Cinta mengapa kau rumit hingga akal sehatku tak sanggup memahami mu_________________________________
_________Laki-laki berubuh tinggi dan kekar tengah berjalan menyusuri ruangan yang minim pencahayaan itu. Tangan kanannya menggeret sebuh balok kayu yang ia dapatkan dari puing-puing sisa bangunan. Matanya memancarkan aura jahat yang mampu membuat siapapun bergidik ngeri memandangnya, ia tersenyum miring seolah puas dengan apa yang dia lakukan.
Sepatu jengle yang ia kenakan menimbulkan suara keras di lantai. Dilihat dari cara berjalannya yang seolah bisa meruntuhkan pertahanan seseorang, dia bukan orang sembarangan.
Ia terus berjalan, hingga langkah kakinya berhenti di depan sebuah ruangan dengan pintu yang sudah tua dan malah hampir roboh. Ia memasukkan tangan ke kantong celananya, ada suara gemerincing yang terdengar dari sana. Laki-laki itu tersenyum misterius ketika sebuah kunci sudah berhasil dia dapatkan, dengan cepat dia memasukan ujung kunci kemudian memutar kunci itu hingga terdengar suara 'Kletek'
Senyumnya terpancar dua kali lipat dari sebelumnya, hanya dengan sebuah kunci itu dia bisa merasa kebahagiaan ada di tanganya. Dia membuka pintu di hadapanya, tubuh terikat dari seorang gadis menyambut pemandanganya. Bukanya iba melihat tubuh gadis itu yang lunglai, dia malah tersenyum bahagia seolah pemandangan itu adalah hal menarik yang patut disaksikan.
"Sudah sadar rupanya?" tanyanya dengan suara yang tidak ramah.
Silvia mendongakkan wajahnya, menyipitkan matanya agar ia bisa melihat dengan jelas siapa pemilik suara itu.
Gadis dengan tubuh terikat itu memandang laki-laki itu dengan terkejut. Bagaimana tidak? Dirinya tidak bisa percaya kalau orang yang tega melakukan ini padanya adalah orang yang sangat ia kenal dengan baik. Bagaimana mungkin laki-laki itu bisa berpikir untuk melakukan hal sebodoh ini? Dan yang paling membuat Silvia penasaran adalah alasan kenapa dia melakukan itu pada Silvia.
"Dilan? Semua ini? Jadi, kamu dalang semua ini?"
Dilan duduk di atas sebuah tong kosong besar yang terbuat dari besi ringan yang biasanya di gunakan untuk menampung minyak. Beberapa saat dia memandang lekat wajah mengenaskan Silvia, wajah yang sangat ia sukai sekaligus dia benci saat ini.
Dilan tersenyum pahit, "kamu tidak tau Silvia, atau pura-pura tidak tau? Bukan kah kamu sangat ahli membuat skenario hidup seseorang?"
"Dilan, ada apa dengan dirimu? Apa yang terjadi, kenapa kamu tega melakukan ini padaku?" Silvia berteriak histeris karena tidak terima dengan perlakuan Dilan, tepatnya tidak menyangka kalau dia adalah dalang semuanya.
Dilan bangkit dan membanting bilah kayu yang ada digenggamanya, membuat Silvia semakin meraung ketakutan.
"Kamu masih bertanya alasan ku, Silvia? Bodoh. Dengar Silvia, jika aku tidak bisa bersama mu, maka orang lain tidak bisa bersama mu juga!" Ancamnya
Sosok Dilan yang biasa dikenal oleh Silvia sangat jauh berbeda dengan Dilan yang saat ini berdiri dihadapanya. Dia bukan Dilan, lebih tepatnya iblis yang sedang menyamar sebagai Dilan. Setidaknya itu yang saat ini Silvia pikirkan, bagi perempuan itu tidak mungkin sosok baik Dilan bisa berubah dalam sekejap mata.
"Ini tidak seperti mu Dilan, aku mengenal mu dengan baik. Kamu tidak mungkin melakukan hal jahat seperti ini"
"ITU DULU SILVIA! ketika kamu masih bersama ku. Selama ini aku sangat mencintaimu, aku rela melakukan apapun untuk mu. Tapi, kamu malah menikah dengan keparat bajingan itu yang jelas-jelas tidak mencintaimu!"
"Aku sangat mencintai mu Silvia tapi, kamu malah menghianatiku! Dasar perempuan murahan!" sekali lagi Dilan menendang benda-benda yang ada disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)
Romance"Cinta itu bukan hanya sekedar ucapan Nath, aku butuh waktu untuk meyakinkan diriku sendiri. Jika kita memang ditakdirkan untuk bersatu, kita pasti akan bertemu lagi." Kesedihan yang kau rasakan adalah bentuk dari cinta yang tak terlupakan Jika ka...