Chapter ~ 34 | Terungkap

357 49 5
                                    


Bagaimanapun ceritanya kamu tetap milikku....

_____

Usut punya usut ternyata Grandma Margareta ingin bertemu dengan Reyhan dan Maya untuk membahas acara ulang tahun Natasya yang ke delapan belas tahun.  Jika menurut kebanyakan orang, angka tujuh belas adalah angka sakral dalam pertumbuhan seseorang. Namun,  berbeda dengan keluarga Alexander yang memilih angka delapan belas sebagai angka yang sangat dihormati dalam keluarga itu. 

Setiap anggota keluara Alexander yang menginjak usia delapan belas tahun, mereka akan menggelar pesta besar-besaran dan mengundang semua koneksi mereka. Itu sudah menjadi tradisi turun temurun dalam keluarga itu.

Margareta sampai di rumah yang dia tuju, di sana Reyhan dan Maya sudah menunggu ke datangannya. Ini pertama kalinya dia menginjakan kakinya di rumah itu semenjak sepuluh tahun yang lalu. Dia masih ingat betul bagaimana wajah Reyhan saat Putrinya memberikan rumah ini untuknya. Margareta bisa memahami bagaimana penderitaan Reyhan selama ini, karena itu dia bersedia kembali ke Indonesia saat mendengar kalau cucu sulungnya telah salah paham pada Ayahnya sendiri.

Reyhan memeluk mantan ibu mertuanya ketika perempuan tua itu muncul dari balik pintu rumahnya.  Perempuan cantik yang sudah mulai menua itu, mengingatkannya dengan Alexandra - mantan istrinya. Senyumnya dan gurat kecantikannya sama persis seperti Alexandra, membuka kembali luka yang selama ini coba dia kubur dalam-dalam.

Reyhan dan Maya menyambut Grandma Margareta dengan tangan terbuka, meskipun status diantara mereka hanya mantan mertua dan mantan menantu. Bagi Reyhan Margareta adalah orang tua yang dia hormati, biar bagaimanapun ke pahitan dimasa lalu, Margareta tetap Nenek dari putra dan putrinya. 

Margareta yang tahu betul bagaimana kisah keluarganya, tidak menyimpan dendam sedikitpun pada Reyhan atau Maya. Malah dia sangat senang karena sekarang cucunya bertambah dua.

Ada rasa bahagia yang terbesit dihatinya ketika melihat Roy dan Mario memperlakukannya dengan sangat hormat dan penuh perhatian

"Terimakasih sudah menginjakkan kaki mu lagi disini. " ujar Reyhan melepaskan pelukkannya

Margareta tersenyum ramah. Matanya menoleh pada sosok wanita berkursi roda di samping Reyhan. Wanita dengan wajah asli indonesia itu melontarkan senyum yang manis namun, terkesan canggung.

"Apa kabar, Maya? "

"Baik aunty. Aunty apa kabar? " ujar Maya dengan suara pelan

Margareta kembali tersenyum, "as you see. I am fine. Kamu hebat melahirkan putra-putra tampan dan pintar seperti mereka." Margareta menoleh ke arah Mario dan Roy secara bergantian

Maya hanya tersenyum kaku. 

"Grandma, silakan duduk. Memangnya kalian nggak capek berdiri terus?" celetuk Roy

Mereka tertawa renyah kemudian mengambil posisi duduk pada sofa panjang berwarna biru dongker itu. Reyhan serta yang lainnya menunggu Grandama Margareta berbicara lebih dulu. Reyhan sangat mengenal mantan mertunya, dia tidak akan membuang waktunya kalau bukan untuk hal yang penting. 

Grandma Margareta tadi sengaja meminta Anastasya untuk membeli kue kesukaannya, agar gadis itu tidak ikut dalam pembicaraan hari ini. 

You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang