Suasana kelas di kelas 12 Ipa 2 terlihat sangat ramai bak pasar dijam pertama pelajaran. Suara tertawa dan bergosip ria mengisi ruang kelas yang tak dikunjungi oleh guru mata pelajaran bahasa inggris yang sedang cuti melahirkan.
Dibelakang pojokan kelas telah terisi oleh 4 remaja pria dan 1 remaja putri sedang menatap serius pada ponsel mereka masing, selebihnya teman-teman mereka tanpak serius memperhatikan mereka dan sesekali berseru menyemangati mereka.
Enemy has been slain
"Joko goblok! Itu tower jangan maen asal tinggal njing" kata Frieska kesal pada temanya yang bernama Joko.
"kalem bangsat, hero lawannya jago banget" balas Joko sambil tetap berusaha berkonsentrasi pada pertarungannya lewat dunia moba.
Demam Moba masih meracuni kelas ini, bahkan kelas 12 ipa 2 memiliki tim khusus spesialis permainan berbasik perang dan beradu strategi itu. Beberapa pertandingan antar kelas telah mereka lalui dan membuat kelas mereka terkenal dengan keahlian bermain Mobile Legend daripada prestasi belajarnya.
"mampus lo bangsat!! Mati lo.. Mati... " kata Frieska sambil menekan layar ponselnya dengan semangat berapi-api.
"Dimas bego! Lo jangan asik santai doank bunuhi kruncil-kruncil gak berguna itu!" kata Adam, ketua kelas mereka.
"bodo njir! Hero lawan hasil beli pake diamond semua kebanting banget sama punya gue yang remahan ciki aja sok belagu nyerang, mending gue nyari aman" kata Dimas santai.
Double kill
Tripple kill
"widihh Alan diem-diem menghanyutkan aja" kata salah satu siswa pada temannya yang bernama Alan.
"yoi donk! Dewa mah main kagak banyak bacot sampah kek mereka" sindir Alan pada teman-temannya.
Naomi yang sedari tadi mendengar keributan dari arah belakang hanya bisa menghela nafas kasar. Suara seperti ini setiap hari dia dengar termasuk dari Frieska sendiri yang memang kecanduan memainkan game online tersebut, bahkan Naomi menjadi saksi hidup bagaimana gilanya Frieska menghabiskan uang membeli diamond demi ditukar dengan skin atau hero fana yang hanya berlaku didunia maya itu.
Bahasa mereka kasar, kalau Papa mendengarnya pasti dapat banyak uang denda, batin Naomi dalam hati.
"MAMPUS LO BANGSAT!!" seru Frieska semakin bersemangat ketika berhasil melumpuhkan lawan.
Tuhkan benar yang saya bilang, batin Naomi kembali didalam hati.
Merasa risih dengan kegaduhan dibelakang, Naomi mengambil earphone milik Frieska dari tasnya tanpa permisi dan menyambungkan kabel earphone pada ponselnya. Jari jemarinya bergerak membuka aplikasi pemutar musik dan mencari satu lagu yang belakangan ini sedikit mengusik perasaannya.
Lagu milik Utada Hiraku - First Love menjadi pilihannya. Lagu penyanyi yang berasal dari negeri matahari terbit ini menjadi pelipur gundah Naomi yang merasa sedikit ganjal dalam hatinya. Matanya terpejam sambil memainkan pulpen dijemarinya guna menyerap setiap makna dari lagu lawas yang masih merajai setiap pasang telinga masyarakat Indonesia ketika mendengarnya.
You are always gonna be my love
Itsuka dareka to mata koi ni
ochitemoI’ll remember to love
You taught me how
Sekelebat ingatan merasuki pikiran Naomi. Entah beruntung atau sial, justru wajah Veranda yang hampir menangis karena ucapannya saat makan malam itu melintas dalam benaknya membuat Naomi cepat-cepat membuka mata dan melepas earphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Step Mother
Fiksi PenggemarHidup Naomi awalnya baik-baik saja namun semua berubah ketika sang Papa mengenalkan calon Mama barunya. Banyak pertentangan yang dialami diumurnya yang ke17 dan dari semua pertentangan dialaminya, ada satu hal yang membuatnya merasa menjadi manusia...