Last Chapter

483 38 11
                                    

Cinta adalah satu kata berjuta makna
Kadang kita terluka karenanya,
Kadang juga kita tertawa bahagia bersamanya...

Tidak ada cinta sejati tanpa krikil
Tidak ada kasih abadi tanpa jalan berduri...

Setiap orang punya kisahnya,
Bagaimana kisah kalian?

Semoga cinta kan abadi selamanya bersama mentari yang masih setia menjalani kesendiriannya..

_________________
______

Impian cinta Silvia telah terwujud, ia menarik satu kesimpulan kalau tidak semua yang berawal dari keterpurukan akan berakhir buruk juga.

Seperti halnya perjalanan cintanya bersama Nathan yang hanya berawal dari sebuah perjanjian di atas kertas, yang tidak di landasi cinta. Namun, kini perempuan cantik itu bisa bernafas lega karena bahwasannya selalu ada kebahagiaan dibalik setiap cobaan.

Di sinilah dia berdiri sekarang, di sebuah altar megah berhiaskan bunga, dengan gaun mahal yang menyentuh lantai, dan rambut indah bak tokoh dunia dongeng. Tak henti senyum memancar di wajahnya, bahkan sebilah air mata ikut mengiringi kebahagiaannya malam ini.

Setiap mata memandang ke arahnya, menjadikannya pusat perhatian. Bak dewi yunani Silvia berdiri dengan anggun, bahkan kakinya yang sudah tidak terasa berpijak di tanah tidak ia hiraukan.

Hari ini menjadi hari yang paling ia impikan selama ini, di mana Nathan menikahinya dengan cara yang seharusnya. Kemegahan pesta mereka memang tidak jauh lebih megah dengan pernikahan yang sebelumnya. Namun, pernikahan kali ini memilik rasa yang berbeda, yang mana di setiap jengkal gedung itu terpercik cinta abadi sang pengantin.

Nathan dibalut dengan setelan jas berwarna biru muda, begitu cerah dan selaras dengan gaun putih Silvia. Tema baju pengantin mereka adalah langit dan awan, yang menurut kepercayaan Nathan dua komponen semesta itu tidak akan pernah sirna selamanya.

Ketampananya yang sejak dulu menjadi pujaan para kaum hawa semakin bertambah di pesta pernikahannya yang kedua kalinya. Sebelah tangannya tak henti menggenggam erat tangan Silvia, tak ingin melepaskannya sedetikpun.

Suasana gedung hotel yang didekorasi sedemikan rupa dengan miniatur dan tata rias pernikahan yang didominasi warna putih dan campuran warna pastel itu, berhasil membuat setiap tamu undangan yang datang terpukau.

Ratusan tamu undangan memenuhi gedung putih itu, mereka masing-masing berasal dari kaum terpandang yang delapan puluh persen merupakan mitra kerja perusahan keluarga Bagaskara.

Di sudut ruangan telihat seorang wanita berpenampilan mewah mencuri perhatian beberapa tamu. Siapa yang tidak tau sosok Amora yang dulu pernah menjadi kekasih Nathan. Bukan hanya itu yang membuat namanya melambung di kaum sosialita tapi, kekayaan yang dimilikinya serta nama baik keluarganya yang cukup memiliki kelas  dikalangan dunia pengusaha.

Nathan sempat dibuat panik dengan kehadirannya yang tidak diundang. Tapi, adik-adik Nathan berhasil mencegah perempuan itu yang mungkin saya memiliki niat merusak pesta kakaknya.

"Oh c'mon aku hanya ingin memberi selamat untuk mantan kekasih ku." Amora mencoba melepaskan cengraman tangan Roy dari pergelangannya.

Roy  pura-pura mengulur senyum manis, "Amora yang cantik bak putri keong, mending loe pergi dari sini sebelum Nathan sendiri yang ngusir loe."

"Emang salah gue apa? Gue ke sini dengan maksud baik." Amora membela diri.

"Semua orang juga tau loe tergila-gila sama dia kan? Selama dua tahun ini loe selalu cari kesempatan buat deketin kakak gue, tapi sayang nggk pernah berhasil." Roy tertawa mengejek

You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang