15. Itoshisa No Defense (Pertahanan Akan Cinta)

7K 533 23
                                    

Pagi ini Naomi sudah bersiap dengan seragam sekolah yang telah rapi di tubuhnya, tak ketinggalan juga rambut kuncir ekor kuda dan kacamata baca menunjang penampilannya layaknya anak sekolah. Taburan bedak bayi merias wajahnya tanpa sentuhan lipstik atau seperangkat alat make up yang biasa digunakan remaja seusianya. Naomi terlihat cantik berkat bedak sederhana tersebut.

Naomi memakai sepatu hitam Airwalk miliknya di kedua kakinya, sesekali ia masih merasakan sedikit nyeri di bagian kaki kirinya namun tetap dia paksa untuk menapak dengan lantai secara sempurna. Naomi bahkan tidak ingin menggunakan tongkat lagi seperti anjuran dokter.


Dengan menyandang ransel hitam dipunggung, Naomi beranjak keluar dari kamarnya dan memulai aktivitas sekolahnya yang harus tertunda selama ia sakit.


Ceklek


"Pagi putri Papa" Suara berat penuh riang kegembiraan dari Papanya yang baru saja keluar dari kamar menyambut Naomi.


"Pagi ju...ga..." ucapan Naomi menggantung saat ia tak sengaja melihat melalui celah pintu kamar yang tertutup badan besar Papanya. Ia melihat punggung mulus dan polos milik Veranda dengan sedikit bercak merah di tulang punggung perempuan itu yang sangat ketara berada dalam balutan selimut tebal.


Naomi menelan ludahnya berat. Lagi dan lagi perasaannya remuk seketika. Ia sudah dewasa, dan ia mengerti apa yang terjadi antara Papanya dan Veranda jika melihat kondisi Veranda sekarang. Ia mengerti kegilaan apa yang terjadi, ia mencoba menepis isi kepalanya yang membayangkan kegilaan keduanya tapi yang ada justru fantasi liar itu semakin berkembang dan menyesakan perasaannya. Naomi terluka secara tak sengaja.


Keynal yang melihat arah pandang Naomi dan mengikutinya sontak terkejut. Dengan cepat ia menutup pintu kamarnya hingga menibulkan bunyi bantingan pintu yang cukup nyaring.


Blam!


"hehehehe...." Keynal tertawa canggung. Tapi tidak dengan Naomi yang mati-matian menahan rasa ingin menangis sekarang juga.


"Ngghh.... ayo kita sarapan bareng, hari ini kamu Papa antar kesekolah" bujuk Keynal yang langsung merangkul Naomi dan menarik Naomi untuk sarapan bersama.


Naomi sendiri? Dia hanya bisa mengikuti langkahnya yang dituntun oleh sang Papa dalam perasaan yang berkecamuk. Sesekali ia mengintip kearah kamar Papanya melalui sudut mata, berharap seseorang yang dia harapkan keluar dari sana dan mengatakan bahwa apa yang dia lihat tadi adalah hal yang tidak benar.


Tapi Naomi sadar?




Siapalah dia dengan perasaan kerdilnya ini.

***

"kamu belajar yang benar, fokus sama pelajaran hari ini. Ingat loh ijin kamu udah banyak semenjak cedera kemarin" nasihat Keynal hanya di jawab deheman oleh Naomi. Keynal menatap bingung pada putrinya yang sedari tadi diam tak bersuara.


"kamu kenapa?" tanya Keynal khawatir.


Naomi diam, dia tak langsung menjawab. Pikirannya masih memikirkan kondisi Veranda. Ia berkecamuk dalam pikiran dan hatinya yang terluka.

"saya tidak papa" hanya itu yang bisa dikatakan Naomi sambil memaksakan senyum.


"saya sekolah dulu, Papa semangat kerjanya yah" pamit Naomi sambil menyalim punggun tangan Keynal dan mengecup pipi Papanya.

Naomi menurunkan lambaian tangannya ketika mobil Keynal telah pergi meninggalkannya di gerbang sekolah,Naomi menghembuskan nafas berat. Rasanya ia sudah malas menjalankan aktivitas hari ini.


My Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang