Penutup : It's (Not) Over

7.8K 441 46
                                    

1 tahun 8 bulan kemudian....

Baju Keynal telah basah. Keringat terus membanjiri tubuhnya ditengah ruang tunggu rumah sakit yang ber-AC. 2 Kancing atas kemejanya terbuka, jas serta dasi dia biarkan tergeletak begitu saja. Rahangnya bergetar menahan air yang nyaris keluar dari matanya. Cemas, takut, khawatir bercampur menjadi satu, membuat perasaannya tak karuan. Perasaan yang dulu muncul kini telah hadir kembali. Berkali-kali dia memejamkan mata sembari berdoa dalam hati berharap Veranda dan calon anaknya baik-baik saja.

Banyak hal yang telah terjadi setelah kepergian Naomi sekitar 1 tahun lebih. Veranda begitu terpuruk dan terpukul tidak menerima perginya Naomi saat itu. Sikap Veranda pun berubah drastis, dia menjadi pendiam dan tertutup Veranda begitu dingin ketika berhadapan dengannya hingga membuat Keynal harus memanjangkan sabarnya. Veranda hidup bagai gelas kosong tak berisi, hampa dan kelam dalam setiap sorot matanya menyatakan bahwa jiwanya telah terbang meninggalkan tubuh tanpa jiwa disana. Bahkan Keynal sering menemukan Veranda menangis di kamar Naomi hampir setiap hari yang tentu saja membuat Keynal harus kuat hati melihat pemandangan seperti itu.

Banyak cara selalu Keynal lakukan untuk menggembalikan kebahagiaan Veranda. Mulai mengajaknya pergi berlibur, membicarakan hal yang menyenangkan, selalu pulang lebih awal dengan membawa bunga semua telah dilakukan Keynal namun tak mampu meruntuhkan pertahanan Veranda yang tak sanggup dia tembus hingga membuat Keynal nyaris menyerah.

Dibalik tubuh tegapnya, Keynal sama terpuruknya seperti Veranda namun dia mampu menyembunyikannya dihadapan semua orang. Keynal begitu kesepian dan tak terbiasa dengan ketidakadanya Naomi dirumah, dan Keynal juga merasa sedih dengan sikap Veranda yang begitu menjauh darinya.

Diruang kerjanya Keynal selalu melakukan kewajibannya sebagai umat yang beragama. Disetiap sujudnya selalu terselip nama kedua wanita yang paling dia sayangi. Bahkan tak jarang Keynal menitihkan air mata disetiap doanya manakala dia merasa benar-benar lelah dengan semua yang dia lalui.

Hingga akhirnya Veranda tidak sengaja melihat dan mendengar secara langsung ketika Keynal berdoa sambil menyebut namanya membuat wanita itu merasa amat bersalah. Keterpurukannya membuatnya lupa bahwa ada satu hati yang juga sama terlukanya. Malam itu begitu Keynal selesai berdoa, Veranda langsung datang dan memeluk pria itu sambil menangis tersedu-sedu meminta maaf.

Dan sekarang wanita itu tengah berjuang melawan maut diruang operasi. Persalinan yang diprediksi dokter akan terjadi minggu depan ternyata meleset, Keynal yang saat itu sedang bekerja langsung panik begitu mendapat kabar kalau air ketuban Veranda sudah pecah. Veranda yang awalnya berniat melahirkan dengan proses normal mengalami kelelahan membuatnya tak mampu lagi melanjutkan persalinan, Keynal yang menemaninya langsung panik tak karuan dan begitu dokter menyarankan untuk operasi tanpa berfikir panjang Keynal langsung menyetujuinya.

Dan disinilah pria itu sekarang. Berdiri bersandar di dekat ruang pintu operasi dengan wajah pucat. Tanpa memperdulikan makan dan minum dia tetap berdiri dengan tatapan berharap cemas untuk keselamatan keduanya.

Ruang operasi pun terbuka, Keynal yang sudah lemas mendadak kembali membara ketika seorang dokter keluar dengan raut wajah sumringah.

"selamat pak Keynal, si kecil jagoan sudah lahir dengan selamat"

Air mata turun tanpa diberi persetujuan. Rasa haru begitu menyelimuti Keynal hingga senyumnya menggembang begitu sempurna. Beban di pundaknya lenyap begitu saja, perasaan tak karuan yang awalnya hingga kini luntur menjadi perasaan yang teramat bahagia.

***

Dengan membawa tas besar berisikan perlengkapan bayi dan Veranda ditangan kanan dan kirinya,
Keynal masuk keruangan VVIP dimana Veranda sudah terbangun dan sedang memberikan ASI pertamanya.

My Step MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang