43 - Jonan knows all this

73.4K 4.7K 411
                                    

Jangan lupa vote & comment

Darrel menghela nafas panjang, ia beranjak dari duduknya seraya berjalan kearah kulkas.
Ia mengambil sebotol air minum, meneguknya hingga tandas kemudian kembali menutup kulkas tersebut.

Tring..tring..

Darrel melangkah kearah meja makan, mengambil benda pipih berwarna putih tersebut seiring menekan tombol hijau.

"Baiklah, aku akan segera memberitahukan hal ini padanya." Darrel memutuskan sambungannya secara sepihak, membuka bagan yang tertulis 'pesan' dilayar canggihnya lalu mengetikkan sesuatu dengan sangat cepat.

Setelah itu, Darrel menaruh ponselnya disaku celana bagian belakang kemudian mendudukkan kembali tubuhnya diatas kursi makan.

Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, pikirannya saat ini sungguh kalut, namun ada sedikit terbesit perasaan lega disaat mengetahui bahwa Cya saat ini tengah baik-baik saja.

Tetapi yang mengganjal untuknya adalah mengapa Cya bisa bersama dengan rekan bisnisnya yang tak lain Alfath? Apakah mereka berteman?

Bertanya, bagaimana bisa Darrel mengetahui tentang keberadaan Cya?
Well, Darrel memiliki mata-mata yang sangat banyak sehingga lebih memudahkannya dalam melacak keberadaan Cya.

Darrel menghembuskan nafas pelan, berdiri kemudian mengambil kunci mobil yang ikut ada diatas meja.

Karna sekarang dirinya sudah mengetahui keberadaan Cya, maka ia akan mengatur rencana untuk segera menemui gadis tersebut dan memperbaiki segalanya.

•••••

"Berhentilah menangis, Cya."

Cya semakin merapatkan tubuhnya ke dinding membuat Alfath jengah sendiri melihatnya.

"Sampai kapan kau akan seperti itu hah!?" Alfath mendekap kedua lengannya didada dengan satu alis terangkat.

"Hiks..hiks..a..aku..ingin..sendiri."

"Kau tak akan bisa sendirian tanpaku, Cya!"

Cya mengangkat kepalanya, menatap nyalang pada pria yang tengah menampilkan ekspresi datarnya itu, "Memangnya siapa dirimu hah!"

"Aku ayah dari anakmu." Balas Alfath sekenanya.

Cya menyilangkan kedua lengannya dibagian perut, "Tidak! Dia anakku."

"Bukankah kau bilang bahwa aku ayahnya, hm?"

Cya menggeleng, derai air matanya kembali menguar, "Hiks..pergilah!"

Alfath mendengus sebal, "Sampai kapanpun kau tak akan bisa mengusirku, baby. Karna sebentar lagi kau akan menjadi istriku."

Cya menarik-narik rambutnya kasar, ia benar-benar marah dan terluka sekarang, "AKU TIDAK MAU MENIKAH DENGANMU, SIALAN!"

Alfath hendak menjawab ucapan Cya, namun getaran dari dalam sakunya langsung saja mengurungkan niatnya.

Alfath merogoh sakunya yang bergetar, menggambarkan pola kunci disana sembari membukan tanda pesan yang masuk di notifikasinya.

From : Mr. McKenzie

Dewan direksi mengadakan rapat di cafe xxx. Temui aku disana nanti sore.

Alfath mengedikkan bahu acuh, enggan membalas pesan tersebut, ia segera memasukkan kembali ponselnya kedalam saku.

Diliriknya kembali Cya yang senantiasa masih menetap pada posisi semula. Bahkan kian menit, kian meringkuk saja tubuh itu.

Step Brother [#1 FHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang