........
"Ini kapan sampeknya sih,dari tadi jalan nggak sampek-sampek.kaki pegel pake banget tau"gerutu ulfa yang saat ini duduk di bawah pohon mangga bersama maura dan neva tentunya.mereka sedang bersantai memanfaatkan waktu yang diberikan para kakak pembina untuk beristirahat sebentar.
"Setengah,kita masih setengah perjalanan fa.masih ada dua bukit di peta ini"jawab maura membuat ulfa dan neva tidak suka mendengarnya.
"Tau gini aku mending nggak ikut penjelajahan,aku nggak sanggup kalai harus jalan lagi"keluh neva membuat maura tertawa melihatnya.
"Kenapa kamu malah ketawa sih ra,aku lagi kesel ini"ucap neva kesal.
"Bukannya tadi kamu semangat banget waktu mau berangkat.kenapa sekarang jadi uring-uringan nggak jelas gini sih.apalagi ada bahan bakarnya kan"ucap maura sambil mengedipkan sebelah matanya pada neva.
"Bahan bakar apa ra"tanya ulfa tak mengerti.
"Ya para kakak-kakak pembina yang ganteng-ganteng itu,ya kan va"ucap maura dengan menunjukkan smirknya pada neva.
"Iya sih,tapi tetep capek"rengek Neva.
"Udahlah,bentar lagi juga sampek"ucap maura sambil menepuk bahu neva mencoba memberikan semangat pada neva.
"Aku kebelet ini ra,temenin aku yuk sebentar"pinta neva pada maura.
"Tapi disinikan nggak ada toilet,kamu mau buang hajat dimana"tanya maura kebingungan.
"Dimana aja yang penting bisa buang hajat"ucap neva yang kemudian menarik tangan maura secara tiba-tiba.
"Ihhh,aku ditinggalin lagi.kebiasaan mereka mah"ucap ulfa kesal melihat maura dan neva yang pergi tiba-tiba.
.......
"Hai,sendiri aja.temennya mana"ucap kak dana pada ulfa yang masih sibuk dengan makanan ditangannya.
"Nggak tau kak,mereka tiba-tiba pergi gitu aja,nyebelin"ucap ulfa kesal sambil mengerucutkan bibirnya.kak dana yang melihatnya hanya tersenyum simpul"menggemaskan"batinnya.........
"Aduh neva,lama banget sih.ayo cepetan,nanti kita ditinggalin sama yang lain.kita kan nggak tau arah,nanti kalau nyasar gimana.neva"ucap maura pada neva dengan nada khawatir.
"Iya,ini udah selesai.sabar dong ra"ucap maura sambil berjalan keluar dari semak-semak.
Saat akan berjalan pulang ke tempat istirahat rombongan mereka,maura dan neva mendengar suara daun-daun yang bergerak.suaranya berasal dari sebelah kanan.saat mereka berdua menengok,mereka tidak menemukan apa-apa.saat akan berjalan kembali,suara itu kembali terdengar."Ra itu suara apa"tanya neva dengan nada bergetar menahan rasa takutnya.
"Aku juga nggak tau va"balas maura tak kalah bergetarnya.
"Dalam hitungan ketiga kita lari ok,1,2..................3"ucap neva mendadak.maura yang kaget pun melepas pegangannya pada tangan neva dan berlari berlawanan arah dengan neva.meraka terus berlari sekencang-kencangnya.
........
"Neva kamu darimana aja sih,kita semua nungguin kamu tau"sergah ulfa saat melihat neva yang datang dengan peluh mengucur deras serta ekspresi paniknya.
"Maaf ,aku baru aja menunaikan panggilan alam"balas neva sambil menormalkan nafasnya yang tersengal-sengal.
"Dasar,tapi tunggu.kok kamu sendiri,maura mana"tanya ulfa pada neva.
"Maura ada dibelakang aku"ucap neva lalu membalikkan tubuhnya.namun ia tidak menemukan maura dibelakangnya"kemana maura"batinnya.
"Maura mana va"tanya ulfa panik.
"Tadi dia adi dibelakang aku,sungguh aku nggak bohong.tapi kenapa dia nggak ada sekarang"ucap neva heran.
"Gimana sih va,harusnya kamu bisa dong pastiin maura ada sama kamu.kan kamu tau maura paling payah kalau soal arah.dan pasti dia sekarang lagi nyasar.dia pasti ketakutan banget"ucap ulfa sambil menangis.
"Aku juga nggak tau kalau bakal begini akhirnya,tadinya aku pikir maura ada dibelakan aku jadi aku lari sekenceng-kencengnya"ujar Neva sambil menangis.
"udah mending sekarang kita laporan ke kakak-kakak pembina.kita minta bantuan mereka buat cari maura"usul ulfa yang dibalas anggukan lemah oleh Neva.
Bersambung..........
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Dalam Penantianku (End)
Romancemenceritakan hidup seorang gadis muda yang penuh perjuangan demi menggapai mimpi-mimpinya.hari demi hari berlalu ia lewati dengan penuh kesabaran.ia menunggu takdir bahagianya datang menghampirinya.keyakinannya akan keajaiban allah tertanam begitu...