Akhir pekan. Dari 7 hari dalam satu minggu, hari minggu adalah hari yang selalu ditunggu oleh Keynal dan Naomi. Hari dimana kedua anak dan Papa tersebut memiliki waktu bersama selama satu harian penuh tanpa pekerjaan Keynal yang menggangu waktu keduanya.
Seperti akhir pekan yang lalu, Keynal dengan memakai jersey bola tim nasional Spanyol serta menggunakan topi hitam brand Nike sedang teduduk dibangku taman yang terbuat dari semen, terlihat tanpak serius mengawasi Naomi yang sedang melakukan persiapan salah satu olahraga ekstrem. Wall climbing.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, mungkin peribahasa itu cocok disematkan untuk Keynal dan Naomi. Dulu saat masih lajang Keynal memiliki hoby manjat tebing bahkan Keynal pernah menjadi atlit dan mengikuti Pekan Olahraga Nasional, namun begitu dia menikah dia langsung berhenti dari hobinya. Sampai saat ini Keynal masih tak habis pikir bagaimana bisa Naomi memiliki hobi yang sama sepertinya padahal Keynal tak pernah mengenalkan olahraga ini pada anaknya.
Naomi terlihat begitu teliti memasangkan tali karmantel ditubuhnya tak ketinggalan juga Hardness sebagai penopang tubuh juga dia gunakan dengan bantuan pelatihnya. Carabiner atau cincin kait pun dia kencangkan sebagai penghubung tali panjat dengan anchor sebagai pengaman, Chalck bag atau kantung magnesium sebagai bubuk anti keringat pada telapak tangan sudah bertengger rapi disisi celana pendek Naomi.
"sudah siap Mi?" tanya pelatih Naomi yang bernama Jodi.
"bentar. Sepatu saya masih longar bang" Naomi langsung menunduk dan menggeratkan sepatu khusus olahraga ekstrim ini.
Setelah dirasa sudah kencang, Naomi sedikit melakukan pemanas singkat dan menaburkan magnesium ke tangannya untuk mulai memanjat pada dinding yang memiliki batuan yang sengaja ditempel pada dinding.
Naomi melakukannya dengan sangat pelan dan hati-hati, gerakannya pun tak terlalu banyak dari apa yang sudah dipelajari selama ini hanya gerakan pemula seperti hooking, face climbing, dan jamming.
Keynal yang melihatnya dari bawah tampak puas dengan kemampuan Naomi. Meski hanya menggunakan teknik pemula namun kecepatan dan ketelitian Naomi dalam memilih pijakan dan bagaimana cara dia memanjat dan berkonsentrasi dalam memilih pijakan kaki yang kuat harus diberi apresiasi. Dinding bertinggi 147 meter berhasil dipanjat Naomi dalam waktu kurang dari 17 menit membuat senyum Keynal mekar sempurna. 3 tahun berlatih giat Naomi mungkin sudah layak untuk menjadi atlit wall climbing.
Dari puncak tertinggi dinding Naomi merasakan kencangnya angin yang menerpanya, mengeringkan keringat yang mengucur deras dari tubuhnya dengan alami membuat senyum puas terukir diwajahnya.
Dari atas dia bisa melihat Papanya yang ikut menatapnya dengan senyum bangga diwajahnya membuat Naomi mulai memiliki ide untuk menjahili Papanya sendiri.
"PAPA KEYNAL TUKANG NGUTANG!!!!" seru Naomi dari atas ketinggian.
Keynal yang mendengar seruan keras dari atas sontak kaget hingga membuatnya kelabakan saat melihat banyak pasang mata yang melihat kearahnya.
"b-bukan anak saya!! Serius!!" kilah Keynal.
Naomi yang bisa melihat reaksi Papanya hanya tertawa puas karena berhasil menjahili Papanya.
"BAGUS NAOMI!! LANGSUNG TURUN YAH!!" instruksi Bang Jodi, pelatih Naomi dari bawah.
Naomi mengganguk dan mulai melakukan teknik turun atau dinamakan Rappeling dengan sempurna.
"bagus Naomi, sangat sempurna" puji pelatih dengan bangga.
"itu biasa saja bang, masih banyak yang lebih dari saya" balas Naomi merendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Step Mother
FanfictionHidup Naomi awalnya baik-baik saja namun semua berubah ketika sang Papa mengenalkan calon Mama barunya. Banyak pertentangan yang dialami diumurnya yang ke17 dan dari semua pertentangan dialaminya, ada satu hal yang membuatnya merasa menjadi manusia...