Jika dia adalah pilihan mu,
Lalu untuk apa aku disini...?_________________
_______Nathan meremas kotak kecil berwarna merah di tangannya. Matanya memancarkan amarah dan juga kekecewaan. Mungkin selama ini dia sudah salah sangka, jika Silvia telah bersedia kembali bersamanya.
Harusnya dia tau diri kalau dirinya mungkin tidak pantas untuk Silvia, bukan kah selama ini dia sudah belajar mengiklaskan cintanya?
Nathan terus memandang ke depan, pemandangan yang saat ini dia tonton sangat melukai hatinya hingga membuat Nathan mengurungkan niatnya.
Dia memasukkan kembali kotak kecil berwarna merah itu. Ternyata Silvia sudah menemukan cintanya yang baru, yang pastinya tidak bersama dirinya.
Perempuan itu tengah berpelukan dengan seorang laki-laki saat Nathan tiba-tiba datang berniat menemui Silvia. Langkah kaki Nathan terhenti, ia bisa melihat dari cara mereka berpelukan, itu bukan sekedar pelukan biasa.
"Aku mencintai mu, Silvia." kalimat itu membuat Nathan hancur berkeping-keping.
Tak ingin hatinya semakin terluka, laki-laki itu langsung berbalik. Melangkah pergi.
Nathan menarik nafas dalam-dalam, mengepal kedua tangannya sembari menahan amarahnya. Ingin rasanya ia menghantam laki-laki itu dengan tangannya tapi, apa hak dia melakukan itu?
Nathan pikir malam itu menjadi malam pengampunan dirinya. Tapi, ternyata tidak. Silvia sudah menemukan cinta yang baru. Betapa menyedihkan dirinya seolah seperti pengemis yang minta dikasihani. Itulah yang Nathan rasakan sekarang.
Silvia hanya mengasihaninya.
"Aku berjanji, cinta ini akan ku bunuh secepatnya"
***
Silvia PoV
Sebuah tangan mendekap tubuhku dari belakang begitu erat. Hal itu membuat aku terkejut setengah mati. Ku lihat gelang kecil di tangan kirinya, membuat aku langsung tau siapa pemilik tangan itu.
Beberapa kali aku berusaha melepaskan diri tapi, tangannya malah semakin erat memelukku. Aku tak berdaya. Kekuatanku tak sebesar kekuatan Jack yang notabane nya adalah seorang laki-laki.
Bagaimana Jack bisa tau aku ada di sini?
"Aku mencintaimu, Silvia."
Kalimat itu membuat aku membatu. Kenapa laki-laki itu belum juga merah dengan perasaan itu?
Kini aku menyadari kalau aku tidak mencintai Jack, hatiku masih milik Nathan yang bahkan sampai saat ini menantikan ku kembali.
"Jack, kita sudah bicarakan ini berulang kali." ketusku
Jujur, sikap Jack yang seperti ini membuatku tidak nyaman. Padahal sebelumnya dia adalah laki-laki yang enak di ajak bicara, humoris dan juga pintar. Tapi, semua itu rusak hanya karena rasa yang tidak seharusnya ada diantara pertemanan kita.
"Aku tidak bisa hidup tanpa mu, Silvia. Aku benar-benar mencintai mu."
Jeratan tangannya mengendur, saat itulah menjadi kesempatan ku untuk melepaskan diri dari pelukannya.
Ku tatap wajahnya yang aksen indo-jerman itu, dia tampan. Kaya. Pintar. Tapi, sayang cinta tidak tumbuh berdasarkan hal-hal itu.
"Jack, kamu bisa mendapatkan yang lebih baik dariku. Kamu tampan, kaya, dan pintar. Semua wanita pasti akan mengejar kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)
Romance"Cinta itu bukan hanya sekedar ucapan Nath, aku butuh waktu untuk meyakinkan diriku sendiri. Jika kita memang ditakdirkan untuk bersatu, kita pasti akan bertemu lagi." Kesedihan yang kau rasakan adalah bentuk dari cinta yang tak terlupakan Jika ka...