25. First

10.6K 500 47
                                    

Veranda membuka pintu kamar Naomi. Hal pertama yang Veranda lihat adalah pemandangan pagi dimana Naomi sedang berias diri didepan cermin.

"pagi..." sapa Veranda membuat Naomi tersenyum.

"pagi juga.."

Veranda memeluk pinggang Naomi dari belakang. Ia menyembunyikan wajahnya dilekuk leher Naomi, hatinya berdebar merasakan hangat tubuh Naomi terasa sangat pas dalam pelukannya.

"ternyata saya memiliki pacar yang manja sekali" kata Naomi melihat tingkah manja Veranda, kekasihnya.

Sejak hari itu, akhirnya Veranda mengakui perasaannya dihadapan Naomi. Bahkan Veranda yang terlebih dahulu mengajak Naomi menjalin hubungan terlarang dibelakang Keynal membuat Naomi mengganguk setuju dan menerima ajakkan Veranda saat itu juga tanpa memperdulikan Papanya.

Veranda membalikkan tubuh Naomi, ia sedikit mendorong tubuh kecil Naomi hingga terduduk diatas meja rias. Dengan telaten Veranda memakaikan dasi sekolah Naomi.

"pacarku harus rapi. Aku gak mau dia dihukum sama guru karena aku tidak memperhatikan cara berpakaiannya"

Naomi tersenyum malu mendengarnya, bahkan pipinya merona sekarang.
Dengan posisi yang sama, Veranda mulai mengikatkan rambut Naomi dengan rapi. Sesekali ia mencuri kesempatan mencium bibir Naomi berulang-ulang membuat jantung Naomi nyaris lepas menerima perlakuan mesra dari Veranda.

"selesai" kata Veranda setelah memakaikan kacamata baca milik Naomi.

Veranda tersenyum menatap wajah Naomi dalam jarak yang sangat dekat. Membuatnya tak tahan untuk mencium Naomi dengan memeluk erat lehernya sebagai pengganti salam.

"udah Veranda, nanti saya tidak berangkat sekolah" kata Naomi memperingatkan.

Veranda menggerang kesal, kenapa bersama Naomi ia kehilangan moralnya ?

"yaudah ayo turun. Aku udah bikin bekal special buat kamu"

Naomi tersenyum lebar mendengarnya, dengan manja ia merentangkan tangan kepada Veranda.

"peluk dulu, saya rindu" kata Naomi manja. Dengan senang hati Veranda menarik tubuh itu untuk ia peluk seerat mungkin.

"kamu hanya kesekolah, tapi kenapa aku selalu merasa berat untuk kamu tinggalkan" kata Veranda dalam pelukan Naomi.

Pelukan pun merenggang, Naomi tersenyum menatap manik mata Veranda. Mata yang selalu memancarkan keteduhan saat Naomi menatapnya membuat Naomi beruntung karena memilikinya.

"dasar BUCIN" ledek Naomi membuat Veranda mendengus.

"ngatain orang Bucin, gak ingat dulu ada yang bilang cinta mulu sebelum jadian" cibir Veranda membuat Naomi tertawa.

"turun yuk, saya ingin merasakan masakan pacar saya" gombal Naomi membuat pipi Veranda merona.

"ihh gombal banget sih. Tiap hari juga kan aku yang masak"

Keduanya turun keluar dengan tangan yang saling bertautan, saat hendak memasuki area ruang makan tautan itu terpaksa harus dilepas saat ada Keynal disana.

Bagai aktris yang sudah professional, keduanya berlakon layaknya dua orang biasa yang tidak terikat ikatan tali cinta.

"kenapa lama sekali Naomi ? kamu bisa telat nanti" kata Keynal begitu Naomi duduk di meja makan.

Dengan senyumnya, Naomi meminta maaf. "maaf Pa, dasi saya tidak terlihat tadi" kata Naomi menunjuk kearah dasinya.

Keynal mendengus, ia beralih menatap sang istri. "kamu juga kenapa lama sekali ?" tanya Keynal lembut.

My Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang