Karena sudah terbiasa hidup mandiri, Veranda terbangun dari tidurnya tepat pukul 5 pagi, lebih tepatnya merasa terganggu ketika sebuah lengan besar berotot memeluk erat tubuhnya saat tertidur.
Sejenak Veranda melotot kaget hendak berteriak histeris namun tak dia lakukan ketika dia teringat bahwa dia telah menikah dan saat ini dia tertidur diranjang yang sama dengan suaminya. Dave Keynal Algibran.
Veranda tersenyum mendapati bahwa ini bukanlah mimpi. Diusiannya yang masih terbilang muda kini dia telah terikat janji sehidup semati dengan seorang Pria yang jauh lebih tua darinya. Pipinya merona membayangkan akan tertidur dalam posisi dipeluk erat pria yang dia cintai setiap malam. Entah saat pakaian masih utuh menutupi keduanya atau saat keduanya sedang memadu kasih hingga membuat ranjang berdecit riuh.
"Love you Nal" bisik Veranda lirih dan mengecup kening suaminya.
Veranda pun turun dari tempat tidur untuk berganti baju dan berlalu turun menuju dapur yang masih terlihat sepi tanpa aktivitas Bi Sisil. Ini hari pertamanya menjadi bagian resmi dikeluarga Algibran setidaknya dia ingin memberi kesan positif pada anak tirinya Naomi yang masih belum menerima dirinya bersanding dengan sang Papa. Tidak papa ,itu tidak masalah bagi Veranda, dia sadar bahwa sifat Naomi masih labil dan ia yakin jika saja dia bersabar dengan semua sikap yang akan dia dapat dari Naomi maka ia yakin bahwa Naomi akan menerima kehadirannya suatu hari nanti. Kapan itu terjadi? Yah bersabar saja.
"loh. Ini gak ada bahan makanan yah?" Veranda mulai panik saat tidak menemukan bahan makanan berada dikulkas. Matanya melihat jam dinding yang sudah menujukan pukul 5 lewat 10 menit dan yang membuatnya panik adalah Naomi hari ini sekolah.
Veranda menepuk keningnya sadar bahwa minggu ini seluruh orang fokus pada pesta pernikahannya hingga untuk berbelanja tidak sempat. Veranda mulai berfikir keras dan mengingat sebuah supermarket 24 jam yang berlokasi tidak terlalu jauh dari rumah.
Dan tanpa perlu berfikir panjang Veranda bergegas kembali kekamarnya mengambil jaket dan dompetnya untuk langsung pergi menuju supermarket terdekat.
***
"masak apa yah hari ini?" gumam Veranda menatap deretan sayur-sayuran segar di rak supermarket 24 jam didekat rumahnya berkat diantar supir yang sudah bangun tadi.
"Keynal mah doyan makan, makanan basi pun dia makan kalau udah lapar. Naomi gimana yah seleranya? Makan makanan basi juga gak yah seperti Papanya?" fikir Veranda.
Karena bingung akhirnya Veranda mengambil secara acak sayuran dan tak ketinggalan beberapa bungkus bakso ikan, sosis serta nuget yang mungkin akan berguna setelah dia sedikit pencerahan setelah berdiskusi dengan bi Sisil perihal masakan dapur.
Veranda berhenti didepan kulkas yang berisikan deretan minuman dingin dan susu.
"susu coklat. Susu Vanila. Sama susu kedelai. Kira-kira Naomi suka yang mana yah?" gumam Veranda bingung sambil menatap ketiga kotak susu cair tersebut."muka judes gitu sih pasti gak suka susu coklat. Mungkin Vanila yah?" Veranda semakin pusing berfikir ditambah lagi waktu yang semakin menipis dan hampir fajar membuatnya memilih sekotak susu cair rasa Vanila kedalam keranjang belanjaannya dan langsung membayarnya ke kasir.
***
Naomi telah bersiap dengan seragam sekolah yang tertata rapi ditubuhnya. Rambut seperti biasa dia kuncir ekor kuda. Baju rapi sewajarnya anak SMA tanpa kusut serta ketat yang menojolkan bagian dada sedikitpun dengan rok abu-abu setengah centi dibawah lutut. Matanya telah menyimpan manik indahnya dibalik kacamata baca.
Setelah merasa pas pada penampilannya, Naomi langsung bergegas mengambil tas dan beranjak keluar dari kamar.
Eh
KAMU SEDANG MEMBACA
My Step Mother
FanficHidup Naomi awalnya baik-baik saja namun semua berubah ketika sang Papa mengenalkan calon Mama barunya. Banyak pertentangan yang dialami diumurnya yang ke17 dan dari semua pertentangan dialaminya, ada satu hal yang membuatnya merasa menjadi manusia...