-21-

42 6 2
                                    

Istirahat pertama.

Aku mencoret coret kertas berukuran 4×5 cm untuk mengisi kekosongan waktuku di kelas. Biasanya waktu istirahat seperti ini ada Kama yang memanggilku tanpa sebab dan membuatku kebingungan sendiri akan tingkahnya. Namun sekarang ini tidak. Kalimat "lagi apa" dari tadi selalu merasuki fikiranku. Hm.. Membosankan memang.

"Bel bela, ikut gue yuk" tanyaku lemas.

"Eh, bel nya yang L nya dua ya" katanya. "Kemana emang? Ke kantin?"

Sahabatku yang satu ini memang menyukai segala jenis makanan. Tidak terkecuali donat. Dia sangat amat menyukainya.

"Yaelah. Ke kantin mulu jalan jalan kek cari udara segar gitu di taman belakang" ucapku lelah.

"Kirain mau diajak ke kantin ya udah yuk" ajaknya sambil menyeret tanganku ke koridor menuju taman belakang.

Tanpa kusadari aku berpapasan dengan Kama. Namun, mengapa Kama tidak menyapaku? Atau mungkin dia memang tidak melihatku? Heran.

"Bentar bentar, itu tadi Kama bukan sih?" tanyaku memberhentikan jalan kami berdua.

"Iya emang kenapa? Lo kan emang belum ada hubungan apa apa sama Kama. Di php mulu sih"

"Duh, gue lupa belum cerita ke elo bel"

Bella memang sudah lama tau jika kami dekat namun yang ia tau kami tak pernah menjalin sebuah hubungan.

"Cerita apa? Jahat lo nggak mau cerita" gerutunya.

"Jadi gini, bel, gue sama Kama udah jadian" singkatku karena malas bertele-tele.

"Whattttttttt????!!!!!!! Demi apaaaaa?!!!!!!!! Kalo cerita yang bener donggggg Ann jangan buat gue crazy secara mendadak ntar kalo jantungan lo tanggung jawabbbb!!!" teriaknya tak percaya.

"Iya, gue ngomong beneran. Suka nggak percayaan sama temen sendiri sih" ucapku santai.

"Sumpah sumpah gue nggak percaya, An. Kok semua mendadak jadi muter muter gitu sih An, An.. tolong" teriaknya sampai membuat dirinya menyadarkan kepalanya di bahuku.

"Eh eh... lo kenapa bell. Belll, beratmu 70 kg bel, mana sanggup kalo aku yang nopang" kataku menjerit.

Seketika itu Bella pingsan yahh maybe karena diriku. Well, aku yang harus mengurusnya di UKS. Entah apa yang harus kukatakan pada guru fisika ku nanti.

Kurang lebih lima menit Bella kembali sadar. Ia seperti mencari sesuatu yang tak ku ketahui dengan pasti.

"Gu.. gue dimana??" Tanyanya setengah sadar.

"Eh bell, udah bangun??" Tanyaku yang tak ia hiraukan. Bella seperti mencari sesuatu yang tak ku ketahui dengan pasti. "Cari apa Bel?"

"Cari donat" sontaknya membuatku terkejut bukan main.

"Apa bel?? Nggak salah denger gue tadi? Lo bilang apa tadi? Cari donat??" Tanyaku seolah tak percaya.

"Iya donat. Tadi aku kayak mimpi ada donat di sebelahku" ucapnya kebingungan.

"Duh ni anak sempet kebentur apa sih jidatnyaa" kataku menghela nafas.

"Mana An!! Donatt??" Teriaknya membuatku pusing.

"Yaelah ya mana gue tau, emang gue penjual donat?" Jawabku kesal.

"Beliin nggak, tanggung jawabb karena udah buat gue pingsan" tuntutnya padaku.

"Hufffttttt.... kena lagi dah. Iya iya gue beliin, tunggu bentar, aku balik bentar lagi" jawabku menghela nafas.

"Iya cepetan! GPL gak pake lama titik" perintahnya penuh penekanan.

"Iya putri Salsabilla yang L nya dua" jawabku sinis.

"Ihhh sukak deh sama Sean" pujinya tak ikhlas.

"Y titik" jawabku singkat seraya meninggalkannya.

KAMASEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang