⚠Jangan lupa vote & comment⚠
Cya berlari tergesa-gesa, ia takut.. sangat takut... ia bahkan meninggalkan pelajaran sekolah yang sangat digemarinya.
Bruk..
Ia terjatuh ditanah yang dipenuhi ranting-ranting pepohonan. Ia menangis, meringis saat melihat ranting tajam itu menggores lengan dan kakinya.Meski begitu ia harus kuat. Ia harus bisa berdiri agar bisa cepat sampai kerumah. Apapun itu ia harus bisa. Lihat saja, bahkan sepeda Cya pun ia lupakan di sekolah.
Cya terus berlari, meski langkah kakinya tak sepanjang tadi. Sakit.. sangat sakit.... ingin rasanya ia berhenti dan beristirahat sebentar, namun itu rasanya tidak mungkin. Ia takut.. sangat takut..
Peluh membasahi tubuhnya, bahkan seragam sekolah yang ia pakai pun sudah tak berbentuk lagi, tujuannya sekarang adalah sampai didepan rumah.
"STOP RUN BITCH!!!!" Teriak seseorang dari belakang. Cya semakin mempercepat larinya, oh tuhan tolonglah aku.. batinnya.
Cya menangis, disepanjang larinya ia berpikir. Apa salahnya? Mengapa mereka jahat pada dirinya? Apakah dirinya melakukan kesalahan besar?
Untung saja, saat ini Cya sudah sampai didepan rumah. Ia menoleh ke belakang, ternyata mereka sudah tak mengejar Cya lagi. Cya masih saja menangis ia mencoba menyekanya secara kasar, takut sang ibu cemas.
Cya merapikan seragamnya yang kotor meskipun tidak bersih namun tak sekotor sebelumnya. Ia membilas wajah berserta lukanya disamping rumah. Kebetulan sekali, disamping rumahnya terdapat drum besar yang berisikan air.
Cya meringis sakit disaat luka-luka itu bersentuhan dengan air, apalagi disaat ia harus mencabut ranting yang masih tertancap dilukanya.
Setelah semuanya selesai, Cya menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya pelan-pelan. Semoga saja ibunya tidak terlalu curiga.
Cya membuka knop pintu pelan, dan....
Cya menutup matanya tak percaya, tangisannya pun kembali mengalir deras. Bukan karna luka disekujur tubuhnya, melainkan pemandangan yang tengah ia lihat didepan mata.
"Mama...." panggilnya dengan air mata yang terus menerus mengalir.
Lidia menoleh, ia terkejut setengah mati melihat kedatangan putrinya. Ia pun berdiri, melepaskan cekalan tangan seseorang dibelakangnya, mencoba menghampiri putrinya.
Cya menepis tangan sang ibu, sakit dan kecewa itulah yang dirasakannya. Apalagi disaat melihat sang ibu sedang bercumbu dengan pria lain yang bukan ayahnya. Walau Cya sudah tak memiliki sosok ayah lagi, tetapi apakah baik jika seorang wanita bercumbu dengan pria asing dirumah?
Cya berlari menuju kamarnya dengan isakan tiada henti. Ia bahkan tak menghiraukan panggilan Lidia yang terus menyebut namanya.
Lidia terduduk lemas dilantai, ini memang salahnya. Lagi dan lagi ia harus menyakiti hati putrinya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya sembari menangis, tak henti-hentinya ia menggumamkan seribu maaf.
Seseorang berdiri menghampiri Lidia yang tengah terduduk lemas lalu memeluk Lidia sesekali mencium lembut kepala Lidia.
Orang itu mengusap lembut punggung calon istrinya. Sementara Lidia sibuk memukuli dada bidangnya sesekali menarik kerah baju sang pria.
"Hiks.. hiks.. Jonan.. aku salah.. putriku kecewa..." Isaknya.
Jonan menatap sayu pada Lidia, tak seharusnya ia bercumbu dengan Lidia disaat status mereka belum menikah. Jonan memeluk erat Lidia ia juga bahkan mengucapkan kata maaf pada Lidia
"Aku akan menikahimu Lidia. Tenanglah.."
Lidia mendongak, menatap dalam mata Jonan "Hiks.. putriku kecewa Jo.. Berhenti membual Jo, kau bahkan dulu pernah berjanji padaku, tapi apa? Kau kembali meninggalkanku!!!"
Jonan menggeleng pelan, kali ini ia akan menikahi Lidia apapun caranya. Ia memegang kedua tangan Lidia dan menaruhnya di dada miliknya, "Aku serius.." Ucapnya sembari menatap dalam mata Lidia.
Lidia tertegun, seserius itukah mantan selingkuhannya yang saat ini akan menjadi calon suaminya? Lidia memeluk erat Jonan seolah tak mau berpisah dari dirinya.
"Ap... apa.. apakahkah putramu akan menyetujuinya Jo?" Tanyanya sesegukkan.
Jonan mengangguk pasti, ia juga mencium kedua kelopak mata Lidia. Dengan itu tangisan Lidia pun lamban laun mereda, "Aku akan membujuknya. Dan bagaimana dengan putrimu?"
Lidia menunduk lesu, ia bingung apakah putri kesayangannya itu akan menyetujuinya. Jonan mengangkat wajah Lidia, mencium lama kening istrinya.
"Aku yakin putrimu akan menyetujuinya sayang. Aku mencintaimu." Ucap Jonan setelah melepaskan kecupannya
🌸🌸🌸
Alfath membanting semua perabotan diapartemennya. Mengapa semua ini harus terjadi pada dirinya.
Ia benci terhadap kehidupannya, ia benci melihat wajah pria bangka itu, ia benci mengingat masa lalu, ia benci melihat tatapan sendu dari ibunya, ia sungguh benci.
Alfath terduduk lemas dilantai, seseorang membuka apartemen-Nya. Alfath mendongak, menatap benci pada orang itu yang tak lain ayahnya
Alfath berdiri, berniat pergi keluar dari apartemen. Namun pria tua itu sudah terlebih dahulu mencekal tangannya.
Alfath menoleh sarkas lalu menepiskan tangannya secara kasar.
Namun.. ucapan pria tua itu berhasil menghentikan langkahnya, ia berbalik, melipat kedua tangannya diatas dada, dan menatap muak pada sang ayah.
"Ayah mau menikah lagi." Ucapnya sekali lagi.
Alfath berdecih, ia maju selangkah lalu jarinya terangkat untuk menunjuk sang ayah tepat diwajahnya "Secepat itukah kau melupakan mama ku?" Sinisnya tajam.
Sang ayah tersenyum pilu, ia tahu bahwa ini semua berawal dari kesalahannya tetapi bukankah setiap manusia pernah melakukan kesalahan?
"Turunkan jarimu Alfath." Geramnya.
Alfath berdecih jijik, "Kau ingin menikah? Oh aku turut senang mendengarnya." Ucapan itu bukanlah ucapan hangat, melainkan sindiran yang ia lontarkan kepada ayahnya.
Sang ayah menggeram kesal. Ia benci jika Alfath memanggilnya tanpa embel-embel ayah. Tangan sang ayah terangkat untuk menampar putra tunggalnya itu.
"Mau menamparku? Silahkan pria tua." Ejeknya. Sang ayah mengatupkan tangannya emosi, ia menurunkan tangannya secara kasar kemudian berlalu meninggalkan Alfath. Jika seperti ini, bisa saja ia hilang kendali dan berakhir menghajar Alfath hingga masuk rumah sakit.
💙instagram : @alsagstn
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother [#1 FHS]
RomanceSERIES #1 IN DARK ROMANCE [ MODE PRIVATE ] So follow terlebih dahulu 🌸COMPLETE🌸 Kehidupan yang penuh akan luka, dendam dan pengkhianatan itu telah menjadi makanan sehari-hari untuk seorang pria yang sangat mematikan dinegara ini. Dia pria yang men...