Jangan lupa vote & comment
"Jo, kumohon dengarkan penjelasanku dulu!"
Lidia memeluk tubuh kaku suaminya dari belakang, menumpahkan segala kegelisahan dan ketakutan dalam dirinya, "Maafkan aku, Jo. Tapi kumohon, dengarkan penjelasanku dulu.. hiks.."
Jonan menepis pelukan Lidia, berbalik badan kemudian menyudutkan tubuh Lidia di dinding.
Lidia kesusahan bernafas, wajahnya mendongak dengan mulut terbuka ketika Jonan mencekik lehernya.
Lidia memukuli dada Jonan, hidungnya kembang kempis dengan mata yang sedari tadi terbuka dan tertutup, "Hiks..le..le..lepa..lepas!"
Jonan semakin mengeratkan cekikannya, "KAU BENAR-BENAR MURAHAN, LIDIA! BAHKAN RASANYA AKU DIBUAT TIDAK PERCAYA BAHWA AKU TELAH MENIKAHI SEORANG WANITA RENDAHAN SEPERTI MU."
Jonan melepaskan cekikannya, menghempaskan tubuh Lidia hingga wanita paruh baya itu terduduk dilantai.
Lidia menundukkan kepalanya, menangis saat merasakan nyeri dan sakit yang begitu dalam ditubuhnya terutama dibagian pundak dan bokongnya.
"Hiks..ku..mohonn..."
Jonan tak menggubris ucapan Lidia, ia menjambak rambut Lidia kebelakang hingga kepala wanita tersebut tertungak kebelakang, "Kau tahu? Aku selama ini sudah susah payah untuk mencoba mengembalikan sifat Alfath seperti sediakala. Tapi dengan kau bersikap demikian, justru semakin membuat Alfath membenci diriku terutama Nina."
Lidia memegangi lengan kanan Jonan yang sedang mejambak rambutnya itu, "Hiks..le..lepaskan.. kau menyakitiku, Jo.. hiks.."
Jonan melepaskan jambakannya kemudian mendekap kedua lengannya didada, "Dengan bersikap begini saja Alfath sudah sangat membencimu. Apalagi jika dia sampai mengetahui bahwa kau adalah dalang dari ikut hancurnya rumah tangga Nina?"
Jonan berdecih sinis, "Aku rasa dia tak akan bisa memaafkanmu. Maafkan aku Li, aku sekarang hanya ingin putraku kembali. Mungkin dengan cara melepaskanmu, maka putraku akan kembali padaku."
Lidia semakin menggelengkan kepalanya, ia bersimpuh dikaki Jonan, "Hiks..kumohon jangan tinggalkan aku.. hiks.."
"......"
Lidia mendongakkan kepalanya, matanya sudah memerah dan dipenuhi genangan air mata, "Kau tahu Jo? Aku selama ini sudah merelakan putriku hanya demi kau! Lantas kenapa saat ini kau ingin meninggalkan ku hah!?!!! Bahkan aku sudah mengorbankan segala yang ku-punya!"
Jonan menendang tubuh Lidia untuk menjauh dari kakinya, "TAPI TIDAK DENGAN CARA SEPERTI INI, LIDIA! AKU SELAMA INI SUDAH MENGANGGAP CYA SEPERTI PUTRIKU SENDIRI, DAN AKU SUDAH BERJANJI UNTUK MENJAGA CYA AGAR AKU TIDAK MENGULANGI APA YANG SUDAH KUPERBUAT DULU PADA ALFATH! NAMUN APA YANG KAU LAKUKAN HAH!? AKU KIRA KAU SUDAH MENYESALI ATAS APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN DULU, TAPI TERNYATA AKU SALAH!!" Teriak Jonan yang sudah mulai habis kesabaran.
Lidia mengepalkan kedua tangannya dengan pipi yang selalu saja basah akibat tumpahan air mata, "TAPI AKU SUDAH MENGORBANKAN SEGALANYA HANYA UNTUKMU, JO!" Teriak Lidia tak kalah lantang.
Jonan menghentakkan kakinya kelantai, ia mengacak rambutnya secara kasar kemudian pergi meninggalkan Lidia sendirian.
Lidia memandangi punggung Jonan yang perlahan menghilang, ia memegangi dadanya yang terasa begitu nyeri.
"Hiks..hiks.. kumohon, Jo.. kembalilah.."
Lidia meringkuk di lantai dengan posisi wajah yang tertutupi oleh kedua tangannya, "Hiks..ja..jangan tinggalkan aku..Jo.."
•••••
"Ma.." Panggil Alfath.
Nina enggan menolehkan kepalanya, hatinya masih terasa begitu sakit saat mengingat kebejatan apa yang sudah dilakukan oleh putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother [#1 FHS]
RomanceSERIES #1 IN DARK ROMANCE [ MODE PRIVATE ] So follow terlebih dahulu 🌸COMPLETE🌸 Kehidupan yang penuh akan luka, dendam dan pengkhianatan itu telah menjadi makanan sehari-hari untuk seorang pria yang sangat mematikan dinegara ini. Dia pria yang men...