Bertahun-tahun aku hidup dalam penyesalan dan semakin kau sia-siakan dengan skenario yang kamu ciptakan
***
Wajah cemas terpancar jelas dari raut wajah Ayu, ia seperti hampir menangis melihat tubuh Dimas yang lunglai tak berdaya. Para dokter dan tenaga medis lainnya langsung melarikan Dimas ke ruang ICU karena keadaan anak itu yang semakin parah dan harus dirawat intensif.
Dengan langkah setengah berlari Ayu mengikuti tenaga medis yang membawa Dimas. Selepas sampai didepan ICU, Ayu dilarang masuk dan hanya boleh menunggu diluar sampai dokter mengizinkan pasien dijenguk.
Air mata gadis itu tidak bisa dibendung lagi, meski Dimas tidak memiliki ikatan darah apapun dengannya tapi, rasa sayang semejak ia merawat Dimas muncul dan tumbuh begitu besar hingga Ayu tidak bisa berdiam diri melihat Dimas dalam bahaya. Dia bukan manusia bodoh, ia tau betul bagaimana kondisi Dimas saat ini,anak penurut itu harus segera dioperasi dan mendapatkan donor ginjal secepatnya kalau tidak dokter tidak bisa menjamin keselamatan Dimas.
Ayu menunggu dengan rasa cemas yang tak terbendung, ia tidak bisa duduk tenang, langkahnya mondar-mandir didepan ICU sembari berharap dokter keluar dan memberi kabar baik untuknya. Dalam benaknya Ayu terus melafalkan doa, memohon kesembuhan Dimas serta memohon pada yang Kuasa agar tidak mengambil anak itu sekarang. Ayu seperti rela melakukan apapun demi doanya didengar oleh-Nya, tak bisa dia bayang jika dia benar-benar kehilangan Dimas nantinya.
Tiga pupuh menit berlalu, akhirnya Dokter memunculkan batang hidungnya dari balik pintu kaca bernuansa putih itu. Lengkap dengan jubah serba hijaunya yang hanya memperlihatkan kedua matanya, Dokter itu menghampiri Ayu.
Dokter berparas cantik yang selama ini menangani Dimas membuka masker biru yang menutupi mulutnya, "keadaan Dimas sekarang dalam masa kritis, dia membutuhkan pertolongan secepatnya. Kita harus melakukan tindakan operasi secepat mungkin kalau tidak nyawa Dimas bisa terancam"
Air mata Ayu kembali menetes begitu mendengar penjelasan dokter Ira. Sebenarnya, ini sudah yang kesekian kalinya dokter Ira memberitahunya tapi, karena keterbatasan biaya dirinya dan Silvia tidak bisa melakukan apa-apa.
"Untuk sementara ini sampai menunggu keadaan Dimas stabil, dia akan dirawat diruang ICU dan hanya boleh dijenguk satu kali dalam sehari"
"Baik dok, lakukan yang terbaik untuknya. Saya mohon selamatkan dia, saya akan mencari bantuan agar Dimas bisa segera dioperasi" jelas Ayu disela-sela air matanya
Dokter itu mengangguk dan tersenyum sembari menepuk pundak Ayu, "jangan lupa berdoa karena hidup dan mati hanya milik-Nya, kita sebagai manusia hanya bisa berdoa. Kuatkan hati anda dan pasrahkan semuanya"
Gadis berwajah anggun itu mengangguk, tak sanggup berkata-kata lagi karena semakin banyak ia bicara semakin deras pula air mata yang membasahi wajahnya. Ayu tidak ingin terlihat lemah dihadapan siapapun, bagaimana pun dia harus kuat untuk Dimas dan untuk dirinya.
Dokter Ira pamit untuk melanjutkan pekerjaannya, dia masih harus menangani beberapa pasien lagi. Kini tinggal Ayu seorang diri yang masih diliputi rasa cemas dan kebingungan. Dia meraih ponselnya, hendak mengabari Silvia mengenai kondisi Dimas. Namun, entah kenapa Ayu memilih mengurungkan niatnya, menelpon Silvia bukan solusi untuk masalah yang tengah ia hadapi. Mengingat pertengkarannya kemarin, Silvia pasti akan tetap mempertahankan egonya dibandingkan memikirkan keselamatan Dimas yang diujung tanduk.
Ayu berdiri dari duduknya seolah mendapatkan semangatnya kembali, ia menghapus jejak air mata diwajahnya dan kemudian melangkah dengan pasti meninggalkan ruangan ICU.
~~~~
BRAKKKKKK!!!
Nathan dikagetkan dengan ke datang seorang perempuan yang beberapa hari lalu ia temui saat menjenguk Dimas di kamarnya. Hari ini adalah hari terakhir Nathan di rumah sakit, meski dia belum puluh total tapi dokter mengizinkannya untuk rawat jalan sampai ia dinyatakan benar-benar pulih.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)
Romance"Cinta itu bukan hanya sekedar ucapan Nath, aku butuh waktu untuk meyakinkan diriku sendiri. Jika kita memang ditakdirkan untuk bersatu, kita pasti akan bertemu lagi." Kesedihan yang kau rasakan adalah bentuk dari cinta yang tak terlupakan Jika ka...