-19-

45 6 0
                                    

Waktu cepat sekali berganti. Pagi berganti malam dan tak terasa sudah 360 hari aku menjalani tugas sebagai seorang siswi kelas 7.

Perpisahan kelas akan diadakan nanti sore. Sore menjelang malam. Yah, tepatnya kami juga menggelar acara buka bersama.

Aku menunggu cukup lama. Melihat para pelayan restoran yang pertama kali membuka cabang alias grand opening itu lalu lalang membawa nampan berisikan ayam. Aku yang alergi terhadap ayam tidak menunjukkan respek apapun selain menggoda Diva yang luar biasa fantastisnya itu.

Angin yang bertiup kencang ini memang khas kita rasakan jika berada di bulan ramadhan. Kami memilih tema outdoor untuk perpisahan sekaligus buka bersama kami. Salah satu teman kami yang mengusulkan ide tersebut dan semua menyetujuinya. Tema yang cukup menarik dan berbeda dari biasanya untuk gaya klasikal ala restoran barat.

Semua menempatkan posisi masing masing. Membentuk suatu formasi yang seharusnya bisa tertata secara sistematis. Tapi sayangnya, mereka kurang mengerti akan maksud semua itu.

Di akhir acara mama belum juga menjemputku. Mungkin mama sibuk berbelanja sampai sampai lupa untuk menjemputku. Tapi tak apalah setidaknya aku masih ditemani beberapa teman disini.

Tradisi terakhir dilakukan. Apalagi jika bukan foto bareng. Berbagai pose dilakukan oleh Dita dan juga Amel yang mengaku sangat antusias dalam hal berfoto. Bella sebagai fotografer utama terlihat nampak kelelahan. Itu membuatku sedikit menahan tawa dan membujuknya untuk beristirahat.

"Bel, kalo lo capek udahan aja. Kok mau aja disuruh motoin" kataku menceramahi.

"Haha.. Tau aja lu, akhirnya ada yang mengerti penderitaanku yah" jawabnya lega.

"Ya tau lah, namanya aja Sean" jawabku sedikit penekanan.

Lama kelamaan teman teman sudah mulai pulang karena mengaku sudah bosan. Mereka sangat menyebalkan.

Hanya tinggal ada aku, Bella, Nimas, Dyra, Arlan dann.. Kama. Padahal tadi ada dua puluh lima anak yang datang. Dita dan mika mengaku tak sabar ingin ke mall. Jadi mereka berdua sudah hilang duluan entah lewat jalur yang mana.

Aku yang sedari tadi ditarik mondar mandir untuk mengabadikan momen juga merasa lelah. Tapi entah mengapa Arlan dan Kama belum juga pulang.

"Ada sesuatu nih" bisik Bella menggodaku.

"Ishh... Apaan" jawabku tak tau.

Tak lama setelah itu mama menjemputku. Amel yang mendengar aku ingin pulang tiba tiba saja bertindak di luar batas.

"An! lo jangan pulang dulu, foto dulu sama Kama, ya ya ya, pleasee" pintanya.

"Eh, apaan nih. Enggak dah!" tuntasku.

"Seann... Pleasee...." menunjukkan puppy eyes nya.

"Enggak. Lagian yang punya hubungan itu lo siapa, kok yang ribet kamu" jawabku seraya menahan tawa.

Amel berubah menjadi sosok yang pemaksa dan ganas. Lebih ganas dari semua atraksi yang pernah ia lakukan di hadapanku.

Tiba tiba entah mendapat power darimana Amel membuat keputusan yang lumayan gila. Secara spontan ia menarik lenganku dan juga lengan Kama sampai lengan kami menyatu. Alhasil aku dan Kama hanya berjarak beberapa senti saja.

Nervous. Itu yang benar benar kurasakan saat ini. Secara terpaksa aku hanya melukiskan senyum yang mungkin terlihat hambar jika di zoom lebih dekat.

"Serasi!" teriak Arlan dari kursi yang ia duduki.

Crazy! Temanku yang lain bukannya membantuku untuk menghilangkan rasa gugupku ini namun justru memberikan pandangan yang berbeda dan berbahaya dari sebelumnya. Aku seperti kehilangan nyawa. Mereka membuatku bingung harus berkata apa.

"Lo kalo nervous lucu ya" kata Kama mengejutkanku.

"Ehmm... Lucu darimananya" jawabku singkat.

Aku yang tadinya memasang senyum replika seketika berubah menjadi senyum tulus dari hati.

"Dapet kekuatan datimana nih gue!" gumamku dalam hati.

Antara kesel, kacau, seneng, senyum senyum sendiri. Ah, tauk. Mereka membuatku menggila saat itu juga.

Argghhh!!

KAMASEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang