul menjadi perbincangan hangat para netizen baik di layar kaca maupun layar handphone. Tak hanya itu, sesuai dugaan Maya sebelumnya, Noval menggunakan kesempatan emas itu untuk melaporkan perkara ini ke pihak yang berwajib atas tuduhan tindak kekerasan.  Sejak pagi beritanya muncul disemua stasiun televisi swasta, laki-laki itu sibuk melakukan klarifikasi disana sini membuat pihak pendukung Nathan dan Roy geram. 

Nathan menutup laptopnya setelah melihat pemberitaan dirinya di semua situs internet.  Dia mendesah lelah sembari menyandarkan tubuhnya disofa panjang diruangan Silvia. Tanpa laki-laki itu sadari, sejak tadi Silvia masih setia memandanginya. Dari awal Nathan masuk ke kamar mandi, keluar lagi, dan kemudian duduk membuka laptopnya. Perubahan ekspresi Nathan sejak tiga puluh menit yang lalu tidak Silvia lewatkan.  Dia tersenyum geli melihat perubahan laki-laki itu. Seolah menjadi pelipur laranya disaat dirinya tengah terbaring dirumah sakit. 

"Jangan menatapku seperti itu, nanti kalau kamu jatuh cinta aku tidak tanggung jawab." ucap Nathan percaya diri tanpa melihat Silvia, dia memejamkan matanya sejenak

Bukannya malu, Silvia malah terkekeh. Sifat sombong yang kecendrungan sok ganteng itu memang tidak bisa hilang dari dalam diri Nathan. Kadang dia galak seperti singa betina, kadang juga dia lembut seperti orang tua yang melindungi anaknya.

"Aku juga tidak akan meminta pertanggung jawabanmu kalau aku jatuh cinta"

Nathan membuka matanya. Menatap Silvia lekat seolah sedang mencari kebenaran dibalik mata sipit perempuan itu. 

"Aku tidak yakin. " Nathan menyipitkan matanya, berjalan mendekat ke arah Silvia

Jantung Silvia berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya, tatapan intens yang dilontarkan Nathan membuat Silvia tidak berani membalas tatapan itu. Dia terlalu rapuh untuk mengutarakan semuanya, dia tidak ingin Natha tau bagaimana perasaannya sekarang.

"Apa kamu ingat saat pertama kali aku mencium mu di danau?" tanpa malu atau rasa bersalah Nathan menanyakan hal tabu itu membuat pipi Silvia seperti kepiting rebus. Dia tidak pernah mendapatkan pertanyaan vulgar seperti itu dari laki-laki manapun

Silvia berusaha bersikap biasa seolah tidak terganggu oleh pertanyaan itu,  "berani sekali kamu mencium ku" nada suara Silvia terdengar songong tapi, Nathan tau dibalik ucapan gadis itu tersimpan rasa malu

Kini giliran Nathan yang terkekeh, dia duduk ditepi ranjang mendekatkan tubuhnya kearah Silvia. Silvia reflek memundurkan wajahnya ketika wajah Nathan perlahan mendekatinya.

"Tapi kamu suka kan? " goda Nathan masih mengunci tatapan Silvia

Silvia langsung memalingkan wajahnya tidak tahan melihat tatapan mata Nathan, rasanya tubuhnya akan berubah jadi abu setiap kali laki-laki itu menatapnya.

Didetik kemudian Silvia mendorong tubuh Nathan agar menjauhinya, "sorry to say Nath, aku tidak ingat. " jawab Silvia jual mahal

Nathan menghela nafas kasar, tertawa meremehkan, tidak menyangka Silvia akan menguji kesabarannya seperti ini.  Dia kembali mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka saling bersentuhan.

"Apa perlu ku ulangi? Dan aku pastikan kamu tidak akan melupakannya. " Wajah Silvia semakin merona, Nathan begitu dekat dengannya.  Hanya tinggal beberapa senti lagi bibir Nathan bisa saja bersentuhan kalau diantara mereka melakukan pergerakan. 

You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang