06 - First kiss ✔

219K 6.3K 229
                                    

Jangan lupa vote & comment

Dipagi ini, seorang pria paruh baya nampak cemas menunggu akan kehadiran putranya. Dia bahkan berulang kali melihat arloji ditangannya berharap semoga saja putranya cepat datang.

Seorang wanita yang berumur setengah abad datang lalu melambaikan tangan pada sang pria dan terlihat disana kalau wanita itu membawa seorang gadis yang sangat cantik, yang tak lain putrinya sendiri.

Wanita itu menghampiri sang pria. Mencium pipinya sekilas lalu mengajak putrinya untuk duduk disebuah bangku cafe yang telah dipesan khusus untuk pertemuan ini.

"Sudah lama menungguku?" Tanya sang wanita.

Sang pria menggeleng, "Tidak. Hanya sekitar 1 jam." Kekehnya.

"Haha maafkan aku Jo. Aku sedikit telat karna putriku ini sangat lama sekali merias diri." Ujar Lidia dan ditanggapi senyuman kecil dari Cya.

Jonan tersenyum hangat, ia menatap Cya dan matanya berbinar sempurna,"Putrimu sangat cantik Li." Pujinya.

Cya menanggapi ucapan Jonan hanya dengan seutas senyum tipis. Hatinya masih berdebar-debar, apalagi putra Jonan belum datang sampai sekarang.

Sedangkan Lidia tersipu malu. Padahal disini Cya lah yang dipuji, namun entah kenapa Lidia yang blushing?

"Kau bisa saja Jo." Elaknya tertawa

Mata sang wanita berkeliling, mengedarkan seluruh pandangannya disetiap sudut cafe ini. Ia mengerutkan keningnya bingung, "Dimana putramu Jo? Apakah ia tak datang?"

"Dia sebentar lagi akan datang Li." Ucapnya tenang. Padahal dalam hati, ia sangat takut dan tak yakin jika putranya akan datang.

Lidia menunduk sedih. Cya yang melihat itu, menggenggam tangan Lidia mengisyaratkan
Tenanglah ma. Jangan tunjukkan wajah sedihmu di momen ini.

Jonan ikut sedih saat melihat Lidia bersedih, Jonan turut serta menggenggam tangan Lidia, "Tenanglah Li. Di..." Belum sempat Jonan menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba datanglah seorang pria tampan dengan balutan jas mahal yang menempel dengan sempurna ditubuh atletisnya.

Para pengunjung cafe disini terutama kaum perempuan sangat tergiur akan ketampanannya. Apalagi ada kaca mata hitam yang bertengger tepat dihidung mancungnya membuat ia semakin terlihat mempesona.

Cya melongo tak percaya, apakah ini putra Jonan? Jika iya, astaga. Itu kan pria yang pernah menabraknya waktu itu.

Cya menunduk takut, ia meremas roknya gugup. Sedangkan Lidia yang melihat putranya Jonan datang, tersenyum kembali bahkan senyumannya kali ini sangat lah lebar.

Tanpa sepatah kata apapun, Alfath langsung duduk disamping Jonan. Mengangkat kakinya diatas lutut kanannya dan melepaskan kaca mata hitamnya lalu menaruhnya di kerah bajunya.

"Turunkan kakimu Alfath. Itu tidak sopan." Bisik Jonan. Alfath tak menghiraukan itu, ia tetap enggan untuk menurunkan kakinya membuat Jonan sedikit dongkol.

Lidia menatap takjub putra Jonan. Selama ini, ia hanyalah sebatas melihat foto Alfath yang diberikan oleh Jonan. Di foto saja sudah tampan, apalagi saat melihatnya secara langsung.

Sedangkan dilain sisi, Cya sangat takut. Ia sangat gugup terlebih lagi Alfath duduk tepat dihadapannya.

"Putramu sangat tampan Jo." Ucap Lidia antusias.

"Putrimu juga sangat cantik Li." Balasnya tak kalah antusias.

"Baiklah. Buah hati kita sama-sama memiliki kelebihan wajah." Canda Lidia. Mereka pun saling tertawa bersama. Ralat--- hanya mereka berdua lah yang tertawa.

Step Brother [#1 FHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang