Chapter ~ 51 | Rindu yang tak bertuan

309 42 10
                                    

Jangan lupa like sebelum baca heheh
Sebentar lagi kita sampai dipenghujung cerita ya ....

_

______

Kepergian mu menyisakan rindu untukku...
Tak ku sangka akan sesakit ini kehilangan mu..

_______

2 years later...

Dua tahun terakhir ini Nathan mempelajari banyak hal, dia sekarang tau bahwa tak selamanya ia bisa hidup tanpa orang lain. Dia juga menyadari kalau penyesalan itu adalah hal yang paling menakutkan yang pernah ada..

Keegoisan yang dulu melekat dalam dirinya, kini perlahan-lahan ia hilangkan. Karena hanya memperbaiki dirinya yang bisa ia lakukan setelah Nathan kehilangan orang yang dia cintai.

Selama ini dia berusaha menerima segala keadaan yang terjadi dalam hidupnya. Nathan mulai mengiklaskan Silvia meski di bulan-bulan awal ketika Silvia pergi dia tak henti memaksakan kehendaknya pada gadis itu.

Mungkin benar kata pepatah, cinta tidak harus memiliki. Karena cinta yang tulis adalah cinta yang membiarkan orang yang dicintainya bahagia meski, bukan bersama dirinya.

Dari Satu tahun pernikahan kontraknya dengan Silvia, Nathan belajar banyak hal kalau dia harus belajar menghargai setiap orang yang datang dengan hati tulus. Seperti dulu Silvia datang namun, ia sia-siakan.

Bulan November menjadi bulan yang sangat dingin, hujan tanpa henti mengguyur kota jakarta, menerbangkan rindu yang tak bertuan. Nathan tersenyum memandang kaca jendela yang memperlihatkan ribuan juta rintik hujan menyapa bumi.

Tanah yang tandus kini mulai menyemikan bunga-bunga baru yang siap mekar menyambut tahun yang akan datang. Tak terasa semua masalah pelik sudah dua tahun berlalu. Nathan harus mensyukuri itu meski tak semuanya berakhir dengan bahagia.

Ending bahagia hanya ada dalam cerita dongeng saja dan dalam kehidupan nyata semuanya tergantung keputusan yang kita ambil untuk menyelesaikanya.

Nathan tidak tau sejak kapan dia sangat menyukai hujan, rasanya setiap memandang objek ciptaan Tuhan itu, hatinya langsung tenang. Dia bahkan sanggup berdiri berjam-jam hanya untuk menyaksikan rintikan air yang turun.

"Nath, kamu sedang apa?"

Suara lembut nan kemayu itu membuat Nathan membalikkan tubuhnya l.

Laki-laki tampan yang kini berdiri di dekat jendela dengan stelan baju switer dan celana panjang itu, mengulur senyum ramah. "Aku hanya sedang berusaha menghabiskan waktuku saja, Ma."

Maya tersenyum, ia mendekat sambil memutar kursi rodanya dengan kedua tanganya. Dia sangat bersyukur sekarang Nathan sudah berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Yang dicintai oleh banyak orang. Lihat saja, sekarang Nathan sangat menghormati Maya sebagai ibunya.

Memperlakukan Maya dengan sangat baik dan penuh perhatian, hingga Maya tak henti-hentinya bersyukur setiap harinya.

"Mama kenapa sendirian? Kan bisa minta tolong Nathan mendorong kursi roda Mama." celetuk Nathan saat melihat Mamanya mendorong kursi roda penuh perjuangan.

"Mama bisa sendiri kok Nath, sebenarnya Mama tidak suka bergantung dengan orang lain. Tapi, karena keadaan yang memaksa, mau bagaimana lagi?" jelas Maya sembari tersenyum.

"Nath, kamu tau nggak kalau orang memandangi hujan itu tanda nya dia sedang merindukan seseorang."

Nathan tersenyum malu. Mamanya benar dia memang sedang merindukan seseorang.

You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang