14 - Trauma ✔

145K 4.6K 163
                                    

Jangan lupa vote & comment⚠

Setelah kejadian diperkosa beberapa hari lalu membuat Cya cenderung menjadi gadis pendiam, sering melamun dan bisa dikatakan bak mayat hidup.

Kebetulan juga Lidia dan Jonan sudah pulang dari bulan madu mereka yang hanya beberapa hari dikarenakan Jonan sedang ada urusan kerja yang menyebabkan mereka cepat kembali.

Lidia dan Jonan berulang kali menanyakan perihal perubahan Cya, tetapi Cya selalu menjawab 'aku tidak apa-apa.'

Sudah beberapa hari Alfath tak kembali karna suatu pekerjaan. Dan hari ini ia akan kembali.

Cya menggelengkan kepalnya, lagi-lagi air matanya keluar saat mengingat tentang Alfath.

Cya berdiri, ia pamit keluar sekolah dengan beralasan akan ke toilet. Cya duduk lemas di bangku kantin, perasaan takut dan cemas terus menghantui dirinya terlebih lagi pria monster itu akan kembali hari ini.

Cya pun memutuskan untuk kabur dari sekolah. Terserah bila dia akan dihukum, yang jelas untuk saat ini ia butuh menjernihkan pikiran.

Bertanya soal sepeda? Bukankah Cya pergi kesekolah menggunakan sepeda? Ya itu memang benar. Namun semenjak Jonan dan Lidia menikah, Jonan memberikan Cya supir pribadi yang siap mengantarkannya kemanapun.

Lidia mengerutkan kening, saat melihat putrinya datang dengan lusuh dan sembab. Ia melirik arloji, masih pukul 10 pagk dan Cya sudah pulang?

"Sayang.. kenapa kau cepat sekali pulang?"

Cya menggeleng lemah, ia berlari kedalam kamar. Ia sangat malas berbicara saat ini. Cya langsung melompat keatas ranjang tanpa melepaskan seragamnya dahulu.

Cya mengambil bantal, menutupi wajahnya. Ia menangis dibawah kurungan bantal.
Mengapa takdir yang ia jalani seperti ini?

Cya masih trauma saat membayangkan dimana Alfath menyentuhnya dan dimana saat Alfath merenggut kesuciannya.

Lidia menggeleng heran, akhir-akhir ini Cya berubah.

Apakah putrinya ini sedang patah hati alias galau? Ah wajar saja sih. Cya kan sudah besar.

Lidia menghela nafas kemudian ia lanjut memasak didalam dapur untuk menyambut kepulangan putranya yang tak lain adalah Alfath.

🌸🌸🌸

Alfath masuk kedalam rumah tanpa mengetuk dan mengucapkan salam. Ia meregangkan dasinya gerah, ia juga menggulungkan kemeja lengannya keatas.

Lidia tersenyum lebar saat melihat Alfath yang nampak kepanasan sembari duduk diatas sofa dengan kaki mengangkat diatas meja.

"Butuh bantuan?" Tawar Lidia.

Alfath menoleh, ia melirik kakinya yang masih beralaskan sepatu. Hati Lidia langsung tersayat, ternyata Alfath masih belum bisa menerima dirinya.

Lidia menghela nafas, ia kemudian duduk hingga bersejajaran dengan kaki putranya. Ia melepaskan sepatu dan kaus kaki Alfath secara perlahan-lahan.

Alfath tertawa bangga dalam hati.
Alfath senang saat melihat Lidia bertekut dikakinya. Setelah selesai, Alfath berdiri dan langsung beranjak menuju kamar tanpa mengucapkan terima kasih.

Lidia menatap miris punggung Alfath yang sudah tak terlihat,  sampai kapan Alfath akan menerimanya menjadi ibu pengganti Nina?

Alfath mereganggkan otot-ototnya diatas ranjang. Untung saja ia sudah mandi terlebih dahulu sehingga tubuhnya sekarang terasa segar.

Alfath memijat pelipisnya pusing. Ia sudah tahu dalang dari semua penggelapan uang dikantor. Mau apa wanita itu?

Alfath menghembuskan nafasnya pelan, ia memang saat ini belum mengumbar siapa pelaku penggelapan uang tersebut. Tapi lihat saja, ia akan mengikuti alur permainan wanita itu hingga wanita tersebut terjebak didalam permainannya sendiri.

Hmm.. Alfath teringat akan Cya. Tubuhnya yang selalu ia inginkan. Entah kenapa mengingat tubuh Cya yang sangat indah itu membuat mood nya kembali naik lagi, ia pun memutar otaknya agar bisa bertemu dan menyetubuhi Cya.

Alfath beranjak menuju kamar Cya. Disana terlihat, Cya sedang beristirahat dengan tubuh meringkuk bak janin.

Alfath mendekati Cya secara perlahan-lahan. Ia membelai wajah lugu Cya. Terutama dibagian bibirnya. Bibir ini bagaikan candu bagi Alfath.

Benda basah nan kenyal menempel di bibir Cya. Cya menggeliat saat merasakan seseorang ada didekat dirinya.

Mata Cya membulat sempurna begitu melihat sosok pria yang sangat dibencinya kini tengah mencium bibienya.

Cya memukul-mukul dada Alfath tetapi lengannya sudah terlebih dahulu di pegang oleh Alfath. Alfath justru semakin memajukan wajahnya membuat Cya terus menerus memberontak tak karuan.

Cya kembali menangis.  Oh astaga, ia kembali dilecehkan.

"Hiks..hiks...le..lepas..hiks.."

Alfath melepaskan ciumannya, ia menatap wajah Cya yang terlihat sangat sembab. Lalu beralih menatap dalam manik yang beriris coklat muda tersebut.

Mata yang berair dan hidung mungil yang merah. Mungkin karna menangis.

Alfath mendekatkan wajahnya ditelinga Cya, "Jika kau memberitahukan hal ini pada mereka maka aku akan akan menghukum-mu, baby."Ucapnya dengan suara serak tapi terdengar seperti ancaman.

Cya mengangguk takut. Matanya terus mengeluarkan butiran-butiran bening. Bahkan Cya pun menggenggam tangannya dan mendekapnya didada.

Bibir Alfath melengkung dengan sangat manis, dia mengacak rambut Cya gemas. Alfath pun berdiri, memasukkan tangannya didalam saku dan meninggalkan Cya.

"Selamat beristirahat, baby."

Cya menutup wajahnya, tangisannya semakin menjadi.
Apa yang harus dia lakukan sekarang? Pergi dari rumah? Itu sangat tidak mungkin.

Mau kemana dia? Dan lagian dia tidak akan bisa meninggalkan Lidia sendirian disini.

Lidia terheran saat melihat Alfath yang nampak bahagia setelah keluar dari kamar Cya.

Syukur saja, sepertinya mereka sudah nampak akur. Pikir Lidia.

Meski Alfath belum bisa menerima Lidia tetapi setidaknya Alfath bisa menerima putrinya Cya.

"Alfath..." Panggil Lidia yang otomatis membuat langkah Alfath terhenti. Alfath membalikkan badan dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Ayo makan dulu, mama tau kau pasti lapar." Alfath memutar matanya malas, hanya mengatakan hal itu saja? Sungguh membuang waktu.

Alfath berbalik lagi, melajukan langkahnya tanpa memperdulikan ucapan Lidia.

Lidia hanya bisa mengelus dadanya menghadapi sikap Alfath yang selalu tidak mengenakkan untuknya.


Lidia pun menelpon Jonan agar cepat pulang dan mengajak agar Alfath mau makan bersama dengan mereka.

💙instagram : @alsagstn

Step Brother [#1 FHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang