57 - Prison for Lidia

56.2K 3.2K 144
                                    

Jangan lupa vote & comment

"Ambil paket itu, lalu letakkan didalam koper."

Lidia menggeram, ia memutar matanya jengah, "Kenapa harus aku!?"

"Kau ingin uang atau tidak hah!"

Lidia menghembuskan nafas jengkel, ia melempar pulpen tersebut ke sembarang arah kemudian melangkahkan kakinya kearah tumpukan box paket tersebut dengan kaki yang dihentak-hentakkan.

Raffa bersedekap dada seraya tersenyum misterius, matanya terus berjalan mengikuti Lidia yang tengah sibuk memindahkan box paket itu kedalam koper besar.

Lidia menarik resleting koper tersebut seiring menutupnya. Ia kemudian berdiri, menepukkan kedua telapak tangannya seraya melempar tatapan tajam pada Raffa yang bagi Raffa itu sama sekali tak ada artinya.

Raffa berjalan mundur kearah belakang hingga tubuhnya tepat berhenti didepan pintu keluar.
Raffa tersenyum simpul sembari mengedipkan sebelah matanya, "Kau terlihat sangat cantik."

Lidia memutar matanya malas meskipun disatu sisi ada terselip perasaan berseri-seri dihatinya.

"Kau mencintaiku kan?"

"Iya."
Padahal mah aku cinta uangnya aja. Batin Lidia berbicara.

Senyum misterius tak pernah pudar dari bibir seksi Raffa. Pria itu menekan knop pintu dari belakang tubuhnya.

"Welcome to new world, dear." Seru Raffa serak.

Lidia mengangkat sebelah alisnya, tak mengerti maksud ucapan Raffa barusan.

Raffa menarik knop pintu tersebut hingga pintu berlapis warna putih itu terbuka.

Mata Lidia hampir nyaris keluar begitu melihat sosok yang keluar dari pintu itu.

Jantung Lidia seolah jatuh ke dasar perut.
Lidahnya terasa kaku dan kakinya terasa sangat sulit sekali untuk digerakkan.

Lidia begitu shock melihat bahwa sosok yang ada dibalik pintu itu merupakan sosok yang sangat familiar untuknya.

"Hai kita bertemu lagi." Sapa seseorang pemilik suara bariton itu.

"K...k..kau.."

Pemilik suara bariton itu tersenyum kecil, "Apakah kau merindukanku?"

"Jo.."

Jonan menganggukkan kepalanya, "Iya aku Jonan. Mantan suami mu."

Jonan menepukkan tangannya hingga keluarlah para pria berbalut seragam lengkap dengan lambang kepolisian.

Para pria yang tak lain polisi itu berbaris rapi didepan Lidia dengan memasang wajah sangar mereka.

"Ma..maksudnya apa.. ini!" Tanya Lidia yang masih belum mengerti maksud dari semua ini apalagi saat ini ia tengah berhadapan langsung dengan mantan suaminya yang sudah lama tak ia jumpai.

Jonan menyibakkan rambut bagian depannya ke belakang, "Para polisi disini ingin menangkapmu dikarnakan kau adalah sosok pengedar narkoba."

Lidia menggeleng keras, air mata yang sedari tadi ia bendung kini sudah mengalir deras dari pelupuk matanya.

Tidak!

Tidak!

Lidia bukan pengedar narkoba!

Lidia sama sekali tidak pernah menyentuh narkoba!

"Hiks.. tidak! aku bukan pengedar narkoba!"

Mata Lidia kini beralih pada Raffa yang tengah memainkan ponsel canggihnya disudut ruangan sana, Lidia menunjuk Raffa dengan jari telunjuknya, "DIA! DIA ADALAH SOSOK PENGEDAR YANG SEBENARNYA!!"

Step Brother [#1 FHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang