Chapter ~ 19 | Perpect day for Anastasya

383 44 4
                                    

Pagi ini adalah pagi tersempurna bagi seorang Anastasya, menyadari semua harapannya selama ini menjadi sebuah kenyataan.  Setelah delapan balas tahun usianya, baru pagi ini dia bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki keluarga.  Meskipun, semua itu dia dapatkan dengan cara meninggalkan kakak kandungnya yang selama ini telah merawatnya dan memberikannya segalanya. 

Untuk pertama kalinya, Anastasya bersemangat ke sekolah,  pagi-pagi buta dia sudah bangun dan bersiap-siap berangkat ke sekolah. Dengan memakai baju khas setiap hari senin, rok selutut berwarna biru toska, baju putih lengan pendek dan sepatu vantofel hitam dengan satu tali yang mengait diantaranya.  Rambut panjangnya diikat ekor kuda dengan poni samping yang menghiasi wajah cantik Anastasya.

Tak lupa juga dia menyiapkan sarapan untuk keluarga barunya itu. Sepotong roti dan selai kacang untuk masing-masing piring yang sudah tertata di atas meja makan. Karena Anastasya tidak tau selai apa yang disukai kakak tirinya dan ibu tirinya itu,  dia kemudian menggunakan selai kesukaannya sebagai gantinya. Cukup cerdas dipagi yang secerah hari ini. 

Satu fakta yang Anastasya tau,  kalau keluarga Papanya tidak sejahat yang selama ini dia pikirkan. Kedua kakak tirinya sangat menerimanya disini,  Ibu tirinya--Mayang juga melakukan hal yang sama terhadapnya.  Semua anggota dikeluarga ini membuat Anastasya merasa nyaman dan tidak canggung lagi. Seadainya Nathan mau berdamai, keluarga ini pasti akan benar-benar lengkap sekarang. 

"Selamat pagi Bunda Mayang..." sapa Anastasya penuh semangat ketika melihat Papanya mendorong kursi roda seorang wanita yang sebaya dengannya. 

Wanita yang disapa Mayang itupun membalas dengan senyuman termanis yang dia punya. "pagi Tasya." begitulah Mayang selalu memanggilnya.  Ketika semua orang memanggilnya Anastasya, Anas, Nasta,  tapi Mayang mememilih nama Tasya setiap kali dia menyapa anak tirinya itu. 

"Kok, cuma Bunda aja yang disapa?  Papa nggak?" sahut Ryan menggoda putrinya. Laki-laki beranak empat itu mendorong kursi roda istrinya mendekat ke meja makan, tepat disebelah Anastasya yang sedang sibuk mengolesi selai ke roti-roti dihadapannya. 

Anastasya memandang geli Papanya,  "ihhhh.. Papa,  masak sama istri sendiri cemburuan?"

Ryan dan Mayang tertawa renyah bersamaan. Memang tidak bisa dipungkiri kebahagiaan yang Ryan rasakan hari ini setelah Anastasya memutuskan untuk datang ke rumahnya dan memaafkannya. Bertahun-tahun dia harus berpisah dengan putra dan putrinya hanya karena kesalahpahaman yang tidak mereka ketahui,  berbagai cara dan upaya yang dia lakukan selama ini akhirnya membuahkan hasil walaupun hanya Anastasya saja yang mau mengerti dan kembali kepadanya. 

Disaat yang sama,  dua pangeran di rumah itu menuruni tangga dengan gerakan cepat  mereka sudah sampai di meja makan--bergabung dengan Anastasya dan juga yang lainnya.  Untuk dua laki-laki tampan didepan Anastasya ini,  jujur saja Anastasya masih canggung dan sedikit takut. Terutama dengan Roy yang memiliki karakter hampir sama dengan kakaknya--Nathan.  Sementara Mario yang karakternya lebih mirip Papanya tapi,  sangat pendiam dan hanya membicarakan hal-hal yang penting-penting saja. 

Setiap kali berada diantara mereka berdua, Anastasya merasa terintimidasi dan speachless. Tidak tau mau membicarakan apa, walau sebenarnya dia sangat ingin dekat dengan Roy dan juga Mario. 

"Ya sudah. Ayo kita sarapan. " ucap Ryan dan kemudian mereka mengambil duduk masing-masing.  Hening. Itulah yang terjadi beberapa saat dimeja makan,  semuanya hanya sibuk dengan sarapan masing-masing, terutama Mario dan Roy.

Ryan mencoba memancing pembicaraaan dengan Anastasya, tapi dua pangeran kebanggaan Ryan itu menanggapinya datar dan kemudian kembali fokus dengan sarapan mereka. memotong-motong roti, mengaduk-aduk susu dan sebagainya.  Ya, semua itu wajar mengingat Anastasya,Roy dan Mario belum pernah berinteraksi sebelumnya. Bahkan mereka bertemu Anastasya itu hanya sekali ketika gadis itu berusia enam tahun dan Ryan mengajak Roy dan Mario untuk melihat Anastasya disekolahnya.  Jadi, tidak banyak hal yang mereka tau dan bisa diperbincangkan.  Namun, Ryan percaya seiring berjalanannya waktu, anak-anaknya pasti akan menjalin persaudaraan yang sangat kuat.  Seperti yang selalu dia ajarkan kepada mereka. 

You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang