48 - Divorced

71.8K 3.9K 219
                                    

Jangan lupa vote & comment

"Sidang ini ditutup!" Hakim mengetuk palu tiga kali kemudian segera beranjak pergi meninggalkan ruangan persidangan tersebut.

Lidia merasakan bahwa seseorang yang begitu ia cintai kini berada tepat dihadapannya.

Jonan menatapnya dengan begitu hina, seakan-akan bahwa Lidia adalah sampah busuk yang menjijikan.

"Setelah bercerai, aku tidak akan memberikanmu harta gono-gini sepeser pun."

Lidia mengangkat kepalanya, memandang Jonan dengan mata yang dipenuhi genangan air, "Hiks.. a..aku.. tidak ingin bercerai, Jo."

"Persidangan ini akan tetap dilanjutkan, dan aku berharap kita akan segera bercerai tanpa menunggu waktu yang lama."

Lidia hendak menahan lengan Jonan, namun semua itu ia urungkan ketika melihat Jonan mengangkat lengannya lalu mengibaskannya ke udara, "Aku tidak sudi disentuh oleh wanita rendahan sepertimu."

Lidia menarik kembali lengannya, menatap muak pada suaminya, "Sikapmu seolah-olah aku lah disini yang paling salah. Padahal kaupun ikut ambil andil didalam semua masalah yang terjadi ini!"

"Kau tidak memberitahu aku jikalau Alfath sudah menodai Cya." Ralat Jonan.

Lidia menggelengkan kepalanya seraya berdecak sinis, "Aku ingin bertanya. Jikalau aku memberitahukan hal itu padamu sebelumnya, apa yang akan kau lakukan?"

"Menghajarnya dan memberitahukan hal ini pada Nina."

Lidia meludah kearah kanan, "Cih, kau tidak ada bedanya denganku."

Jonan mengepalkan kedua tangannya, urat-urat lehernya pun bahkan mengejang, "Jaga bicaramu, Lidia!"

"Kau saja tidak menjaga ucapanmu. Oh c'mon Jo, jangan suka membalikkan fakta."

"LIDIA!" Geram Jonan tertahan.

Lidia berdiri dari duduknya, "Aku benar-benar tidak menyangka bila kau akan berbuat seperti ini padaku." Kata Lidia seraya mengelap pipinya yang basah.

Lidia memainkan jari telunjuknya di dada bidang milik suaminya lalu Lidia menarik kerah baju Jonan untuk mendekat kearahnya sehingga posisi mereka berdua saat ini sangatlah intim.

Lidia mendekatkan wajah Jonan dengan wajahnya, "Tubuhmu dan tubuhku pernah bersatu, bahkan kita sering melakukannya dan kuharap kau tidak akan melupakan itu."

Lidia melempar tubuh Jonan kebelakang, "Aku akan membalasmu, lihat saja nanti." Ucap Lidia yang dipenuhi penekanan pada setiap katanya.

•••••

Alfath terduduk diam di kursi kerjanya, pikirannya entah melayang kemana dan hanya tersisa hanyalah raganya saja.

Alfath mengacak rambutnya kesal, ia melempar semua berkas diatas meja hingga berhamburan kelantai.

Tring..

Alfath mengambil ponselnya didalam saku, men-dial tombol hijau kemudian meletakkan benda pipih tersebut ditelinganya.

"Darimana kau tahu?"

"......"

"Baiklah, aku akan segera kesana." Alfath mematikan sambungannya secara sepihak, memasukkan benda pipih tersebut kedalam saku celananya kemudian beranjak pergi meninggalkan kantor megah yang ia bangun dengan jerih payahnya sendiri.

•••••

Alfath tersenyum licik, ia merapikan sedikit rambut bagian depannya kemudian membuka knop pintu berwarna coklat itu.

Step Brother [#1 FHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang