28. Ombang Ambing

5.6K 453 30
                                    

Pagi ini Keynal menggerutkan keningnya melihat gerak-gerik Veranda yang terlihat gelisah.

Matanya berulang kali menangkap istrinya dipantulan cermin sedang menghela nafas panjang, mondar-mandir tidak jelas, dan beberapa tindakan yang menunjukkan bahwa dia sedang menanti sesuatu.

“kamu kenapa ?” tanya Keynal.

Veranda menghembuskan nafas kasar sebelum turun tangan membantu Keynal memasangkan dasi. Sebentar Veranda ditarik oleh sebuah ingatan dengan kebiasaan barunya yang memakaikan dasi sekolah Naomi.

Memikirkan Naomi membuat Veranda kesal. Brondong yang satu itu tidak ada menghubunginya dan tidak bisa dihubungi juga dari semalam. Membuat Veranda pusing memikirkan kabar Naomi yang tengah jauh darinya dan sedang bersama Frieska !

“Nal…”

Keynal memandang penuh tanya pada Veranda yang berdiri didepannya.

“N-Naomi ada hubungi kamu ?” tanya Veranda ragu.

Keynal tersenyum mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Veranda.

“dia tidak ada menghubungiku sejak pergi. Mungkin disana tidak ada sinyal makanya dia tidak menghubungi”

Veranda terdiam mendengarnya, dia merutuki diri dalam hati karena lupa Naomi sedang camping yang pasti berada dihutan. Kemungkinan sinyal ponsel masuk pasti sangat minim.

“kenapa ? kamu khawatir dengan Naomi ?” tanya Keynal balik. Veranda tak mungkin berbohong jadi dia memilih mengganguk samar sebagai jawabannya.

“kamu tenang aja, disana ada banyak guru yang menggawasi. Disana juga ada Frieska yang selama ini menjaga Naomi kalau sedang pergi” perkataan Keynal membuat Veranda nelangsa. Dia tidak ingin Frieska mendekati miliknya.

“gimanapun mereka berdua hanyalah anak remaja Nal. Saling menjaga satu sama lain rasanya mustahil bagi keduanya” bantah Veranda meski dalam hati dia cemburu.

“Enggak, aku mengenal Frieska dekat. Tidak ada yang tidak aku ketahui dari anak keluarga sahabatku sendiri” kata Keynal berargumen.

Veranda hanya kembali mengganguk singkat, dia tidak ingin membahas Frieska terlalu jauh jika ingin menghindari penyakit hati bernama cemburu.

“aku senang kamu bertanya tentang Naomi”

Veranda menoleh begitu Keynal berbicara. “itu artinya kamu peduli sama Naomi. Itu hal yang baik bagiku” kata Keynal kembali.

Ahh Nal, seandainya kamu tau semua telah berbeda sekarang batin Veranda dalam hati.

“y-yaa gimana yah, aku setiap hari bertemu dengannya dirumah. Agak aneh rasanya kalau gak liat Naomi dirumah” kata Veranda memberi alasan padahal yang sebenarnya dalam hati Veranda sudah meneriaki kata rindu untuk Naomi.

Senyum Keynal menggembang dengan sendirinya, dia mencuri cium di kening Veranda membuat Veranda tersentak mendapat perlakuan Keynal yang tiba-tiba.

“makasih udah perhatian sama anakku Ve. Maaf kalau sikapnya masih kurang sopan sama kamu, aku yakin lama-kelamaan dia pasti berubah”

Tangan Keynal menyentuh lembut perut Veranda dan menggusapnya pelan. Membuat Veranda ingin memberontak karena risih jika seandainya dia lupa bahwa yang ada didepannya adalah suaminya yang sah.

“aku harap Naomi punya adik”

DEG

Jantung Veranda seolah hilang seketika. Perutnya mendadak terasa aneh sekarang, seperti ada sebongkah es yang sedang meliuk menyusurinya. Veranda hampir kehilangan kewarasannya sekarang.

My Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang