-33-

26 2 0
                                    

"Gue tau gue salah An.. tapi nggak gini juga caranya"

"Dengan lo pergi tanpa ada siapapun yang tau itu bukan penyelesaian"

"Itu makin buat gue bingung dengan perasaan gue sendiri"

"Gue suka. Cinta. Tapi,dulu gue pernah ngerasa hampa ketika gue ngejalanin hubungan ini. Hampa yang nggak pernah gue tau asalnya dari mana. Mungkin karena...."

"Raina? Rain?"

"Memang akhir akhir ini kita seperti dekat. Tak dapat menolak kenyataan, kita satu kelas. Dalam sekejap entah mengapa, gue merasa bahwa gue gagal move on seketika. Aneh memang. Dan gue tau kalo gue salah. Salah besar. Hati dan fikiran gue nggak saling koneksi" terang Kama.

"An... gue tau gue salah karena udah flashback sama Raina..." sesal Kama.

"Tapi gue udah janji dengan diri gue sendiri kalo hubungan gue sama Raina hanya sebatas temen aja. Nggak lebih"

"Nggak tau kenapa, semenjak lo hilang An. Dan entah kapan lo kembali, ada sesuatu yang menghilang dari hidup gue"

"Lo yang selalu chat pembahasan nggak logis ke gue, lo yang suka ganggu gue, dan cara tertawa lo" ucap Kama menggantung. "Gue suka cara tertawa lo"

"Tapi sekarang semua lenyap An.. gue salahh.... salah besar"

"Apa yang harus gue lakuin biar bisa buat lo kembali?"

"Sedangkan keberadaan lo aja gue masih nggak tau"

"Please... come back.." ucap Kama terakhir kalinya.

****

Dret.. dret..

Beberapa notifikasi tercantum di ponsel Kama. Menampakkan beberapa pesan dari para makhluk hidup. Termasuk.. Raina.

Raina:
Kam? Nanti jadi?

Kama:
Iya jadi

Raina:
Oke
Gue siap siap dulu

Entah mau apa dan mengapa mereka akan bertemu. Ada sesuatu yang ingin Kama bicarakan. Mungkin, beberapa detailnya bersangkutan dengan Raina.

At coffee shop.

"Hai!" Panggilan seorang gadis yang tingginya hanya berjarak beberapa senti dari Kama itu menyapa dari kejauhan.

"Hai! Udah lama?" Tanya Kama pada gadis itu. Yah.. kita tau itu adalah Rain atau Raina.

"Ada yang mau kamu omongin?" Tanya nya sambil duduk kembali.

"Iya ada. Ini tentang..."

"Tentang Sean?" Ucap Raina menebak.

"Iya"

"Udah cerita aja sama gue. Nggak papa kok" ujar Raina santai.

"Jadi gini.."

Kama menceritakan setiap detailnya dengan cermat. Tampaknya ia sangat mengerti apa yang sebenarnya terjadi tanpa memberi tahu nya pada siapapun kecuali Raina yang ia sudah anggap seperti sahabatnya sendiri.

"Oh.. jadi gitu" tuntas Raina.

"Jadi menurut lo gimana?"

KAMASEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang