Langkah kaki Margareta terdengar terburu-buru menaiki undak demi undakan anak tangga. Raut wajahnya memancarkan kecemasan yang samar-samar terlihat diantara kerutan wajahnya yang mulai menua. Sejak suara dentuman itu menghantam telingannya, perempuan itu itu langsung bergegas menyambangi sumber suara. Menurut instingnya suara itu berasal dari lantai atas dan pikirannya semakin melayang khawatir pada cucu sulungnya, Nathan.Hanya Nathan yang mungkin melakukan keributan di tengah malam di rumah besar Alexander. Semenjak mengetahui Silvia pergi, sikap Nathan jadi aneh dan tidak bisa ditebak. Sudah dua hari semenjak kepergian Silvia, Nathan tidak berangkat ke kantor. Yang dia lakukan hanyalah marah-marah dan meminta para anak buahnya untuk menemukan Silvia secepatnya. Dan bahkan mereka tidak diijinkan pulang kalau belum menemukan kabar tentang keberadaan istrinya.
Margareta berhenti sejenak di tangga terakhir, deretan anak tangga itu cukup membuat dirinya kelelahan. Setelah merasa lebih baik dia kemudian berjalan menuju kamar dengan aksen pintu terbesar beberapa meter darinya.
Tookkk.... Toookkk.... Tokkk...
Dia mengetuk pintu tak sabaran, tidak ada jawaban dari dalam. Margareta menempelkan telinganya ke pintu, jelas sekali dia mendengar ada seseorang didalam.
"Nathan....!!! " serunya sembari mengetuk pintu
"NATHAN! " ulangnya lagi
Kletek.
Pintu itu kemudian terbuka, menampakkan seorang pemuda dengan penampilan yang lusuh
"Jangan ganggu aku! " perintahnya sarkasme
"Nathan, Grandma mendengar suara dentuman karena itu grandma ingin memastikan kamu baik-baik saja." jelas Margareta dengan penuh perhatian
"Lebih baik grandma istirahat." Nathan berbalik, kembali masuk ke kamarnya dengan langkah gontai.
Bukannya pergi, Margareta malah ikut masuk, betapa terkejutnya dia melihat kondisi kamar Nathan yang berantakan. Banyak barang-barang yang berserakan di lantai, ada yang pecah, patah dan rusak. Semuanya benar-benar hancur berantakan.
Nathan duduk di pinggir ranjangnya, kedua tangannya menjambak rambutnya. Nafasnya terdengar berat, Grandma Margareta hanya bisa menatap pilu cucunya, dia tidak menyangka kalau Nathan akan sehancur ini saat kehilangan Silvia.
"Apa kamu mencintai dia, Nath?" Margareta berjalan mendekati sebuah sofa yang tidak jauh dari tempat Nathan duduk.
Nathan hanya menoleh sejenak dan kemudian kembali memalingkan wajah, tidak mau menggubris pertanyaan Margareta
"Jujur saja pada Grandma, Nathan."
"Aku tidak tau. " jawab Nathan cepat dan dingin
Grandma Margareta menghela nafas, menoleh menatap Nathan seksama
"Grandma tau kamu mencintainya. Grandma minta maaf, seandainya dulu kami tidak egois, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Dan mungkin sekarang kamu sudah menjadi seorang ayah."
Tangan Nathan mengepal, ucapan Margareta mengingatkannya pada sikap pengecut yang akhirnya menghancurkan hidupnya.
"Grandma tau kamu pasti sangat membenci kami." lanjutnya dengan intonasi rendah
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Heartstrings [SUDAH TERBIT)
Romance"Cinta itu bukan hanya sekedar ucapan Nath, aku butuh waktu untuk meyakinkan diriku sendiri. Jika kita memang ditakdirkan untuk bersatu, kita pasti akan bertemu lagi." Kesedihan yang kau rasakan adalah bentuk dari cinta yang tak terlupakan Jika ka...