Ada yang berbeda tak seperti biasa. Suasana meja makan yang biasanya hangat kini berubah, tak ada percakapan ringan antara Keynal dan Naomi atau gerutuan Veranda akan tingkah Naomi. Semua lenyap sejak seminggu yang lalu saat tangan Keynal terasa ringan menampar putri tunggalnya sendiri.
"kamu Papa antar yah hari ini?"
Naomi langsung menghentikan sarapannya. Ia menyambar tas ransel hitam dan bergegas pergi meninggalkan meja makan tanpa pamit. Membuat Keynal menelan kekecewaan untuk kesekian kalinya.
"sabar Nal, Naomi butuh waktu untuk menenangkan diri" Veranda mengusap punggung suaminya pelan.
"ini udah seminggu Ve, aku dan Naomi tak pernah berjarak sejauh ini untuk berkomunikasi. Berapa lama lagi dia mau bicara samaku?" mata Keynal merah menahan air matanya. Sungguh Keynal hanya ingin meminta maaf.
"pahami dia Nal, mungkin dia masih kecewa dengan kelakuan kita kemarin" bagaimanapun penyebabnya, Veranda merasa ia turut ikut ambil adil dari perubahan sikap acuhnya Naomi pada Keynal.
"aku berusaha memahaminya selama ini tapi tetap aku tidak mengerti. Kami tidak pernah sejauh ini Ve"
Veranda bungkam. Veranda bisa melihat Keynal frustrasi tapi ia tidak tau harus berkata apa, yang bisa ia lakukan hanya tersenyum dan berkata semua akan baik-baik saja.
***
Sama seperti rumah, sekolah juga mengalami perubahan suasana secara mendadak. Sebuah kabar berhembus kencang hingga seantero sekolah tentang siswa teladan sekolah Garuda. Moreno Akbar.
Menurut kabar yang telah beredar, Papa Reno tersandung masalah korupsi penggelapan dana serta pencucian uang di kementrian. Papa Reno seorang politisi yang cukup tersohor di negeri ini sehingga apapun berita, baik itu positif atau negatif sekalipun akan menjadi bahan pembicaraan hangat dikalangan masyarakat termasuk di sekolah anaknya sendiri.
Reno sendiri terlihat tidak peduli menanggapi masalah yang beredar, sedari kecil ia memang tidak mempedulikan Papanya semenjak Ibunya meninggal karena serangan jantung setelah mengetahui Papanya berselingkuh dengan assisten pribadinya. Cukup miris memang jika menapaki masa lalu pria tampan seperti Reno yang selalu dipandang sempurna oleh banyak orang tapi menyimpan masa lalu yang menyedihkan.
"gue pantau seharian ini Reno malah santai banget, malah dia lagi ngurus paskib yang bentar lagi tanding dari pada ngurusin masalah bokapnya" tutur Dimas menurunkan gitar listrik yang baru ia mainkan.
"gue sih jadi Reno males juga ngurus masalah begituan. Koruptor gitu meresahkan masyarakat, bukannya malu justru mereka masih bisa tebar senyuman ke kamera terus ngomong kalo mereka cuman khilaf. Khilaf kok sampe miliaran! Udah gitu dapat fasilitas mewah di sel tahanan kek hotel bintang 5, apa gak kebanting banget sama sel tahanan maling ayam di kampung. Kalo bokap gue lagi ada di posisi bokapnya Reno sih ogah ngurus begituan, mending gue main game daripada pusing mikirinnya" Alan sedikit gemas saat membayangkannya.
"tapi gue perhatiin Reno biasa aja loh, kek bodo amat gitu sama bokapnya" celetukan Adam dianggukan oleh temannya yang lain.
"mungkin Reno tau kalo bokapnya gitu makanya dia gak peduli"
"atau mungkin dia ada masalah sama bokapnya"
"atau mungkin itu bukan bokapnya"
"yaudah sih biarin aja dia gimana, toh itu urusan dia bukan urusan lo semua" spekulasi Adam Dimas dan Alan terhenti, ketiganya kompak menoleh menatap Frieska baru saja datang membawa plastik berisikan jajanan yang ia beli bersama Joko.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Step Mother
FanfictionHidup Naomi awalnya baik-baik saja namun semua berubah ketika sang Papa mengenalkan calon Mama barunya. Banyak pertentangan yang dialami diumurnya yang ke17 dan dari semua pertentangan dialaminya, ada satu hal yang membuatnya merasa menjadi manusia...