Tak lama yakni satu hari setelah Sean masuk di kelas pengap ala 7H ini, ada salah satu pengajar seni budaya yang dengan sengaja me-rolling bangku mereka.
Sial!
"Baru satu hari duduk masa main pindah aja" gerutu Sean dalam hati.
Setelah guru itu puas mengacak-acak seluruh posisi tempat duduk kelas, Sean menyesuaikan bangku nya. Namun nasib baiknya ia masih satu bangku dengan Amel.
"Depan belakang kok laki-laki sih?" suara Amel terdengar sedikit berteriak.
"Ssttt... Kalau ngomong jangan keras-keras, nanti pada kedengeran mell" pinta Sean sambil membungkam mulut Amel.
Tepat di depan Sean, Dzaky dan Adit yang ia kira adalah laki-laki yang luar biasa cerdasnya. Karena salah satu diantara mereka pernah berkata jika danemnya melebihi Sean dan juga Amel.
Tapi faktanya ia bolak-balik tanya kepada Sean dan Amel karena mengaku tak faham dengan apa yang dijelaskan Mrs. Pipit, guru bahasa inggris.
Dan dibelakang Sean persis ada makhluk aneh yang mungkin bisa juga disebut alien. Mungkin dia baru pulang dari planet mars. Wajahnya pucat dan nampak seperti kekurangan darah alias anemia.
Siapa sangka, seorang Seandra Dealova menaruh hati pada laki-laki misterius ini. Entah mimpi apa Sean semalam sehingga ia bisa menyukainya. Dia cukup baik dan akrab dengan Sean walau baru pertama kali bertemu. Dia selalu membuatnya tersenyum dan tertawa dengan semua cerita nya yang kadang terdengar tidak logis.
Namun, ia memilih untuk memendam rasanya. Ia tak ingin terburu buru dalam hal laki laki. Apalagi ini menyangkut cinta.
Memang terdengar terlalu cepat untuk hari kedua masuk sekolah. Tapi juga tidak bisa dibilang tak lazim jika di sangkut pautkan dengan hati.
****
Jam istirahat membuat Sean bosan. Biasanya membaca novel adalah kegiatan yang tidak pernah ia lewatkan ketika jam istirahat berlangsung. Tapi entah mengapa sekarang ini ia sedang malas untuk melakukannya. Mungkin ini gara-gara malam tadi Attala mengajak Sean untuk menonton film kesukaannya. Jadi, ia sedikit mengantuk di kelas.
Kata Attala sih untuk sekedar penghilang stres. Haha... Cukup aneh adik Sean yang satu itu.
Sean menghilangkan kebosanannya dengan menghampiri Amel yang sedang mengerjakan tugas di bangku Nimas. Apalagi jika bukan menyalin tugas Nimas alias menjiplak.
"Amell!!!" kejut Sean dari belakang.
"Eh.. Mantan mantan!!" teriaknya sambil membungkam mulutnya secepat kilat.
Sean tidak habis fikir dengan pola pikir makhluk imut bin bawel tingkat dewa ini. Mengapa ia masih ingat saja dengan mantannya yang udah jelas jelas matahin hatinya separah itu.
"Kronis". Satu kata yang tepat untuk menggambarkan hubungan Amel dengan mantannya yang sadis itu.
" He? Mantan?? Masih inget aja sama tu mantan" kata Sean sambil menunjukkan tawa kemenangan.
"Masih belum bisa move on nih ceritanya??"
"Mantan? Mantan apaan sih? Orang aku tadi bilangnya ketan kok" elaknya seraya menghindar.
"Heii! Ketan apaan maksud lo? Ha!" bentak Sean dengan tampang penuh kemenangan.
"Terserah deh, tapi aku laper nih. Ke kantin yuk!" ajaknya seakan-akan mengalihkan pembicaraan.
"Nggak usah pakai acara mengalihkan pembicaraan deh" sahut Sean sambil menarik hijabnya.
"Siapa juga yang mengalihkan pembicaraan" jawabnya seperti tidak mengetahui siapa yang ku maksud.
"Pakai tanya lagi ni anak!" jawab Sean seraya membuat Amel mengakui kekalahannya.
"Iya deh iya. Eh, An Sean, boleh tanya kagak?"
"Tanya apa lagi? Udah jelas aku yang menang" ejek Sean seakan membuatnya menggurutu.
"Serius mbakk!"
"Haha... Iya iya serius. Mau bilang apa? Serius amat. Kayak Konferensi Meja Kotak?" canda Sean membuat wajahnya semakin memerah.
Sebenarnya Sean ingin menurunkan amarahnya itu, tapi tak tau mengapa kemarahan Amel malah semakin memuncak.
"Seannn!!! Faham bahasa manusia apa enggak!!" teriaknya membuat jantungku berdegup seketika.
Seketika itu kelas langsung terasa hening. Seakan akan terpecah oleh nada tinggi yang Amel lontarkan.
"Kayak karang terpecah ombak aja" kata salah satu diantara mereka yang menyaksikan atraksi mega vaganza seorang diva terkenal yaitu Amel.
Alhasil, Amel yang tadinya dengan pede mengumandangkan suaranya yang merdu alias merusak dunia itu, kemudian turun dari kursi dan memilih untuk duduk di lantai.
"Ngapain duduk di lantai segala? Kayak nggak ada kursi aja" ledek Sean.
"Malu kali An!" menatap Sean dengan kesinisannya.
"Haha.. Makanya jangan semena-mena sama yang namanya Seandra Dealova" tawa Sean tetap menghiasi tragedi itu.
"Iya.. Eh beneran nih.. Aku mau tanya" bujuknya tak sabaran.
"Nanti aja aku sedang sibuk. Bye!" meninggalkannya sendiri di bangku Nimas.
Hai hai haii!!!!
Ini the first story ku loh. Jadi maklum kalo bahasanya agak nggak karuan dan sering typo. Follow juga my ig @fzovita_ and jangan lupaa....Vote
And
Comment
👇
#Happy readers!

KAMU SEDANG MEMBACA
KAMASEAN
Любовные романы#4 in peka 2 March 2019 Aku seorang perempuan. Ya, semua orang pasti sudah tau akan hal itu. Perempuan yang ceria dan terkenal aktif di kelas. Jatuh cinta? Bahkan banyak orang yang tak menyangka jika diriku ini bisa jatuh cinta. Apalagi jatuh cinta...