1. Papaku Sayang, Papaku Malang

33.2K 934 84
                                    

Keynal memasuki rumah mewah bertingkat 2 dengan wajah lelah yang sangat ketara. Sekilas dia melirik jam ditangannya yang sudah menujukkan pukul 11.30 malam. Hampir tengah malam dia pulang,selalu sama dihampir 6 hari dalam satu minggu.

Keynal menaiki lantai tangga penghubung lantai dasar tempat ruang tamu dan ruang makan menuju lantai diatasnya yang terdiri dari 3 kamar tidur dan 1 ruangan khusus untuk ruang pribadinya bekerja.

Pria berumur 38 tahun ini memasuki kamar yang pintu depannya memiliki stiker bintang-bintang milik putri tunggalnya dengan perlahan.

Keynal memasuki kamar sambil tersenyum lembut saat melihat anaknya yang sudah berumur 17 tahun sudah tertidur lelap, ia melihat tumpukan buku kelas 12 dan beberapa buku persiapan ujian nasional yang berceceran diranjangnya.

"kebiasaan" gumamnya dengan sedikit kekehan kecil sambil menyusun buku-buku yang menggangu pergerakkan tidur putrinya.

Keynal mengambil tumpukkan buku itu ke meja belajar putrinya dan membaca jadwal pelajaran untuk ke esokan harinya. Keynal mulai memasukan buku matematika, bahasa inggris , fisika dan mengambil baju olahraga putrinya dan menyusunnya dengan rapi didalam tas ransel berwarna hitam.

Setelah semua tersusun rapi, Keynal mendekat kearah putrinya yang sudah sangat lelap dalam tidurnya. Keynal tersenyum dan mengusap pucuk kepala putrinya penuh kasih sayang.

"anak papa sudah besar rupanya"

Keynal mengambil space disebelah putrinya tanpa memikirkan masalah mandi atau mengganti pakaian kerjanya terlebih dahulu. Keynal sedikit menarik putrinya itu untuk mendekat kearahnya, menarik selimut dan memeluk tubuh putrinya kedalam dekapannya.

"selamat malam sayang, mimpi yang indah. Papa sayang kamu"

Keynal mengecup kening putrinya sebagai ucapan selamat malam dan ikut tertidur sambil memeluk putri kecilnya yang telah beranjak dewasa.

Inilah kebiasaan Keynal, meski hampir setiap hari pulang larut malam dan berstatus single parent,dia selalu menyempatkan diri untuk memperhatikkan putrinya. Bahkan kegiatan itu sudah berlangsung selama 17 tahun lamanya atau bisa dibilang semenjak sang malaikat kecil lahir.

***

Pagi harinya, seorang remaja putri terbangun dari tidurnya saat merasakan sebuah tangan yang cukup berat menimpa tubuhnya.

Senyuman tipis terlukis diwajahnya saat mengetahui pemilik tangan itu yang tidak lain adalah Papanya.

Dengan hati-hati gadis itu menurunkan tangan milik Papanya dan bergegas bangkit dari tidur. Tak lupa dia memperbaiki posisi selimut yang tak beraturan untuk menyelimuti tubuh sang Papa yang masih menggunakan baju kerjannya dan tak ketinggalan sebuah kecupan dihadiahkan di kening dan pipi Papanya sebagai ucapan selamat pagi.

Setelah dirasa cukup, remaja itu mengambil seragam sekolahnya kekamar mandi. 15 menit kemudian dia keluar dari kamar mandi dengan seragam sekolah yang rapih menempel ditubuhnya. Tak lupa kacamata hitam yang selalu dia gunakan kemana-mana, dan dengan menguncir satu rambut untuk sentuhan terakhir pada dirinya. Tak ada bedak, tak ada pensil alis, tak ada lipstik untuk menunjang penampilannya. Hanya bermodal kacamata dan rambut yang diikat menjadi satu sudah cukup membuatnya nyaman.

Gadis itu turun menuju meja makan yang telah tertata rapih oleh nasi beserta pelengkapnya, tak ketinggalan segelas susu kedelai telah terisi di gelas khusus bergambar tokoh kartun film cars telah memanggil dirinya.

"selamat pagi bi Sisil !" sapa sang gadis pada pembantu rumah yang sedang membawa belanjaan dari pasar.

"pagi non Naomi. Udah cantik aja nih pagi-pagi"

My Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang