50 - Permission

72.5K 4K 153
                                    

Jangan lupa vote & comment

"Le..lepaskan aku!" Nina berusaha untuk melepaskan dirinya dari kukungan pria tak tahu diri yang ada dihadapannya ini.

Untung saja, koridor belakang rumah sakit ini terbilang masih dalam suasana sepi sehingga membuat Nina sedikit bisa bernafas lega.

Nina memukuli dada pria yang ada dihadapannya ini, hingga akhirnya apa yang ia tahan sedari tadi kini sudah tumpah dan tak terbendung.

Sang pria menahan kedua tangan Nina kemudian membawa Nina kedalam rengkuhannya. Ia memeluk Nina dengan erat hingga keduanya bisa saling merasakan degupan jantung masing-masing.

Nina tak begitu kuasa untuk menahan tangisannya hingga akhirnya ia benar-benar terisak.

Dan pakaian yang dikenakan oleh sang pria sudah basah akibat terkena cairan bening yang keluar dari pelupuk mata Nina.

"Hiks..le..lepaskan.. aku.. Jo.."

Jonan mengurai pelukan mereka kemudian menangkup dagu Nina, "Maafkan aku.."

Nina menggelengkan kepalanya, derai air mata tak kunjung berhenti keluar dari matanya yang kian sembap, "Untuk apa kau meminta maaf hah!?!'

"Aku minta maaf.. Aku tidak menyangka bahwa aku telah memperjuangkan wanita yang tak pantas disebut sebagai seorang ibu."

Nina berdecak kagum, "Hahaha setelah semua ini terjadi, kau baru menyadari hal itu sekarang?"

Jonan menatap sayu pada wajah Nina, "Maaf.. maafkan aku.."

Nina mendorong dada Jonan dengan sekuat tenaganya, ia tidak ingin terlihat lemah dan rapuh didepan mantan suaminya itu.

Jonan mencekal tangan Nina, ia terduduk lemas dilantai.

Jonan bersimpuh tepat didepan Nina, "Hiks..ma..maafkan aku..maaf.."

Bayangan dimana Jonan selalu menyakitinya dan selalu menorehkan luka dihatinya kembali terngiang ditelinganya.

Hatinya kembali merasakan sakit yang luar biasa.

Nina menahan nafasnya untuk sesaat, "Aku memaafkanmu tapi tidak untuk kembali bersamamu." Katanya dalam satu tarikan nafas.

Ada guratan kecewa yang begitu tercetak dengan jelas diwajah Jonan yang sudah hampir dipenuhi oleh keriput itu.

Untuk sesaat Jonan terdiam hingga akhirnya ia memaksakan senyum pada bibir tipisnya, "Terimakasih. Aku begitu menyesal karna pernah menyia-nyiakan dirimu." Lirihnya yang terdengar seperti penuh penyesalan.

Nina tersenyum kecut, "Penyesalan selalu datang diakhir."

"Andai saja.."

"Cukup! Aku tidak ingin mendengarnya." Potong Nina cepat.

Jonan mendesah lesu, ia seharusnya sudah tahu bahwa tidak mudah untuk bisa membuat Nina memaafkan dirinya dengan sepenuh hati.

Apalagi selama ini, Jonan selalu membubuhi hidup Nina dengan beban dan luka.

"Maafkan aku.."

Nina tak menggubris ucapan Jonan.
Ia cepat-cepat melenggang pergi dari sana dengan jantung yang masih saja memompa dengan cepat.

Yang penting kan Nina sudah memaafkan Jonan meskipun belum sepenuh hati.

Dan kalian tentu bertanya, kenapa Nina ada disini? Bukankah seharusnya ia saat ini bersama Alfath dan Cya.

Sewaktu nama Cya belum dipanggil, Nina hendak beranjak ke WC.
Namun sayangnya ketika dijalan, ia tidak sengaja berpapasan dengan Jonan yang kebetulan saat itu tengah ada dirumah sakit juga untuk membesuk temannya yang sedang sakit.

Step Brother [#1 FHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang