“perusahaan kita saat ini berhasil meraup laba hingga 23% pada minggu ketiga dibulan ini. Investasi kita di berbagai sektor dan mengguatnya rupiah menjadi penyumbang terbesar dalam masuknya keuntungan saat ini…”
Keynal hanya diam melamun memandang seorang wanita sedang melaporkan hasil keuntungan perusahaan didepan para pemegang saham. Tangannya memainkan ballpoint namun pikirannya berkelana bebas, meninggalkan tubuh tanpa raga diantara para orang-orang ahli bisnis dan pemegang banyak uang disatu ruangan bersamanya.
“Pak Algibran ?”
Keynal tersentak ketika sebuah tangan mengguncang pundaknya. Dia menatap kesekeliling dimana para pemegang saham tengah menatapnya dengan tatapan bertanya.
“Pak Algibran ada disini ?” tanya Dyo, teman Keynal secara formal.
Keynal sedikit memperbaiki posisi duduknya yang berantakan. “i-iya saya disini. Bagaimana pembahasan kita tentang cabang perusahaan di Palembang ?” tanya Keynal membaca berkas dihadapannya.
Semua orang semakin bingung dengan tingkah Pria yang selalu terlihat fokus seperti Keynal. Keynal terasa aneh hari ini.
“Pak Algibran yang terhormat, kita sudah selesai membahas itu. Kita sekarang membahas tentang pasar Uni Eropa yang belum kita kuasai” kata Dyo kembali.
Keynal menghela nafas frustasi, dia kehilangan fokusnya hari ini. Dia memijat kepalanya yang mulai terasa sangat pusing.
“bisa rapat hari ini kita tunda ? saya sedang tidak sehat”
Keynal pamit terlebih dahulu, namun saat beberapa kaki melangkah Keynal tumbang diruang rapat menimbulkan kepanikan dari semua orang.
“Panggil Ambulance sekarang !!”
***
Hari ini Pentas Seni terakhir sekolah Naomi dan teman-teman seangkatannya. Suasana sekolah dibuat semeriah mungkin untuk menghibur sekaligus pelepas penat bagi siswa-siswi dikelas 12 supaya tidak terlalu memusingkan ujian akhir nanti akan berlangsung 3 minggu lagi.
Dari lantai 2, Naomi memandang ke lapangan utama yang ramai. Ada stand makanan dari beberapa adik kelas, ada juga stand game yang entah game apa isinya, ada juga beberapa stand dari pihak sponsor yang mendukung acara pentas seni berlangsung.
“hay Mi”
Naomi menoleh ketika mendengar suara dari seseorang yang selalu menemaninya dari masa TK hingga putih abu-abu. Frieska datang menggunakan sweater hitam dengan celana jeans panjang, tidak lupa beanie berwarna merah maroon digunakan sebagai penutup kepala.
Frieska memasukan tangannya yang menggepal kedalam saku celana, dia sedikit grogi untuk berdiri didepan Naomi saat ini. Frieska benci keadaan yang sekarang, semenjak hari itu dia sudah mulai kehilangan kepercayaan diri untuk berdiri didepan Naomi.
“k-kita bentar lagi mau perform. N-nanti turun yah kebawah” kata Frieska gugup.
Naomi mengganguk kecil mengiyakan permintaan Frieska, dan itu cukup membuat Frieska senang bukan main.
“yaudah gue turun duluan. Lo ambil posisi di tengah aja bareng teman kita yang lain, tapi jangan terlalu jauh. lo pendek banget soalnya” Frieska pamit meninggalkan Naomi yang cuman bisa tersenyum menanggapinya.
Suasana disiang hari yang tidak panas terik membuat semua masyarakat sekolah Garuda semakin ramai memenuhi panggung utama dimana Band-Band dari kelas XII akan segera tampil.
Naomi menuruti permintaan Frieska dengan bergabung dengan teman-teman sekelasnya, mereka menggambil posisi paling depan.
“oke semuanya, tanpa banyak bicara lagi mari kita saksikan penampilan dari Band kelas 12 Ipa 2. D’Bgzt Band !!” suara dari seorang MC membuat semua orang tertawa, apalagi ketika rombongan Frieska datang dengan raut wajah percaya diri membuat mereka mendapat sambutan yang meriah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Step Mother
FanfictionHidup Naomi awalnya baik-baik saja namun semua berubah ketika sang Papa mengenalkan calon Mama barunya. Banyak pertentangan yang dialami diumurnya yang ke17 dan dari semua pertentangan dialaminya, ada satu hal yang membuatnya merasa menjadi manusia...