Jangan lupa vote & comment
Alfath duduk termenung diatas kursi. Tatapannya begitu sendu, dan lingkaran di bawah matanya semakin menghitam.
Alfath terus menerus memandangi wajah Cya yang amat tirus dan tak terurus. Hatinya begitu teriris melihat pemandangan seperti ini.
Gadis yang sebentar lagi akan menjadi calonnya ini kini terbaring lemah diatas ranjang. Tak ada tanda-tanda bahwa Cya akan segera sadar.
Semua alat medis sudah menempel pada tubuh Cya. Alfath juga tak habis pikir, kenapa hanya karna terkena tusukan diperut bisa berdampak separah ini?
Kata Dokter, faktor lain dari ketidaksadaran Cya saat ini adalah dikarnakan gadis bertubuh mungil itu sudah terlalu depresi sehingga mengakibatkan semua kekebalan tubuhnya menurun.
Jujur saja, Alfath benar-benar tidak ingin melihat pemandangan seperti ini. Lebih baik ia dilemparkan tatapan benci dan tangisan Cya dibanding harus melihat Cya terbaring bak mayat hidup.
Alfath juga bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa akhir-akhir ini dirinya benar-benar berbeda? Alfath merasa bahwa sekarang dunianya seolah bertumpu pada Cya.
Gadis itu benar-benar membuat pria bermata elang itu seperti bukanlah Alfath yang sebenarnya.
Alfath tidak mencintai Cya, tetapi entah kenapa melihat Cya seperti ini membuat perasaan salah dan terluka hinggap dihatinya.
Alfath hanya bisa berharap bahwa Cya bisa cepat sadar. Meskipun disatu sisi, ada suatu perasaan sesal dan sedih melihat bahwa buah hatinya sudah lenyap tak tersisa.
Alfath menggenggam lengan Cya yang terasa lumayan dingin, "Sampai kapan kau akan seperti ini?"
Alfath mencium punggung tangan Cya kemudian menempelkan telapak tangan Cya di pipi kiri milik Alfath, "Aku merindukanmu. Cepatlah sadar gadis cengengku. Aku benar-benar merindukanmu."
Alfath menghembuskan nafas lelah, "Lihat saja. Aku akan mengurungmu dibawah tindihanku jika kau tak kunjung membuka matamu!"
Alfath melepaskan lengan Cya seiring mengacak rambutnya frustasi, "ARGHHH!! KENAPA AKU JADI SEPERTI INI SIH!!"
Alfath lelah.. Sungguh..
Dirinya benar-benar kacau. Alfath tidak menginginkan ini semua. Tidak!
Lantas kenapa dia merasa terluka dan tak berdaya melihat kondisi Cya saat ini? Well, Alfath sangat tidak mengerti dengan perasaannya saat ini.
Yang menjadi pikiran Alfath adalah 'Gadisnya itu harus segera sadar.'Penampilan Alfath saat ini pun jauh dari kata 'baik'. Pasalnya pria berperawakan tampan itu sekarang sangat terlihat seperti orang utan saja.
Rambut yang acak-acakkan, mata panda yang kian menghitam dan membesar, baju yang sudah kusut dan compang-camping dan ditambah lagi raut wajahnya yang sekarang terlihat kusam.
Sejak dari kejadian dimana Cya menusuk perutnya itu, membuat Alfath sangat enggan untuk memasukan asupan kedalam tubuhnya meskipun hanya sedikit.
Bagi Alfath, memandangi dan menunggu Cya sampai sadar itu merupakan nutrisi yang cukup untuk tubuhnya.
Entahlah, pria itu sungguh berbeda dari biasanya.
Alfath juga tidak memperdulikan keadaan yang ada disekitarnya, salah satunya adalah Nina dan Darrel.
Dan bahkan Alfath juga sudah tidak memikirkan bagaimana nasib wanita ular itu-- alias Lidia dan juga nasib ayah sialannya itu-- yaitu Jonan.
Alfath mengusap wajahnya, "Maafkan aku. Aku terpaksa menghilangkan calon buah hati kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother [#1 FHS]
Roman d'amourSERIES #1 IN DARK ROMANCE [ MODE PRIVATE ] So follow terlebih dahulu 🌸COMPLETE🌸 Kehidupan yang penuh akan luka, dendam dan pengkhianatan itu telah menjadi makanan sehari-hari untuk seorang pria yang sangat mematikan dinegara ini. Dia pria yang men...