Jantung Reno berdegub kencang sekarang. Suhu tubuhnya mendadak naik bersama adrenali yang semakin terpacu. Berulang kali dia membasahi tenggorokannya yang mendadak menjadi gurun pasir dengan air minum yang telah disediakan didepannya.
Bibirnya juga bergetar disertai keringat yang juga menggucur deras dari kening hingga turun menyusuri garis rahang tegas miliknya. Bulir keringat tersebut mengalir hingga menyentuh bibir Reno, dan ketika dia sedikit menjulurkan lidahnya untuk membasahi bibir, Reno bisa merasakan rasa asam asin keringatnya sendiri. Reno sedang mengalami serangan gugup.
"Eummm jadi kamu mau ngapain kerumah saya ?"
Suara bariton itu membuat Reno gelagapan. Dengan memaksakan senyum manis yang justru jatuhnya meringgis Reno mencoba berbicara.
"S-saya mau berbicara sama Om dan Tante" katanya sedikit terbatah.
Dyo dan Melody saling menatap satu sama lain kemudian menjatuhkan pandangan mereka pada Frieska yang ada di tengah keduanya. Sedangkan Frieska yang duduk di tengah kedua orang tuanya hanya diam sambil sesekali mengigit kuku jarinya.
"Mau bicara apa kamu ?" tanya Dyo tenang namun semakin berdampak buruk bagi Reno yang sudah gemetaran.
"sebelumnya perkenalan lebih dahulu, saya Moreno Akbar teman satu sekolah Frieska" kata Reno sopan. Dyo dan Melody mengganguk kecil mendengarnya.
"Maaf sebelumnya kalau kedatangan saya sedikit lancang kehadapan Om dan Tante sekarang..."
"Emang lancang !" ketus Frieska memotong ucapan Reno.
"Ssssttt si Teteh, sejak kapan Mama ajarin buat motong omongan orang yang lagi ngomong ?" kata Melody kental dengan logat sundanya.
"dihh emang dia orang ?" sarkas Frieska kembali mendapat omelan dari Melody.
"Gakpapa tante, Frieska udah biasa ngomong begitu tentang saya" kata Reno yang memang menggangap itu hal lumrah.
"duhh punya anak perempuan gini amat" gerutu Melody pelan yang masih bisa di dengar yang lain.
Dyo berdehem ria, memberikan tatapan pada Reno untuk kembali berbicara sembari dirinya juga menyesap teh miliknya.
"saya cinta sama anak Om"
BYURRRR
Uhuukk uhukkk
Kepanikan mendera Melody dan Frieska yang kaget melihat Dyo terbatuk-batuk sambil memukul kecil dadanya. Dengan penuh perhatian keduanya memijat tengkuk Dyo.
"Reno !! Lo gila kali yah ! Nih bokap gue hampir mampus denger omongan lo !!" ketus Frieska.
Reno menggumpat dalam hati memaki kejujurannya yang berakibat sang calon mertua hampir meninggal karenanya.
"kamu apa tadi ?" tanya Dyo setelah dirinya mulai tenang.
Dengan menghela nafas sembari menggumpulkan nyali, Reno meneggakan duduknya layaknya pria dewasa yang hendak melamar kekasih impiannya.
"saya mencintai anak Om" ulang Reno kembali dengan mantap.
"Pa, gak usah dengerin dia. Dia tuh sering begitu sama Frieska di sekolah"
Dyo menatap penuh intimidasi pada remaja pria yang sebaya putrinya itu. Mengabaikan omongan Frieska, Dyo mencoba menerka-nerka apa mau anak muda yang terlihat tidak takut dengan tatapannya.
"sebesar apa cinta kamu sama putri saya ?"
"Pa !!"
Pekikan Frieska hanya di anggap angin lalu bagi Dyo, matanya terus menatap lurus pada Reno yang juga ikut menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Step Mother
FanfictionHidup Naomi awalnya baik-baik saja namun semua berubah ketika sang Papa mengenalkan calon Mama barunya. Banyak pertentangan yang dialami diumurnya yang ke17 dan dari semua pertentangan dialaminya, ada satu hal yang membuatnya merasa menjadi manusia...