65 - A month later

45.9K 2.8K 214
                                    

Jangan lupa vote & comment

Sebulan kemudian..

Alfath membawa nampan berisikan sarapan pagi, dia meletakkan nampan tersebut di atas meja kecil kemudian segera duduk di sebelah Cya yang tengah sibuk menonton TV, karna posisi mereka berdua sekarang berada di ruang tamu.

Alfath mencium pipi Cya, menarik wajah Cya ke samping kemudian memberikan kecupan singkat di bibir Cya, "Morning kiss, baby."

Cya tersenyum kecil, ia juga mencium pipi Alfath, "Morning kiss too."

Kalian tentu heran kan kenapa sikap Cya sekarang sudah mulai baik terhadap Alfath?
Karna selama sebulan ini, Alfath sangatlah baik padanya dan bahkan terlalu baik.

Terus Alfath juga selalu berusaha menyakinkan Cya bahwa pria itu telah berubah sekarang.

Cya juga sudah mencoba mengikhlaskan semuanya dengan berlapang dada, dan ia juga mencoba membuka hatinya untuk Alfath, tentunya Cya pun sudah berusaha untuk membiasakan diri bersama Alfath.

Yang Nina katakan wakitu itu memang benar, manusia tidak luput dari kesalahan.

Cya sudah memaafkan Alfath dan dia juga mencoba untuk membuka lembaran baru bersama suaminya, karna Cya tidak ingin hidup dalam dendam dan kebencian.

Toh percuma juga dia membenci Alfath, karna Alfath akan selalu berada disampingnya, coz Alfath adalah suami Cya sekarang.

Alfath menunjuk sarapan yang ia siapkan khusus untuk Cya, "Makan, sayang."

"Nanti gak enak."

"Enak kok, makanya di cicipi dulu."

Alfath menyiapkan sarapan yang tak lain adalah bubur ayam dengan susu sebagai minumannya, ia mengambil mangkok lalu menyuapkan bubur tersebut kepada Cya.

"Enak gak?" Cya mengangguk kecil.

Alfath menghela nafas lega, "Syukur kalo enak, aku susah payah liat resep ini di google."

"Makasih ya." Gumam Cya dengan mulut penuh.

"Sama-sama, sayang."

Setelah selesai makan, Alfath memberikan Cya segelas susu dan Cya meneguknya hingga tandas.

Alfath memperhatikan Cya dengan seksama sebelum akhirnya pria bermata tajam itu meletakkan jarinya di sudut bibir Cya kemudian menyeka sisa makanan yang ada di bibir Cya.

Cya tentu selalu merasakan debaran tatkala Alfath bersikap romantis padanya.

Alfath menepuk paha-nya meminta istri kecilnya itu untuk duduk di pangkuannya.

Cya menolak, namun sekali lagi perlu di ingat bahwa Alfath adalah tipe pria yang tidak menerima penolakan.

Setelah Cya duduk di atas pangkuan Alfath, Alfath segera melingkarkan kedua lengannya di perut ramping Cya.

Alfath juga meletakkan dagu-nya di atas pundak Cya dan meresapi aroma shampo yang Cya pakai serta aroma tubuh istri kecilnya.

"Harum banget." Bisik Alfath.

"Kan aku udah mandi, bukannya kek kakak yang belom mandi." Cibir Cya.
Sekarang Cya sudah terbiasa memanggil Alfath dengan sebutan kakak.

Alfath terkekeh, ia menyusupkan wajahnya di ceruk leher Cya, "Walaupun belom mandi, aku tetep selalu harum dan ganteng." dan Cya hanya bisa memutar matanya malas mendengar ucapan Alfath barusan.

Alfath gemas sekali dengan istri kecilnya ini, maka dari itu ia menggigit leher Cya membuat sang empu menjerit, "Aduh sakit!"

"Kamu sih gemesin banget." Ucap Alfath seraya hidung mancungnya itu ia gesek-gesekkan di leher jenjang Cya yang putih dan mulus.

Step Brother [#1 FHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang