22

7.1K 582 31
                                    

Veranda terdiam ketika melihat pintu depan yang telah dibuka. Terlihat Naomi yang baru saja pulang setelah menginap dirumah keluarga Dyo bersama dengan seorang remaja seusia Naomi yang pernah ia temui.


“ehh ada tante Veranda, kirain Bi-dadari Sisil” kata Frieska menyapa Veranda dengan menunjukan senyum lebarnya.

“Frieska yah ?” tanya Veranda memastikan.

“iya dong tan, gak mungkin Selena Gomez mau main bareng anak tiri tante yang kek kamus ini” ledek Frieska sedikit menyenggol Naomi yang menatapnya kesal.

Veranda tidak tersenyum ataupun tertawa. Ia hanya menatap Naomi yang sepertinya masih canggung padanya.

“kamu kemana semalam ? kenapa gak bilang kalo gak pulang?” tanya Veranda.

Naomi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sesekali ia melirik sungkan pada Veranda yang kini sudah bersedekap dada menatapnya.

“Maafkan saya. Frieska yang mengajak saya untuk bermalam dirumahnya semalam”

Frieska melotot kaget ketika Naomi menjebaknya. “enak aja lo ! gak tan, bohong nih anak. Dia sendiri yang minta numpang tidur dikamar aku, malah dia bilang dia gak mau pulang kerumah”

Naomi menggerutu Frieska dalam hatinya. Kenapa Frieska mengatakannya dihadapan Veranda !!?

Veranda menatap menutut pada Naomi yang menunduk. “lain kali beri kabar sama orang rumah kalau kamu gak pulang. Jangan bikin orang khawatir!” kata Veranda tanpa sadar berubah menjadi sedikit ketus.


Frieska menggerutkan kening pertanda bingung mendengar nada suara Veranda yang berubah, begitu juga dengan Naomi yang sama bingungnya dengan Frieska.

“Mi, jadi gak perginya ? buruan gih ganti baju sama ambil peralatan lo” perkataan Frieska mengalihkan perhatian Veranda. Gantian Veranda yang bingung.

“Ganti baju ? Ambil peralatan ? kalian mau kemana?”

Veranda sepertinya baru menyadari pakaian Naomi yang masih menggunakan seragam sekolahnya, berbeda dengan Frieska yang terlihat menggunakan santai dengan kaus lengan panjangnya dan celana jeans.


Naomi kelabakan, saat hendak ingin menjawab Frieska terlebih dulu menyambar.

“Naomi mau latihan wall climbing lagi tan” katanya santai.

Naomi membuang pandangannya ketika Veranda menatapnya tajam. Naomi tak mengerti mengapa dia takut sekarang, hati kecilnya seolah mengatakan Veranda tak perlu mengetahui ia yang kembali ke olahraga ekstrimnya.

“GAK BOLEH !!” bentakkan Veranda membuat Naomi dan Frieska terkejut. Bahkan Frieska mengusap dadanya yang berdebar mendengar suara lengkingan Veranda.


Veranda menatap horror pada Naomi yang tertunduk. “kamu ngapain sih ikut begituan lagi !? gak ingat kakinya pernah cedera karena jatuh ? Naomi, kamu bisa cari hoby lain yang jauh lebih aman daripada ini!”

Naomi mengadahkan wajahnya menatap Veranda. Mata Naomi menatap pada mata Veranda yang sedikit berair. Dalam hati Naomi merasakan ada sebuah perhatian dan kekhawatiran dari tindakan Veranda dan itu membuat hati Naomi tenang bercampur gelisah. Veranda membuatnya bingung dalam menafsirkan perasaan dalam hatinya.


“saya sudah menjalankan hoby ini sudah begitu lama Veranda. Cedera adalah hal yang lumrah dalam olahraga ini” kata Naomi tenang.

“kamu mau latihan lagi ?” suara bariton yang Naomi kenal muncul tiba-tiba dari arah dalam rumahnya. terlihat Keynal, Papanya sedang tersenyum dan melangkah kearah mereka.

My Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang