Author
Tak ada kelanjutan dari Sean dan Kama. Perbincangan mereka via telpon tadi malam mungkin adalah penjelasan terakhir dari Kama. Mereka juga tak pernah bertemu akhir akhir ini.
Sean menarik beberapa kertas berwarna merah muda dan tosca. Ia mengambil sebuah bolpoin ungu kesukaannya. Goresan demi goresan ia menciptakan kata kata.
Kama...
Apa kabar?
Aku merindukanmu.
Namun..
Apa daya diriku yang sekarang ini tak tau menjadi siapa di hadapanmu.
Mungkin aku yang terlalu egois.
Terlalu memaksaan keadaan.
Aku yang terlalu mencintaimu.
Hingga aku tak tau bagaimana perasaanmu padaku.
Kamu bisa salahkan aku jika mau.Aku hanya tau pelangi.
Aku tak tau perihal badai.
Mungkin itu sebabnya mengapa aku terlalu aneh jika di sangkut pautkan mengenai cinta.
Aku hanya tau jika cinta itu saling mengerti dan memahami.
Itu saja.Mungkin kita berbeda dalam memahaminya.
Sean menyudahi penulisannya. Ia tak ingin merasa lemah di hadapan teman teman nya.
****
00.00Cklek.
"Happy birthday Seannn!!!!!"
Suara itu menyeruak seluruh isi ruangan Sean. Membawa sebuah roti ulang tahun berselimut vla coklat dan empat belas lilin kecil menancap sesuai dengan umur Sean sekarang.
Sean yang sedang tertidur pulas dan mencoba melihat jelas keadaan sekitarnya. Dan ada lima sahabat yang sekarang ini tengah berada di hadapannya.
Ia ingin sekali menangis. Untuk meluluhlantahkan semua hal yang terjadi belakangan ini padanya. Dan itu pun terjadi. Ia menghamburkan tangisnya pada para sahabatnya. Mereka saling berpelukan.
"Daripada ni lilin mati mending cepet lo tiup deh" ucap Bella memaksa.
"Sebelum itu buat permintaan!"
"Aku ingin terus bahagia bersama orang orang yang aku cintai" doa Sean dalam hati.
Tanpa pikir panjang ia meniup lilin lilin yang lumayan sulit untuk dipadamkan. Tak heran, karena jumlahnya sendiri juga banyak.
"Maaf ya An kita nggak bisa bawa Kama kesini"
"Kam.. Kama? Ya juga bukan urusan gue juga kali" ucap Sean berusaha bersikap acuh tak acuh.
"Nggak usah bohong An, kita semua tau perasaan lo saat ini. Tapi yang kita semua harapkan, semoga kedepannya apa yang lo inginin akan segera tercapai" jawab salah satu dari mereka.
"Semoga ya" tuntas Sean sambil mengakhiri pembicaraan.
Dini hari.
"Lo semua mau balik apa nginep di rumah gue sampai besok?" Tanya Sean.
"Nginep sini aja seru kalik ya" ucap Nafisa yang selalu betah berada di rumah Sean.
"Iyaa nginep sini ajaa, biar rame ni rumah. Nggak ada ayahnya Sean nih, sepi banget" teriak mama dari wastafel sudut rumah.
"Iyaa tanteee makasihh yaa udah dibolehinn" teriak Nafisa kembali.
"Iya sama sama cantik" Jawab mama Sean dengan santainya.
"Eh pleasee.. gue boleh ke kamar mandi nggak?" Sahut Sean dengan wajah memucat.
"For??" Tanya Nafisa tak mengerti.
"Mau muntah gue denger lo dibilangin gitu sama mama" sahut Sean penuh penghinaan.
"Tambah umur bukannya tambah sadar menghadapi realita malah kek gitu" jawab Nafisa mencelah pernyataan Sean.
"Realita darimana nya oi" jawab Nimas angkat tangan.
"Awas ya nim, lo sekarang udah berada di pasukannya Sean" ancam Nafisa.
"Lah trus?" Ucap Nimas tak tahu.
"Udah deh nim. Bisa pusing tujuh keliling kalo ngomong sama tu orang" jawabku meyakinkan.
"Udah yuk kita tidur ajaa!" Ucap Bella yang hobi ber-hibernasi.
****
Hari ini berjalan seperti biasa. Tak ada yang istimewa dari ulang tahun Sean kali ini. Ia juga tak begitu menyesalinya. Tentang Kama pun ia sudah berusaha melupakannya.Lalu, hubungan mereka? Sebagai apa?
Rumit. Tak ada konfirmasi apapun diantara keduanya. Sampai hari ini, yang seharusnya menjadi hari menyenangkan bagi Sean.
"Sean! Lo disuruh ke Laboratorium atas sama Bu Inda" teriak Nafisa dari ujung tangga.
"Hah? Untuk apa?"
"Nggak tau. Mungkin disuruh ambil mikroskop untuk praktek" Intruksi nya pada Sean.
"Oh.. ok bakal gue ambil"
Sean melangkah satu anak tangga dengan anak tangga yang lainnya. Namun ia menyadari satu hal.
"Bukannya diatas itu kelasnya Kama ya? Duh, Sean gimana sihh. Tapi kayaknya udah pulang deh. Yahh.. mana gue tau" ucapku santai.
Hanya tinggal beberapa anak tangga lagi.
Deg.
Pertemuan yang sama sekali tak diinginkan oleh Sean. Pertemuan tanpa status dan arah yang jelas lebih tepatnya.
Iya.
Seorang Raykama Arkananta itu tengah berada tepat di hadapan seorang Seandra Dealova.
Tanpa pikir panjang Sean langsung meninggalkan keadaan yang sama sekali tidak disukainya.
Namun ia kalah cepat. Kama menarik tangannya dan mencoba menjelaskan sesuatu hal.
"Lepasin tangan gue"
"Oke. Tapi dengerin gue sekali ini aja"
"Gue bakal dengerin"
"An, gue bingung sama lo, kenapa lo selalu ngehindar dari gue. Salah gue apa sama lo. Gue juga udah jelasin semua"
"Kayak gitu lo masih tanya salah lo apa? Ha?!" Ucapku menegaskan. "Gue bingung sama jalan fikiran lo"
"Lo yang buat gue bingung An. Sifat lo itu terlalu kekanak-kanakan. Gue sampai susah ngadepin elo"
Sean berusaha menahan air mata nya. Ucapan dari Kama tadi membuat nyali nya beradu dengan perasaan hatinya.
"Gue?...." tanya Sean seraya menahan air di pelupuk mata nya.
"Iya. Lo" singkat Kama tanpa berdosa.
"Kayaknya lo belum pernah ngerasain yang namanya berjuang tanpa diperjuangin dan menangis tanpa ditangisin ya Kam" ucap Sean hampa. "Sayangnya gue udah duluan ngerasain hal yang begituan"
"Mak.. maksud lo apaan?" Jawab Kama seolah tak tau apa apa.
"Gue heran sama diri gue sendiri. Dulunya gue jelas jelas suka dan merjuangin orang yang sama sekali nggak tau siapa gue. Gue kayak jadi angin lalu nya dia. Dan anehnya, separah parahnya dia buat kesalahan sama gue, gue selalu maafin dia" jelas Sean mendetail.
"Gue masih nggak ngerti" sahut Kama dengan nada rendah.
"Dan sampai suatu saat dimana gue bisa jalin hubungan sama dia, gue nggak bisa dapat hati nya. Gue cuman bisa mastiin kalau dia masih benar benar berada tepat di hadapanku" kata Sean mendefinisi.
Sean tak tau harus berkata apa apa lagi. Semua yang ingin ia ungkapkan semuanya sudah tercurahkan tepat pada orang yang ia tuju.
"Jadi, gue sebenernya siapa lo Kam? Gue bingung dengan perasaan gue sendiri. Antara pergi atau ingin kembali" tanya Sean tak kuasa menahan air mata.
Sean pun menundukkan kepala nya ke lantai. Ia tak berani menampakkan wajahnya.
"An, liat gue..."
~Antara ingin pergi atau ingin kembali lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
KAMASEAN
Romansa#4 in peka 2 March 2019 Aku seorang perempuan. Ya, semua orang pasti sudah tau akan hal itu. Perempuan yang ceria dan terkenal aktif di kelas. Jatuh cinta? Bahkan banyak orang yang tak menyangka jika diriku ini bisa jatuh cinta. Apalagi jatuh cinta...