Akhirnya Weekend pun tiba lebih cepat dari hari dikalender. 1 hari yang membuat banyak orang yang awalnya manusia produktif berubah menjadi manusia mageran ,tapi itu tidak berlaku bagi Naomi.
Saat ini, dibawah matahari pagi yang terasa lebih menyengat dari biasanya, dia tampak serius mengenakan perlengkapan Wall Climbing ditubuhnya. Sudah cukup lama Naomi tidak aktif dalam olahraga ekstrem ini semenjak Papanya menikah, mungkin sudah sebulan lebih dia tidak melakukan aktivitas yang biasanya selalu dia lakukan diakhir pekan.
"bang Jodi iri sama Papa kamu. Pengusaha sukses, gantengnya awet, terus dapat istri cantik banget lagi. Kalian seperti keluarga sempurna yang ada di dongeng kerajaan" curhat Jodi sambil membantu Naomi memakai alat pengaman.
Naomi hanya bergumam kecil menjawabnya, sesekali ujung matanya menatap Veranda dan Keynal yang tengah menikmati udara pagi sambil duduk dibangku yang terbuat dari semen tak jauh dari lokasi Wall Climbing. Naomi bisa melihat senyum yang terpancar dari keduanya tampak begitu bahagia.
"kamu senang gak punya Mama seperti Veranda?"
Naomi sedikit kaget ketika Jodi berbicara.
"y-Ya, kalau Papa bahagia dan senang saya pasti ikut merasakannya" dan seketika Naomi merasa telah berbohong pada ucapannya barusan.Jodi tersenyum kecil sambil memasangkan pengait tali Ketubuh Naomi. Setelah memastikan semua perlengkapan aman, Jodi langsung memberi instruksi untuk Naomi melakukan pemanasan.
"itu yakin gak bahaya Nal? Kok perasaanku mendadak gak enak yah" kata Veranda menatap khawatir pada dinding Wall Climbing yang akan dijajah Naomi.
"itu aman Ve, Naomi sudah sering berlatih disana. Lagian juga seluruh alat yang digunakan Naomi adalah barang terbaik ditokoh"
Veranda tidak menggubris Keynal. Entah mengapa dia merasakan kekhawatiran pada Naomi sekarang.
"tapi perasaanku beneran gak enak loh Nal. Itu olahraga yang terlalu berbahaya untuk Naomi. Dia perempuan loh Nal" kata Veranda gusar.
Keynal yang melihat kekhawatiran Veranda hanya bisa mendesah pelan. Tangan Keynal yang besar menangkup pipi chuby istrinya dan mengusapnya lembut untuk mengurangi rasa khawatir.
"ya aku tau anakku perempuan, tapi aku hanya orang tua yang menginginkan semua yang terbaik bagi anaknya. Dan ini memang pilihan Naomi dari dulu Ve. Kamu tenang aja, Naomi anak yang hebat, kamu harus liat kemampuan dia memanjat" kata Keynal yang justru semakin memancing rasa khawatir yang mulai berlebihan dalam diri Veranda.
"tapi Nal..."
Sssttt!
Omongan Veranda terpotong oleh jari telunjuk Keynal yang menutup mulutnya. Mata Keynal menatap lembut kearah Veranda.
"liat bagaimana hebatnya putri yang kubesarkan seorang diri selama ini" kata Keynal tegas.
Keynal mengecup kening Veranda dan menarik perempuan itu untuk bersandar dibahu bidangnya. Mengabaikan tatapan mata liar para pengunjung terutama perempuan-perempuan yang menatap iri bercampur cemburu pada pengantin baru itu.
Diujung sana, tangan Naomi terkepal erat melihat pemadangan Papanya dan Veranda. Wajahnya memanas menahan amarah yang selalu tumbuh untuk Veranda. Dia mempercepat gerakan pemanasan dan langsung menabur bubuk magnesium cukup banyak ketelapak tangannya dan mulai memanjat pada batu-batu yang berfungsi sebagai pijakan dan pegangan di dinding.
"lihat dia, hebat bukan" kata Keynal penuh kebanggaan melihat Naomi yang mulai memanjat.
Veranda menatap kearah depan, Naomi memang terlihat hebat saat mendaki, tapi nalurinya berteriak bahwa akan ada sesuatu hal yang tidak dia inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Step Mother
FanfictionHidup Naomi awalnya baik-baik saja namun semua berubah ketika sang Papa mengenalkan calon Mama barunya. Banyak pertentangan yang dialami diumurnya yang ke17 dan dari semua pertentangan dialaminya, ada satu hal yang membuatnya merasa menjadi manusia...